Berkunjung

959 115 0
                                    

"Apa yang sedang kamu pikirkan pagi-pagi begini?" Tanya Shezan yang baru datang dan duduk disamping Azalea.

"Aneh, ini benar-benar aneh." Ucap Azalea sambil berfikir.

"Apa yang aneh? Bicara yang jelas."

"Kenapa dia melarangku kembali ke kamarku dan kenapa dia berbohong tentang kata sandi rumah? Apa dia sudah gila? Atau dia sedang sakit, atau mungkin dia sedang stres? "

"Aku rasa kamu yang stres, katakan yang jelas biar aku tahu! " Ucap Shezan kesal.

"Aku sedang membicarakan Sakha, dia melarangku kembali ke kamarku dan berbohong bahwa orang tuanya tahu sandi rumah, dia memintaku tidur seranjang dengannya supaya tidak ketahuan keluarganya kalau kami tidur terpisah." Ucap Azalea.

"Sakha melakukan itu? Wah aku tidak menyangka manusia sepertinya bisa seperti itu. Bukankah sudah jelas, dia menyukaimu." Ucap Shezan sambil mengeluarkan Hp nya.

Azalea spontan langsung menyemburkan air yang ada didalam mulutnya dan membasahi lantai, Shezan langsung menatap Azalea kesal melihat tingkah laku sahabatnya itu.

"Kenapa? Apa kamu akan memintanya untuk menjauh setelah mengetahui dia menyukaimu? Bukankah kamu akan melakukan hal seperti itu saat pria itu mulai menyukaimu." Ucap Shezan sambil membantu Azalea membersihkan bibirnya dari air.

"Bukan begitu, kenapa kamu harus mengatakan itu? Berdasarkan apa kamu bisa mengatakan bahwa dia menyukaiku? Jika kamu tahu bagaimana dia memperlakukan ku, kamu tidak akan mungkin dengan mudahnya mengatakan itu." Jawab Azalea.

"Bagaimana dia memperlakukan mu?"

"Aku seperti perisai untuk menjaga perusahaan nya tetap aman, jika dunia tahu kebohongan pernikahan ini, apa kamu tahu bagaimana nasib perusahaannya?"

"Apa kamu pikir perusahaan Sakha sepayah itu? Dengar Nyonya Azalea, Sakha sudah membangun perusahaan itu bertahun-tahun lamanya dan dia menjadi kepercayaan semua pengusaha, dia pengusaha muda ternama, bagaimana mungkin hanya hal seperti itu bisa membuat perusahaannya hancur. Jika memang kalian ketahuan, yang rugi mungkin bukan dia, tapi kamu. Orang-orang akan menilai mu buruk, bisa saja mereka akan mengatakan kalau kamu menjebak Sakha agar bisa menikah dengan mu, secara dia pria tampan yang kaya, wanita mana yang tidak mau dengannya."

"Benarkah? Lalu bagaimana jika mereka tahu pernikahan ini dilakukan karena dia ingin menutupi rumornya?"

"Hmm mungkin dia akan mendapat skandal tapi kurasa itu tidak akan buruk, mengingat dia orang hebat yang tidak mungkin dibuang begitu saja."

"Halo, apa aku memang sahabatmu? Kenapa kamu malah membelanya?"

"Ei sudahlah, untuk apa membicarakan itu disaat semua itu tidak mungkin terjadi. Apa yang kamu lakukan setelah pulang kerja nanti? Haruskah kita makan malam bersama?" Tanya Shezan antusias.

"Makan saja dirumahku, Sakha sedang keluar negeri."

"Kapan dia akan kembali?"

"Bagaimana aku bisa tahu, sedangkan pergi saja dia tidak mengabari ku." Ucap Azalea sendu sambil merapikan alat make up nya.

"Ck ck ck, kamu benar-benar istri yang terbuang." Ucap Shezan.

***

Setelah selesai kelas olahraga, semua siswa dan siswi kembali ke kelas mereka setelah berganti pakaian. Arisha yang melihat Azam sedang memasuki ruang ganti, berjalan mengikuti pria itu sendirian. Arisha melihat disekitar dan tidak ada seorang pun disana, kecuali Azam yang sedang membuka bajunya untuk berganti pakaian. Saat Azam baru saja membuka bajunya, Arisha langsung berdiri dihadapan Azam sambil memberikan selembar kertas.

"Aish!!! Apa yang kamu lakukan?! Dasar mesum!! " Teriak Azam kesal sambil menutupi tubuhnya dengan baju.

"Kau ingin mati? Aku akan membunuhmu disini. Ini, wali kelas memintaku memberikannya padamu."

