[21] Mereka Pacaran?

430 236 33
                                    

•Happy reading••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•Happy reading•


Zena yang baru saja sampai di kamar mandi sekolah dikejutkan dengan keributan yang ada di sana. Dia melihat ada satu siswi yang sedang diperlakukan tak baik oleh sekitar empat siswi lain. Ya, sedang terjadi perundung di sekolah SMA Adijaya. Di mana satu siswi berwajah antagonis sedang menjambak siswi yang terduduk di lantai dingin kamar mandi.

Zena yang melihat itu langsung mendekat. Dia menarik tangan siswi yang menjambak rambut siswi di lantai itu. "Kamu apa-apaan, sih?!" marah Zena. Meskipun Zena tidak mengenal siapa siswi yang sedang dirundung itu, tetapi Zena tak bisa diam saja.

Sandra—siswi berwajah antagonis yang tadi menjambak rambut siswi yang terduduk di lantai—menatap Zena dengan tak suka. Sangat terlihat dia marah dengan apa yang baru saja Zena lakukan. Berani-beraninya ada yang mengganggu dia, padahal selama ini tak pernah ada yang berani mencampuri urusannya.

"Lo murid baru gak usah ikut campur!" ucap Sandra begitu lantang. Siswi dengan rambut panjang bergelombang di bagian bawah itu tampak angkuh.

Zena tak memperdulikan Sandra, gadis itu memilih membantu siswi yang tadi dijambak. Zena membantu siswi itu berdiri. Bisa Zena lihat, rambut dan seragam siswi itu basah. Penampilannya sangat berantakan, pasti tadi dia sudah dibully habis-habisan oleh Sandra. —pikir Zena.

Saat Zena membantu siswi itu berdiri, tiba-tiba Sandra menarik lengan Zena dengan sangat kasar sampai membuat Zena meringis. Zena merasakan kuku panjang Sandra berhasil menancap di kulit tipisnya.

"Lepas!" sentak Zena berusaha melepaskan tangan Sandra dari lengannya. Namun, tidak bisa. Sandra justru semakin menekan kukunya di lengan Zena.

"Aw!" ringis Zena.

"Gak usah sok jadi pahlawan," kata Sandra yang semakin menekan kukunya. Sial, itu benar-benar sakit! —batin Zena.

"Lo mau gue buat kayak dia?" tanya Sandra dengan tatapan meremehkan.

Menahan sakit di lengannya, Zena sama sekali tak menunjukkan ketakutan. Dengan berani Zena balik menatap Sandra dengan tatapan menantang. "Coba aja," kata Zena.

Emosi Sandra terpancing. Baru kali ini ada yang berani dengannya. Besar juga nyalinya. —pikir Sandra.

"Kasih pelajaran aja, San," ucap salah satu teman Sandra mengompori.

"Enaknya diapain?" Sandra menatap Zena seolah menganggap Zena lemah.

"Jambak?"

"Awh!" ringis Zena yang kesakaitan karena tiba-tiba Sandra menarik rambutnya yang tergerai. Shit! Berani sekali dia menyentuh rambutnya yang selalu rapi! —batin Zena tak terima.

"Jangan mentang-mentang lo deket sama Andra, lo jadi sok!" kata Sandra sambil menarik rambut Zena lagi, sampai membuat kepala Zena ikut tertarik. "Asal lo tahu, bokap gue juga orang berpengaruh di sekolah ini. Gue bisa aja buat lo keluar dari sekolah ini!" ucap Sandra bermaksud mengancam.

ABSQUATULATE (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang