Rumah Mertua

959 109 4
                                    

Setelah melewati malam yang panjang, akhirnya mereka bisa kembali menggunakan kapal yang dikirim Ibu Aniq yang khawatir melihat mereka tidak pulang semalaman. Ibu Aniq langsung menghampiri mereka saat menepi di tepi pantai dan membantu Azalea untuk turun.

"Kalian tidak apa-apa? Apa ada yang terluka? " Tanya Ibu Aniq.

"Aku baik-baik saja, aku malah bersyukur terjebak disana, karena Azalea terlihat nyaman memeluk ku semalaman." Ucap Sakha dengan senyuman penuh kemenangan.

"Kamu sudah gila?" Ucap Azalea kepada Sakha tanpa suara.

"Haha tidak usah malu, aku akan membiarkan mu memelukku setiap malam se erat tadi malam." Ucap Sakha.

Karena merasa kesal Azalea langsung berlari mendekati Sakha untuk memukul pria itu, namun Sakha berlari kencang memasuki rumah agar Azalea tidak dapat meraihnya. Ibu Aniq membantu Fachrul yang tangannya terluka masuk kedalam rumah untuk mengobati lukanya lebih baik.

Setelah makan siang, Azalea dan Ibu Aniq pergi ke belakang rumah untuk mengobrol dan berbincang tentang banyak hal. Sedangkan Sakha duduk di teras rumah sambil menatap ke laut.

"Aku boleh duduk disini?" Tanya Fachrul yang sudah duduk disamping Sakha.

"Pergi." Jawab Sakha singkat.

Namun, tanpa menghiraukan ucapan Sakha, Fachrul langsung duduk disamping Sakha dengan membawa secangkir teh. Sakha hanya bisa menatap pria itu dengan tatapan tidak suka, namun tidak mengatakan apapun.

"Apa kamu akan marah jika aku mengungkit tentang masa lalu? Ada banyak hal yang ingin aku jelaskan."

"Aku akan membunuhmu jika berani mengungkitnya." Ucap Sakha.

"Oke, kalau begitu aku akan mengatakan masalah sekarang. Aku menyukai Azalea, cepat atau lambat aku akan merebutnya bagaimana pun juga caranya. Entah dengan membongkar rahasia kalian atau dengan mencuri hatinya langsung." Ucap Fachrul.

"Sepertinya aku terlalu baik padamu akhir-akhir ini, apa perlu aku menghancurkan kehidupan mu baru kamu akan berhenti? Azalea milikku dan aku tidak akan membiarkan siapa pun merebutnya dariku." Ucap Sakha kesal.

"Lalu pilihlah, mau mendengarkan aku atau aku akan merebut Azalea."

Disaat Sakha sudah mengayunkan tangannya dan ingin memukul Fachrul, dengan cepat Azalea berlari dan menahan tangan Sakha sekuat tenaga. Sakha langsung menatap Azalea kebingungan, namun Azalea tidak melepaskan tangan Sakha dan menatap suaminya itu dengan penuh khawatir.

"Lepaskan aku." Ucap Sakha.

"Aku mohon jangan lakukan ini, jangan memukulnya." Ucap Azalea.

"Apa kamu membelanya setelah tahu dia menyukaimu?! " Teriak Sakha.

Dengan cepat Azalea memeluk tubuh Sakha dan menangis di dada Sakha. Fachrul dan Sakha hanya bisa menatap Azalea kebingungan.

"Aku mohon hentikan, bisakah kamu tidak melakukan kekerasan seperti ini lagi? Aku mohon." Ucap Azalea dalam pelukan Sakha dengan isak tangisnya.

Sakha mengelus lembut kepala Azalea dan membawanya masuk kedalam rumah. Didalam kamar, Sakha menyeka sisa air mata yang ada di pipi Azalea. Sakha menatap gadis yang duduk diatas kasur dihadapannya itu dengan tatapan sendu, dia merasa bersalah karena membuat Azalea menangis.

"Bisakah kamu berhenti menangis? Katakan padaku, apa yang terjadi? Kenapa kamu menangis? Apa aku membuat kesalahan? Maafkan aku, apapun itu maafkan aku." Ucap Sakha sambil mengelus pipi Azalea.

"Bukan karenamu, kamu tidak bersalah." Jawab Azalea yang masih menangis sambil menggelengkan kepalanya.

"Maafkan aku, apapun yang membuatmu menangis maafkan aku, aku mohon berhentilah menangis." Ucap Sakha yang kemudian memeluk Azalea.

Tangis Azalea semakin pecah dan menjadi-jadi saat Sakha memeluknya.

***

Setelah selesai kelas, Azam berjalan menuju taman untuk duduk bersantai sambil menikmati sebotol kopi yang dibelinya di kantin. Azam asik menscroll ig miliknya sambil sesekali menyeruput kopi miliknya, tiba-tiba sebuah bola basket melaju kearahnya dan mengenai tangan Azam yang membuat hp Azam terjatuh ke lantai yang membuat layar nya retak. Seorang pria langsung berlari menghampiri Azam dan mengambil hp Azam untuk melihat kerusakannya.

"Maaf bang gak sengaja, saya akan ganti kerusakan nya." Ucap pria itu.

"Gak papa." Jawab Azam kemudian mengambil hp nya dari pria itu.

"Aku akan memperbaikinya, dia sudah merusaknya jadi aku punya kewajiban untuk menggantinya." Ucap seorang gadis yang beberapa hari lalu ditemui Azam dikantin ketika berebut roti.

"Gak papa, aku perbaiki sendiri, aku pergi dulu." Ucap Azam yang menarik tasnya dan ingin pergi.

Namun, gadis itu menarik tangan Azam dan mengambil Hp Azam dari tangan nya. Azam merasa terkejut ketika gadis itu tidak kenal takut dan langsung mengambil Hp seseorang yang tidak dikenalnya. Saat gadis itu tersenyum manis padanya, Azam hanya bisa diam tanpa bereaksi apapun, sampai akhirnya Arisha datang dan menarik Hp dari gadis itu.

"Dia sudah bilang gak papa jadi gak usah." Ucap Arisha setelah menarik Hp milik Azam.

"Kamu?" Tanya gadis itu kebingungan dengan kedatangan Arisha.

"Pacarnya." Jawab Arisha sambil tersenyum.

"Kamu sudah gila?" Bisik Azam kepada Arisha.

"Oke, pacarku suka berlebihan jika aku membuat kesalahan, kami akan pergi, maaf untuk itu." Ucap Pria itu sambil menarik tangan gadis yang ada didepannya.

"Namaku Fakhra, aku jurusan akuntansi, datang dan temui aku jika kamu butuh ganti rugi." Ucap Gadis itu.

"Apa dia sudah gila, kenapa gadis mengganggu pria dengan terang-terangan seperti itu." Gumam Arisha kesal.

"Kamu juga, kenapa mengganggu ku dan mengaku jadi pacarku, aiiahh." Jawab Azam sambil menarik Hpnya dari tangan Arisha.

"Sepertinya lcd nya rusak, ganti baru saja, aku akan membelikannya." Ucap Arisha.

"Hmm, aku akan menggantinya nanti, makasih udah bantuin aku, kamu mau pulang?"

"Hmm."

"Ayo, aku antar." Ucap Azam.

Arisha berjalan mengikuti Azam menuju motornya, padahal hari itu Arisha membawa mobilnya, namun dia ikut Azam dan meminta supir dirumahnya untuk menjemput mobilnya.

***

Setelah menginap beberapa hari dirumah Ibu Aniq, Sakha dan Azalea mengemasi barangmu untuk kembali kerumah mereka. Begitu pun dengan Fachrul, karena ada urusan diperusahaan, dia memilih untuk kembali kerumahnya. Saat Sakha dan Azalea akan memasuki mobil, tiba-tiba Azalea mendapatkan telepon.

"Baik, aku akan kembali dan langsung kesana." Ucap Azalea kemudian menutup teleponnya.

"Siapa?" Tanya Sakha.

"Ibu, dia memintaku datang kerumah untuk makan malam bersama." Jawab Azalea.

"Kenapa dia tidak membawaku?" Tanya Sakha.

"Ini hanya acara wanita, apa kamu wanita?"

Sakha langsung melirik Azalea tajam, namun Azalea hanya menjawab nya dengan senyuman.

Setelah tiba di kota, Azalea langsung meminta Sakha untuk kembali ke hotel nya karena ada urusan penting yang sudah dilalaikannya dari kemarin, Azalea menaiki taksi dan melaju menuju rumah mertuanya itu.

Setibanya dirumah mertuanya, terlihat banyak kerumunan wanita yang ada didalam rumah. Ibu langsung menarik tangan Azalea dan membawanya masuk kedalam rumah, saat masuk kedalam rumah, betapa terkejutnya Azalea saat melihat siapa yang berdiri dihadapannya itu. Ingin sekali Azalea lari, pergi dan menjauh dari tempat itu saat itu juga, ini bukan kesempatan baginya untuk bertemu seseorang itu.

Tale On Paper(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang