[19] Di Pihak Devano

507 242 42
                                    

"Berteman dengan dia yang kita sukai, itu lebih baik daripada tidak sama sekali."

—Irine Ganiswa Zazkia—

—Irine Ganiswa Zazkia—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•Happy reading•


"Lepas," ketus Devano pada Irine. Devano melepaskan tangan Irine yang menggenggam tangannya. Tadi saat Devano baru saja keluar dari kamar mandi, tiba-tiba Irine datang dan langsung menariknya.

Tangan Irine akhirnya terlepas dari lengan Devano. Devano yang tidak tahu kenapa tiba-tiba gadis itu menariknya langsung bertanya. "Ngapain narik-narik gue. Lo mau apa?"

Sebelum menjawab, gadis itu menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, seperti memastikan tidak ada orang yang akan mendengar mereka. "Ini soal Bang Geo," jawab Irine menatap Devano.

Devano yang tadinya tidak tertarik menjadi penasaran. Dia masih diam memperhatikan Irine yang akan kembali berbicara.

"Sekarang Bang Geo lagi deketin Zena dan dia deketin Zena buat bales dendam sama lo, Dev," kata Irine memberitahu. Gadis itu yakin Devano sudah tahu kalau Geo kembali muncul, tetapi Irine pikir Devano belum tahu kalau Geo berusaha mendekati Zena.

"Gue udah tahu. Malah dia sendiri yang bilang ke gue," kata Devano.

Irine sangat tak mengira kalau kakaknya begitu berani. Jika Geo sudah terang-terangan, berarti itu tidak hanya sebuah ancaman, pasti Geo akan benar-benar melakukan sesuatu kepada Zena atau Devano. Irine sangat khawatir.

"Bang Geo kemarin sempet minta bantuan gue buat deketin dia sama Zena," jujur Irine.

"Jadi dia bisa deket sama Zena itu, karena bantuan lo? Lo gila?" ucap Devano yang langsung menarik kesimpulan kalau Irine membantu Geo. Devano seperti itu, karena dia sudah sangat mengkahwatirkan Zena. "Lo tahu, kan, abang lo kayak apa? Lo mau celakain Zena, ha?!" Devano tampak marah dengan Irine.

Kemarin gadis itu memohon kepadanya untuk membiarkan dia berteman dengan Zena, lalu sekarang apa? Kenapa Irine malah membawa Zena mendekati celaka? —pikir Devano tanpa menunggu penjelasan Irine.

"Dev, dengerin gue dulu," kata Irine. "Gue gak sejahat itu, lagipula buat apa gue mau celakain Zena?" tanya Irine menatap Devano. Irine memang tak ada niat ingin mencelakai Zena sekalipun dulu Zena adalah saingannya untuk mendapatkan Devano. Irine tak sejahat itu.

"Gue gak mau bantuin Bang Geo. Justru gue mau bantu lo buat gagalin rencana dia," ucap Irine tak bohong.

"Gue gak tahu pasti apa yang bakal Bang Geo lakuin ke Zena, tapi yang gue tahu, Selasa malem besok Bang Geo bakal ngajak Zena ke acara ulang tahun temennya dan kayaknya Bang Geo sama temen-temennya udah ngerencanain sesuatu," cerita Irine.

"Lo serius?" tanya Devano.

"Gue denger sendiri dari Bang Geo. Gue ngasih tahu lo, karena gue gak mau Zena kenapa-kenapa. Zena itu gak tahu apa-apa dan gue juga tahu kalau lo gak pernah ngekhianatin Bang Geo."

ABSQUATULATE (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang