Menikah

1.4K 115 2
                                    

Dengan perasaan yang masih kesal dengan tingkah Sakha, Azalea terlihat cemberut dan tidak bebricara apapun kepada Sakha. Sementara Sakha, terus melirik wanita yang duduk disampingnya sambil tersenyum bahagia. Sakha sangat suka mengusili Azalea dan dia akan tersenyum bahagia melihat wajah kesal istrinya itu.

Tanpa sepengetahuannya dan persetujuannya, Sakha membawa Azalea ke hotel nya secara tiba-tiba. Azalea langsung terkejut saat Sakha memarkirkan mobil diparkiran khusus miliknya dan menatap Sakha yang tidak bereaksi sama sekali.

Sakha langsung turun dari mobil dan membukakan pintu untuk Azalea, wanita itu hanya menurut dan keluar dari mobil walaupun ada beribu pertanyaan yang ingjn dilontarkannya kepada Sakha.

"Aku ada rapat penting dan tidak bisa ditinggalkan, tunggulah diruangan ku dan aku akan menemuimu nanti." Ucap Sakha sambil mengelus lembut kepala Azalea didepan lobi kemudian memanggil Arya yang berada di meja lobi.

"Iya Tuan."

"Antarkan istriku keruangannya, aku akan menghadiri rapat." Ucap Sakha.

"Baik Tuan, silahkan Nyonya." Ucap Arya yang kemudian mempersilahkan Azalea.

Azalea hanya diam tanpa bereaksi dan terlihat wajah nya masih cemberut, membuat pipi tembem nya menumpuk dan membulat sehingga membuat Sakha tidak tahan menyaksikan itu. Sakha langsung kembali berjalan mendekati Azalea, semua mata menatap Sakha yang berbalik arah padahal dia sudah berjalan jauh, begitu pun dengan Azalea dia tidak tahu hal gila apa yang akan dilakukan oleh suaminya lagi.

Tiba-tiba

Cup

Sebuah kecupan lembut dari Sakha dipipi Azalea, Azalea membuka mulutnya secara spontan karena terkejut dengan apa yang dilakukan Sakha. Tidak hanya Azalea, bahkan semua yang ada disana bereaksi sama dan tidak kalah terkejutnya dari Azalea. Mereka menutup mulut dan tersenyum sendiri karena baper melihat kejadian itu.

"Aku akan menemui mu nanti jadi tersenyumlah dan jangan cemberut." Bisik Sakha kemudian menyentuh ujung hidung Azalea.

"Enyahlah sebelum aku memukulmu." Jawab Azalea geram sambil menahan giginya.

Namun, hal itu malah membuat Sakha tersenyum dan semakin bahagia.

Setibanya diruangan Sakha, Azalea melirik disekitar ruangan dan melihat apa saja yang dilakukan oleh suaminya itu. Begitu banyak dokumen, buku-buku, dan beberapa kerajinan tangan dari kayu yang ada dilemari.

1 jam, 2 jam, Sakha terus melirik jam dan berharap rapat itu segera berakhir. Akhirnya setelah 2 jam 35 menit, rapat selesai dan kesepakatan dilakukan. Sakha langsung keluar dari ruangan tanpa membawa dokumen yang ada dihadapnnya dan meminta Arya yang membawanya. Sakha langsung berlari menuju ruangannya itu, karena sudah tidak sanggup menahan rasa rindu kepada wanita yang dicintainya.

Sakha langsung tersenyum saat melihat Azalea tertidur diatas sofa dengan menyilangkan kedua tangannya diatas dada. Sakha berjalan mendekati Azalea dan mengusap lembut kepala Azalea.

"Hah memangnya kamu ini bos? Kenapa menyilangkan tanganmu seolah berlagak seperti ini." Ucap Sakha sambil meluruskan kedua tangan istrinya itu.

Sambil menunggu Azalea bangun, Sakha membaca buku dan duduk disamping istrinya. Namun, karena tidak berada dirumah, tentunya Azalea tidur hanya sebentar dan terbangun setelah beberapa menit Sakha berada didalam ruangannya.

"Kamu sudah bangun? Ini minumlah." Ucap Sakha kemudian memberikan secangkir jamu.

"Apa ini? Jus jeruk? Jus mangga?" Tanya Azalea kebingungan sambil melirik isi gelas.

"Tidak itu jamu, minumlah, itu bagus untuk kesehatanmu dan bayi kita." Ucap Sakha dengan santainya.

Uhuk!!  Uhuk!!!

Spontan Azalea langsung terbatuk dan mengeluarkan sedikit jamu dari mulutnya. Sakha langsung mengambil tissu dan membersihkan bibir istrinya.

"Apa kamu akan terus begini hah?! " Ucap Azalea sambil memukul bahu Sakha.

Sakha langsung mengusap-usap bahunya untuk menghilangkan rasa sakit.

"Aahh!! Kenapa? Apa yang aku lakukan? " Ucap Sakha.

"Kita bahkan belum tahu tentang kehamilan itu, tapi kenapa kamu membicarakannya seolah sudah pasti. Kamu juga membicarakan itu pada Ayah pagi ini, aku sangat malu." Ucap Azalea kesal.

"Kenapa harus malu? Bukankah kita memang melakukannya?"

"Aku tahu, tapi apa harus mengatakannya kepada Ayah? "

"Sebenarnya tidak, tapi aku terlalu bahagia." Ucap Sakha kemudian membersihkan kembali bibir Azalea yang masih sedikit kotor.

Azalea langsung menjauhkan wajahnya agar Sakha tidak dapat meraihnya, namun tangan Sakha lebih cepat dan mengembalikan wajah istrinya itu dihadapannya.

"Jika kamu ragu, haruskah kita melakukannya lagi?" Bisik Sakha.

"Aakhh!!! Sakha gila!!! " Teriak Azalea sambil memukul-mukul Sakha dengan bantal sofa.

Sakha mengelak disetiap pukulan istrinya sambil tertawa karena lucu, namun mereka tidak sadar bahwa mereka menjadi tontonan yang sangat menarik bagi orang-orang yang ada diluar ruangan itu.

Ketika Sakha melirik ke kaca ruangannya, barulah Sakha bahwa semua orang memperhatikan mereka. Sakha langsung menutup kaca dengan tirai otomatisnya dan kembali mengusili Azalea.

Selama seminggu, Sakha akan membawa Azalea kekantor sebanyak 3-4 kali, dan sisanya Sakha meminta Azalea untuk mengikuti olahraga dan berbagai kegiatan untuk menjadi wanita yang lebih sehat. Sakha sudah meminta Azalea untuk berhenti dari kerjanya karena dia ingin Azalea konsen mengurus keluarganya saja. Walaupun kabar kehamilan belum terdengar, tapi Sakha sangat memperhatikan dan memperdulikan Azalea seakan wanita itu sedang hamil.

Malam ini, merupakan anniversary pernikahan mereka yang ke 2 tahun. Jika dilihat dari perjanjian, pernikahan mereka akan berakhir setelah 2 tahun, kecuali ada perubahan yang dibutuhkan.

Sakha memeluk tubuh Azalea dari belakanh di balkon rumah sambil menatap danau dan diterpa oleh angin sepoi-sepoi. Sakha mengecup lembut kepala Azalea dan memeluk erat istrinya, seakan tidak ingin wanita itu menjauh satu cm pun.

"Azalea, aku sangat mencintaimu." Ucap Sakha.

Azalea hanya tersenyum tanpa menjawab.

"Kamu akan terus diam? Tidak akan menjawabnya?" Ucap Sakha.

Azalea menghadap ke arah Sakha dan mengecup lembut pipi suaminya.

"Hmm, aku juga mencintaimu dan izinkan aku menemanimu disisa umur kita." Jawab Azalea.

Sakha langsung tersenyum dan kembali memeluk erat tubuh mungil Azalea.

"Aku ada rencana tapi aku butuh persetujuanmu." Ucap Sakha.

Azalea langsung menghadap Sakha untuk mendengar dengan jelas apa rencana itu.

"Dulu kita menikah karena kontrak dan penuh dengan persyaratan yang tidak masuk akal, karena hari ini adalah batas pernikahan didalam kontrak, maukah kamu menikah denganku? Menikahlah denganku tanpa kontrak, tanpa persyaratan, tanpa rahasia, tanpa ada unsur kepentingan pribadi. Biarkan aku menikahimu karena mencintaimu dan ingin menjagamu, aku akan menjagamu, keluargamu dan keluarga kita nanti. Jadi, biarkan aku merayakan pernikahan kita ini tanpa sembunyi lagi, dan aku akan mengumumkan kepada dunia siapa wanita yang aku cintai." Ucap Sakha yang sudah berlutut dihadapan Azalea sambil memberikan sebuah cincin berlian berwarna putih bening.

Azalea tidak kuasa menahan tangis dan menutup matanya agar Sakha tidak melihat nya menangis. Sakha tersenyum dan memeluk Azalea, kemudian mencoba membuka tangan Azalea untuk melihat wajahnya.

"Kenapa menangis? Bukalah tanganmu, aku ingin melihat wajah cantikmu." Ucap Sakha sambil tersenyum bahagia.

"Kenapa kamu mengatakan itu? Aku benar-benar tersentuh dan tidak bisa menahan air mataku." Jawab Azalea dalam isak tangisnya.

Sakha langsung tertawa dan memeluk erat tubuh Azalea.

Maaf kepada para readers dikarenakan lama mengupdate eps nya, akhir-akhir ini Author sedang sibuk dan tidak sempat mengupdate, mohon maaf 🙏 happy reading, jangan bosan-bosan ya💙

Tale On Paper(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang