[54] Pada Akhirnya Merekalah Yang Bersama

876 175 112
                                    

•Happy reading••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•Happy reading•


Suara langkah kaki yang berjalan ke arah meja makan mengalihkan atensi Devano dari piring di depannya. Kepala laki-laki berkaos cokelat tua itu menoleh dan didapati sang adik dengan penampilan rapi serta bau parfum yang menyodok indra penciumannya.

Dengan senyum manis yang sejak tadi menghiasi wajah mulusnya, Andra mendekat lalu berdiri di samping sang kakak yang sedang menikmati makan di sore hari itu. "Udah ganteng kan gue?" tanya Andra sembari menggerakkan tangan untuk merapikan rambut.

Devano tak menanggapi, dia kembali fokus pada piring di depannya lalu menyuapkan satu sedok nasi beserta lauk ke dalam mulut. Tak mengunyah sampai begitu halus Devano langsung menelannya dan berkata pada Andra yang masih sibuk merapikan penampilannya. "Setelah ini gue gak mau denger lo nyakitin Zena."

Andra menghentikan tangannya yang sejak tadi sibuk, menatap Devano yang masih duduk. "Gak akan gue biarin Zena sedih bahkan sampai buat dia kecewa. Gue bakal jaga dia untuk waktu yang lama. Gue janji," tutur Andra penuh keyakinan.

Devano mengangguk, tangan kanan Andra pun terangkat menepuk bahu Devano. "Sekali lagi makasih ya, Bang," katanya.

"Iya," jawab Devano. "Udah sana pergi," lanjutnya.

"Jadi pergi sama Zena, Ndra?" sahut Fina menghampiri kedua putranya di meja makan.

"Jadi, Ma. Nanti Andra langsung pulang kok," jawab Andra.

Fina yang sudah berdiri di depan Andra bergantian menatap Andra dan Devano. "Mama seneng ngelihat kalian rukun kayak gini," kata wanita berkulit putih itu. "Ini yang Mama pingin dari dulu," lanjutnya.

Devano dan Andra saling melempar pandangan kemudian keduanya mengulas senyum ke arah wanita yang sudah melahirkan dan membesarkan mereka dengan penuh kasih sayang.

"Ya udah kalau kamu mau pergi sekarang. Hati-hati ya, Ndra," pesan Fina dengan tangan mengusap lembut lengan Andra.

"Siap, Ma. Pergi dulu, ya," pamit Andra dibalas anggukan kepala oleh Fina. Setelah itu Andra pun pergi dan hanya menyisakan Devano bersama Fina di meja makan.

"Dev, makasih, ya. Kamu udah mau ngalah buat adik kamu. Kamu udah buat adik kamu bahagia. Mama yakin setelah ini akan ada banyak hal baik yang hadir di hidup kamu," kata Fina.

Senyum tulus terukir di wajah Devano. "Ma, maaf kalau sebelumnya aku selalu ngecewain Mama sama Papa. Tapi sekarang aku akan fokus sama masa depan aku, karena aku pengen denger Papa bilang Papa bangga sama aku."

ABSQUATULATE (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang