Part 10

1.2K 135 2
                                    

"Kamu sudah bangun? Apa yang mengganggumu? Kamu tidak biasanya lemah dan membiarkan orang lain menyakitimu, aku melihat lutut dan tanganmu terluka." Ucap Shezan sambil membantu Azalea bangun dari tidurnya.

Azalea menekan kepalanya untuk menahan rasa sakit kemudian meraih segelas air dari Shezan. Azalea hanya diam dan tidak berniat untuk menjawab pertanyaan sahabatnya itu.

"Kenapa? Apa kamu tidak akan memberitahuku? Ada berapa banyak yang kamu rahasiakan dariku hah?" Ucap Shezan kesal.

"Bukan apa apa, aku akan mandi dan langsung ke perusahaan." Ucap Azalea kemudian berjalan menuju kamar mandi.

Setibanya diperusahaan, Azalea langsung menuju ruangan nya dan melemparkan tubuhnya diatas sofa, kemudian menutup mata nya untuk berfikir jernih.

"Azalea, apa kamu sudah lebih baik?" Tanya pak Farhan yang sudah berdiri di hadapan Azalea.

"Aku baik baik saja, kenapa pak? Apa ada yang harus aku lakukan?" Tanya Azalea.

"Kenapa kamu datang ke perusahaan di hari libur mu, kalau begitu temani aku untuk menemui seseorang, kita ada kerja sama dengannya." Jawab Pak Farhan.

Azalea hanya mengangguk dan mencoba untuk berdiri dari duduk nya.

"Azalea, aku peringatkan kepadamu, jaga sikap dan emosimu, dia orang yang penting." Ucap Pak Farhan kemudian keluar dari ruangan.

***

Setelah menyelesaikan beberapa laporan, Sakha memilih keluar dari perusahaan nya untuk mencari udara segar. Namun, tanpa direncakan Sakha bertemu dengan Fadhlan di sebuah market.

"Sakha? Kemana tujuanmu?" Tanya Fadhlan.

"Yang pastinya bukan urusanmu." Jawab Sakha sambil menarik sebotol minuman dari dalam kulkas.

Fadhlan menatap kesal kepada Sakha setelah mendapat jawaban itu. Setelah selesai berbelanja, Sakha berencana akan pergi, namun Fadhlan menahannya dan meminta diberikan tumpangan.

"Aku akan ikut denganmu, aku sedang bosan, biarkan aku bermain denganmu." Ucap Fadhlan.

"Apa aku terlihat seperti seseorang yang mempunyai waktu untuk bermain?" Ucap Sakha yang sudah berdiri di samping mobilnya.

"Ayolah, aku sudah meminta manager ku untuk pergi, jadi aku tidak punya pilihan lain selain pergi denganmu." Ucap Fadhlan kemudian langsung masuk ke mobil Sakha.

Sakha hanya menatap pria itu dan tidak bisa melakukan apapun lagi. Sakha memasuki mobil dan melajukan nya kejalanan. Seperti biasanya, Sakha tidak berbicara sama sekali dan fokus mengemudi. Fadhlan yang sangat tidak suka suasana sepi itu, mencoba mencari cara agar Sakha berbicara dengannya, namun dia tetap gagal berulang kali. Sampai akhirnya, Fadhlan mengatakan sesuatu yang membuat Sakha khilangan konsentrasi nya.

"Apa kamu menyukai Azalea? Jika hanya untuk bermain, aku sarankan lebih baik kamu tidak melakukan nya. Dia bukan gadis yang bisa kamu bawa bermain, dia akan melawanmu dan tidak perduli dengan posisimu." Ucap Fadhlan.

"Kenapa kamu ingin tahu? Apa kamu menyukainya dan takut dia terluka?" Ucap Sakha.

"Hmm, aku menyukainya, namun aku tidak pernah punya keberanian untuk mengungkapkannya. Aku merasa, aku tidak terlalu baik untuknya."

"Kalau begitu dia akan jadi milikku." Jawab Sakha.

Fadhlan terkejut mendengar ucapan itu dan menatap Sakha tidak suka.

"Aku bisa melihat tatapan busukmu." Ucap Sakha.

"Sakha, ayolah. Jangan bermain dengannya, dia hanya gadis polos yang tidak mengganggu siapa pun, lebih baik lepaskan dia." Ucap Fadhlan.

Tale On Paper(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang