Part 5

1.4K 131 1
                                    

Seperti biasanya, Azam berangkat ke sekolah menggunakan motornya kesekolah dan memarkirkannya. Azam menarik tasnya dan membiarkan kancing bajunya terbuka dan baju yang dikeluarkan. Sungguh, kelakuan Azam yang luar biasa itu tidak bisa lagi diberi teguran oleh para guru, terlebih lagi Pamannya adalah investor terbesar disekolah itu, karena itu mereka merasa tidak enak menegur Azam.

Azam melemparkan tas nya ke atas meja dan menyandarkan kepalanya ke sandaran kursi sambil menutup matanya. Dia ingin merasakan ketenangan setidaknya sebentar saja.

Duar!!

Seorang pria yang berasal dari kelas Azam terlempar ke samping meja Azam, pria itu langsung berdiri dan menunduk untuk meminta maaf kepada Azam. Azam tidak bergeming dan menatap kepada tiga orang pria yang berdiri dihadapan pria yang terjatuh itu. Azam tahu, itu adalah ulah dari tiga orang anak nakal itu.

"Maafkan aku Azam, aku tidak sengaja." Ucap Rafiq, pria yang tadi terlempar ke meja Azam.

"Berlututlah, kamu tidak pantas meminta maaf kepadanya dengan cara begitu." Sahut Thayyar yang merupakan ketua dari dua orang pria tadi.

Azam tidak mengatakan apapun dan kembali menutup matanya dan bersandar di sandaran kursi. Melihat Azam yang terlihat tenang, Thayyar kembali menarik kerah baju Rafiq dan membawanya ke meja guru. Mereka bertiga menyeret tubuh kecil Thayyar yang tidak berdaya itu, semua orang memperhatikan mereka dan merasa kasihan. Namun, mereka tidak dapat membantu, karena ketiga pria itu memiliki orang tua yang cukup berpengaruh disekolah itu.

Begitulah sistem sekolah swasta mereka, siapa pun yang memiliki uang akan memiliki pengaruh yang besar bagi anak anak mereka.

Bumm!! Bummm!!!

Satu persatu pukulan mendarat di wajah Rafiq, mereka tertawa bersama saat melihat Rafiq kesakitan dan tidak melawan. Thayyar kemudian mengeluarkan sebatang rokok dan melemparnya ke hadapan Rafiq.

"Isap itu, aku akan memotretmu dan menjadikan kamu artis sekolah ini." Ucap Thayyar yang disahut dengan tawa dua orang teman nya.

Rafiq tidak mau melakukan itu dan tidak menyentuhnya, karena marah melihat reaksi Rafiq, Thayyar menendang nendang tubuh Rafiq.

"Isap!! Aku bilang isap!!!! " Teriak Thayyar sambil menendang Rafiq.

Duarr!!

"Aahhh!!! Siapa yang melakukan ini?! Siapa?!!" Teriak Thayyar saat sebuah bangku mendarat di punggungnya.

Azam berjalan ke arah mereka dan menarik Rafiq untuk berdiri.

"Aish, kenapa kamu tidak melawan? Kamu seorang pria gagah tapi tidak punya keberanian sama sekali. Sini biar kulihat apa saja yang terluka." Ucap Azam sambil memeriksa tubuh Rafiq yang penuh darah.

Sementara ketiga pria itu sudah terdiam dan tidak melakukan apapun saat Azam ikut campur.

"Tangan mu sepertinya terkilir, minggirlah, kamu harus menyaksikan sesuatu yang menarik." Ucap Azam sambil mendorong pelan tubuh Rafiq untuk menjauh.

Azam menatap ketiga orang pria yang sudah berdiri dihadapan nya itu dengan tatapan tajam.

"Kemarilah, aku tidak akan memukulmu sampai berdarah jika kalian masing masing menyerahkan satu tangan kalian untuk kupatahkan." Ucap Azam sambil bermain dengan tangan nya.

Ketiga pria itu melangkah mundur dan mencoba untuk menjauh dari Azam, melihat reaksi itu membuat Azam tersenyum miring.

"Haha kalian ketakutan saat aku meminta tangan kalian, tapi kalian dengan santai nya mengeroyok seorang pria lemah." Ucap Azam.

Tale On Paper(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang