Disaat Azalea sudah kembali kerumah dan Sakha pergi, Liyana datang ke pernikahan itu saat mengetahui bahwa Sakha akan menikah hari itu. Liyana bersikeras ingin masuk ke gedung disaat para pengawal sudah melawannya.
"Apa kalian tahu siapa aku? Aku akan membuat kalian menyesal karena mencegahku! " Teriak Liyana.
"Maaf Nona, kami tidak perduli siapa pun anda, karena Tuan Sakha sudah mengingatkan untuk hanya mengizinkan masuk orang yang membawa undangan." Jawab salah seorang Pengawal.
"Aku temannya, wanita yang dijodohkan dengannya, bagaimana mungkin aku tidak melihat pernikahan? Aku harus melihat siapa wanita yang menikahinya." Ucap Liyana.
"Kamu tidak akan bisa masuk, aku sepupunya saja tidak diizinkan masuk walaupun sudah menelepon Pamanku. Menyerahlah, dan kembali saja." Ucap Fadhlan yang berjalan pergi meninggalkan gedung.
Melihat itu membuat Liyana menjadi semakin yakin bahwa dia tidak akan bisa masuk bagaimana pun caranya, Liyana semakin curiga, kenapa Sakha harus menyembunyikan wanita yang menjadi istrinya.
***
Setelah melihat sekeliling rumah yang begitu Indah dan mewah itu, Azalea merasa lelah dan beristirahat dikamarnya. Azalea merebahkan tubuhnya diatas kasur dan menatap langit langit kamarnya.
"Sebenarnya apa yang sudah aku lakukan? Apa aku benar benar sudah melalukan yang terbaik?" Gumam Azalea.
Karena pesta yang tertutup itu, Sakha tidak mengadakan pesta hingga malam, mereka hanya menyelenggarakan pesta nya di siang hari saja. Setelah selesai dengan urusannya, Sakha kembali kerumahnya untuk beristirahat.
Sakha terkejut saat membuka pintu, karena dia melihat rumah yang begitu gelap tanpa pencahayaan sedikit pun. Sakha menekan remot dan menghidupkan semua lampu, menekan tombol yang membuat kacanya ditutupi dengan dinding kedap suara dan gorden yang tertutup secara otomatis. Sakha berjalan menuju kamar Azalea, untuk melihat apa yang dilakukan gadis itu. Saat Sakha membuka pintu, Sakha dapat melihat dengan jelas gadis itu terbaring diatas kasur dengan wajah yang sangat kelelahan.
Sakha kembali ke kamarnya dan membersihkan tubuhnya, kemudian Sakha berjalan ke dapur dan membuat beberpa makanan untuk makan malam. Mencium bau yang lezat dan menggoda dari goreng udang saus pedas manis itu, membuat kantuk Azalea menghilang dan lebih mengikuti bau yang enak yang membuat perutnya lapar itu. Azalea berjalan menuju sumber bau dan dapat melihat dengan jelas bagaimana Sakha memasak dengan gagah dan tampannya didapur. Sakha menggoreng dan memotong berbagai macam bahan dapur yang akan dicampurnya dan dijadikan nya makan malam.
Melihat Azalea yang menelan ludahnya karena menahan rasa lapar, membuat Sakha bisa tahu bahwa wanita itu belum makan apapun seharian. Sakha menyajikan beberapa makanan buatannya dan meletakkan nya diatas meja makan. Sakha kemudian meletakkan piring dan memasukkan nasi kedalamnya.
"Cicipilah, makanlah walaupun tidak enak, agar kamu bisa bertahan hidup." Ucap Sakha sambil duduk di kursi.
Mendengar itu dengan senang hati Azalea duduk disamping Sakha dan menyantap masakan yang ada diatas meja. Namun, rasa lapar itu harus berperang dulu dengan kesulitan yang dihadapi Azalea saat membuka kulit udang, Azalea kesulitan dan berulang kali mengenai saus ke tangannya.
"Kenapa tidak ada yang bisa kamu lakukan." Ucap Sakha sambil menarik udang dari tangan Azalea.
Sakha mengupas dan membuang kulitnya, kemudian memberikan nya kepada Azalea.
"Kenapa kamu tidak mengupasnya sebelum memasaknya? " Tanya Azalea.
"Karena malas." Jawab Sakha singkat.
"Ah benar, tidak ada yang bisa mengalahkan rasa malas." Jawab Azalea pelan kemudian menyantap makanan yang ada didalam piringnya.
Setelah selesai makan, Sakha memberikan beberapa potongan buah kepada Azalea untuk dicicipi. Azalea tentunya langsung menerima karena gadis ini memang sangat sulit untuk menolak makanan, dia adalah penikmat segala macam makanan. Setelah selesai, Sakha berjalan kelantai atas untuk menuju kekamarnya.
"Apa kamu akan tidur?"
"Kenapa kamu ingin tahu?" Ucap Sakha.
Azalea hanya tersenyum dan menampakkan giginya untuk menahan rasa malu.
"Tutuplah wajahmu jika terlalu malu." Ucap Sakha kemudian berjalan menuju kamarnya.
Azalea langsung cemberut mendengar ucapan Sakha, bagaimana bisa dia tidak mengatakan apapun dihari pertama pernikahan mereka. Dia bahkan langsung pergi setelah pesta pernikahan, Azalea benar benar harus mempersiapkan dirinya untuk menerima semua konsekuensi dari apa yang sudah dimulainya.
"Kuatlah Azalea, ini akan berakhir setelah 2 tahun. Bertahanlah, masa bebasmu akan tiba setelah 2 tahun." Gumam Azalea dalam hati.
***
Diperjalanan pulang, Liyana menghentikan mobilnya saat melihat Fachrul yang sedang berada disebuah cafe. Liyana berfikir bahwa Fachrul akan tahu siapa gadis yang dinikahi Sakha, karena dari daftar tamu yang dilihatnya, ada nama Fachrul disana. Liyana berlari kecil menghampiri Fachrul dengan menggunakan masker dan kaca matanya. Tanpa basa basi dan rasa malu, Liyana duduk tepat dihadapan Fachrul yang terlihat kebingungan melihat kedatangan gadis itu.
"Kamu datang ke pernikahannya kan?" Ucap Liyana tanpa basa basi.
"Kenapa? Apa kamu marah karena tidak diundang?" Ucap Fachrul.
"Katakan kepadaku, siapa gadis yang dinikahinya." Ucap Liyana.
"Kenapa kamu ingin tahu,disaat kamu tidak akan bisa melakukan apapun, setelah mengetahui siapa istrinya?" Ucap Fachrul.
"Aku hanya ingin tahu siapa gadis itu, jadi katakan padaku."
"Maaf Nona Liyana, kita tidak terlalu dekat untuk memberikan informasi satu sama lain. Kita hanya bertemu sekali secara kebetulan karena kesalahpahaman kursi pada waktu itu, kenapa anda meminta informasi dari orang yang baru anda temui sekali." Jawab Fachrul.
"Benar, saat itu Sakha mengatakan kalau karyawan itu adalah pacaranya. Apa mungkin Sakha menikahi wanita itu? "
"Hah, aku pikir Sakha tidak akan melakukan itu, kenapa dia harus menikahi wanita biasa sepertinya." Jawab Fachrul yang mulai gugup.
Fachrul sengaja menyembunyikan hal itu, karena dia tahu bahwa Liyana menyukai Sakha, dan dia tidak akan mungkin tetap diam saat melihat pria yang dicintainya menikahi wanita lain.
"Benar, dia tidak akan menikahi gadis itu, katakan padaku siapa gadis yang dinikahinya?! " Ucap Liyana.
"Jika anda begitu penasaran, tanyakan langsung dengan Sakha. Tapi itu jika anda memang berani, karena anda sendiri tahu bagaimana Sakha." Jawab Fachrul tanpa ekspresi.
Karena merasa suasana sudah tidak nyaman, Fachrul berniat untuk pergi dari cafe itu dan menghindari Liyana.
"Sebaiknya terima saja apa yang sudah terjadi, karena anda akan menyakiti diri anda sendiri. Anda bahkan tidak tahu bukan, bahwa apa yang sudah anda lakukan mungkin saja akan membahayakan orang lain suatu hari nanti." Ucap Fachrul kemudian berjalan pergi meninggalkan Liyana.
"Apa maksud nya? Apa dia tidak waras? Kenapa aku harus membahayakan orang lain?" Gumam Liyana.
Fachrul memasuki mobilnya dan melajukannya kejalanan, Fachrul masih kacau dan tidak bisa menerima apa yang baru saja dilihatnya.
"Bagaimana bisa Sakha menikahi Azalea? Aku tidak yakin mereka menikah karena saling mencintai, pasti ada sesuatu yang terjadi. Aku akan menyelidikinya bagaimana pun caranya." Ucap Fachrul kemudian melajukan mobilnya kejalanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tale On Paper(END)
Romance"Aku akan mendapatkan apapun yang aku inginkan, aku tidak pernah membiarkan siapa pun menyentuh milikku secuil pun." Arsakha. "Ayo sudahi hubungan ini, aku sudah bosan dan terlalu muak untuk berbicara dengan mu lagi. Aku akan hidup dan sibuk dengan...