"Apa ini?" Tanya Azam setelah mengenakan bajunya dan mengambil kertas dari tangan Arisha.

"Surat tentang imunisasi." Jawab Arisha.

Azam langsung menatap Arisha dengan menahan emosi, sementara Arisha hanya menaikkan satu alisnya dengan santai sambil menatap Azam.

"Aku belum pernah memukul wanita, dan sepertinya kali ini aku akan melakukannya." Ucap Azam menahan emosi.

"Benarkah? Cobalah, kudengar sekarang jika memukul seorang gadis kamu harus menikahinya. Baguslah, kita bisa serumah dengan Kakakku dan Kakakmu, karena kita sekeluarga akan menikah." Ucap Arisha sambil tersenyum miring dan melemparkan kertas itu ke hadapan Azam.

Azam meraih kertas itu dan mencoba membukanya.

"Ah!! Otot dadamu sangat Bagus, pertahankan agar itu bisa menjadi kebanggaan saat kita menikah nanti." Ucap Arisha dari balik pintu sambil tersenyum jahat.

Azam menutup matanya dan menarik nafas panjang untuk menahan tingkah gila gadis itu.

"Dia sepertinya menyukaimu."

"Dia? Hah! Sekali pun tidak ada lagi wanita di dunia ini, aku tidak akan meliriknya." Jawab Azam.

Azam kemudian melirik ke sumber suara dan melihat siapa yang berbicara dengannya.

"Kenapa berbicara denganku? Sejak kapak kita saling bicara." Ucap Azam kesal saat melihat Azril yang berbicara padanya.

"Sejak kejadian pengeroyokan itu, kamu berhutang nyawa padaku, setidaknya ingat itu." Ucap Azril tersenyum miring kemudian menepuk ringan bahu Azam sebelum pergi.

Azam langsung mengibas-ngibaskan bahunya untuk menghilangkan bekas tangan Azril.

***

Azalea sudah memasukkan beberapa potongan daun bawang kedalam panci yang berisikan daging, sosis, mi, kentang, dan beberapa sayuran lain didalamnya. Panci itu benar-benar terlihat merah karena saus dan sambal yang mereka masukan kedalamnya untuk membuat resep masakannya menjadi menarik.

"Wah aku benar-benar gawat jika besok tiba-tiba ada jadwal." Ucap Shezan sambil menelan liur saat melihat isi panci.

Ting tong

Azalea langsung membuka pintu dan melihat Azam tiba.

"Kenapa kamu kesini?" Tanya Azalea.

"Ada yang ingin aku sampaikan, ayo masuk jangan sungkan." Jawab Azam sambil tersenyum.

"Jangan sungkan jidatmu, rumah siapa yang sungkam siapa." Gumam Azalea sambil menutup pintu.

"Wahh!! Apa kalian pesta tanpa membawaku? Oke, beginilah akhir dari hubungan kita." Ucap Azam begitu melihat panci diatas meja.

"Oouuhh tampanku sudah datang, ayo sini duduk. Kakak akan memberimu makan yang banyak." Ucap Shezan begitu melihat Azam tiba.

Azam langsung duduk disamping Shezan dan meletakkan kertas yang tadi digenggamnya diatas meja.

"Ah benar, kak aku akan masuk universitas global. Kakak tahu bukan itu universitas favorit di negeri ini, aku direkomendasikan kesana." Ucap Azam kepada Azalea.

"Benarkah? Wah, jurusan apa yang akan kamu ambil?" Tanya Azalea antusias.

"Pernikahan, aku ingin belajar bagaimana mendapatkan pasangan hidup yang Bagus dari luar dan dalam nya seperti suami Kakak, dan tentunya Bagus keuangannya seperti Kak Sakha." Jawab Azam sambil tersenyum manis.

Plakk!!

"Ahhkk!!! " Teriak Azam sambil menggosok kepalanya setelah mendapat pukulan sendok bulat dari Azalea.

"Jangan memukulnya, aish kenapa kamu menyakiti tampanku." Ucap Shezan sambil mengusap kepala Azam.

"Kak, bisakah aku berpindah ke KK Kakak? Aku sudah tidak sanggup menjadi Adiknya." Ucap Azam kepada Shezan.

Shezan tersenyum dan menyuapi Azam sepotong daging.

Saat mereka sedang asik, tiba-tiba seseorang membunyikan bel dan Azalea segera membukanya.

"Kamu? Kenapa bisa datang sekarang?" Ucap Azalea setelah melihat siapa yang ada didepan pintu.

Tale On Paper(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang