Kata Sandi

1K 115 8
                                    

Disepanjang perjalanan, Azalea hanya diam dan tidak mengatakan apapun. Sampai mereka tiba dirumah, Azalea memberanikan diri untuk bicara, karena itu yang membuatnya penasaran sedari tadi.

"Ada yang ingin kutanyakan." Ucap Azalea pelan.

Sakha langsung menatap Azalea dan menunggu gadis itu bicara.

"Tentang yang tadi kamu katakan, apa itu benar? Bukan berarti aku mengharapkan sesuatu, hanya saja aku ingin tahu apa yang harus kudengar dan tidak." Ucap Azalea.

"Aku sudah memintamu untuk mendengarkanku dengan baik, berarti itu kebenaran yang harus kamu dengar. Kenapa repot-repot bertanya padahal aku sudah memintamu untuk mendengarkan." Jawab Sakha kemudian berjalan naik keatas kamar.

Azalea hanya diam walaupun sebenarnya ada rasa bahagia dihatinya setelah mendengar ucapan Sakha, Azalea tersenyum dan berjalan menaiki kamar. Setelah selesai mandi, Azalea hanya berdiri terpaku menatap Sakha yang duduk diatas kasur sambil membaca majalah. Karena merasa tidak enak, Azalea menarik salah satu bantal dan berjalan menuju sofa.

"Mau kemana kamu?" Tanya Sakha.

"Aku akan tidur di sofa, kamu tidurlah dikasur." Jawab Azalea sambil tersenyum.

"Tidurlah dikasur, aku tidak akan menyentuhmu."

"Kenapa?"

"Kenapa lagi? Bagaimana jika orang tuaku datang dan mengetuk pintu secara tiba-tiba seperti kemarin, apa kamu siap menerima konsekuensinya jika ketahuan?" Ucap Sakha.

"Apa orang tuamu tahu sandi rumahmu?"

"Tentu saja." Jawab Sakha.

Dengan perasaan yang kurang nyaman, Azalea berjalan menuju kasur dan duduk disamping Sakha. Sesekali, Azalea menatap Sakha yang asik membaca majalah.

"Kapan aku bisa kembali pindah kekamarku? Aku merasa tidak enak terus tidur dikamarmu." Ucap Azalea.

"Sampai orang tuaku tidak lagi curiga, jam berapa kamu bekerja besok?" Ucap Sakha.

"8."

Sakha langsung menutup majalahnya dan meletakkan diatas meja, Sakha menarik selimut dan menyelimuti tubuh Azalea sampai ke bahu, kemudian Sakha mematikan lampu yang ada disamping Azalea. Azalea sempat menahan nafasnya saat Sakha berada diatas tubuhnya untuk mematikan lampu.

Walaupun canggung, Azalea mencoba tenang dan membelakangi tubuh Sakha agar jantungnya tidak semakin kencang karena tidur berhadapan dengan pria yang tampan itu.

***

"Laki-laki sialan, kenapa bertingkah sangat mencintaiku tapi nyatanya berselingkuh dibelakangku." Gumam Shezan.

"Kenapa? Kamu diselingkuhi lagi? Sudah aku katakan berhenti pacaran, pria itu tidak akan tahan dengan sifat mu yang seperti itu." Sahut Fadhlan yang sudah duduk dihadapan Shezan.

"Jangan ikut campur, apa kamu tidak punya kerjaan? Kenapa harus berada disini terus." Ucap Shezan.

"Aku mau sarapan sekaligus menanyakan Azalea tentang kebenaran wawancara kemarin, bagaimana bisa wanita yang kusukai malah menikahi sepupuku."

"Jawabannya karena kamu tidak cukup tampan untuk melawan ketampanan sepupumu." Jawab Shezan.

"Hah lihatlah jika aku tidak tampak tidak mungkin para wanita jatuh hati padaku."

"Lalu bagaimana dengan Sakha? Dia bahkan punya lebih banyak penggemar dari padamu walaupun dia bukan selebriti. Dia masih muda dan punya perusahaan, dia kaya dan multitalenta, siapa juga yang tidak mau dengannya." Ucap Shezan.

Tale On Paper(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang