Katakan

961 119 12
                                    

Setelah mendapat kabar bahwa Ibu tirinya masuk kedalam penjara, Sakha langsung berangkat menuju penjara, meninggalkan Azalea dengan penjagaan ketat bawahannya yang dipimpin oleh Arya. Sakha langsung pergi menggunakan jet pribadi miliknya bersama dengan Fachrul.

Semua kasus dan kejahatan yang pernah dilakukan Ibu tirinya itu segera mendapat hukuman, semua bukti yang didapatkan Sakha diserahkan kepada pihak polisi. Liyana mendapatkan hukuman karena ikut bekerja sama dalam penyekapan Azalea.

Sebelum mengunjumgi Ibu tirinya, Sakha menemui Liyana terlebih dahulu bersama dengan Fachrul karena permintaan Liyana. Dia ingin bertemu dengan Sakha walaupun setidaknya sekali sebelum dia benar-benar menghabiskan masa hukumannya.

"Maafkan aku, aku tahu kamu mungkin tidak akan memaafkan aku tapi aku benar-benar tidak punya pilihan lain. Dilain sisi aku menginginkanmu tapi disisi lain aku juga tidak tega dengan Azalea." Ucap Liyana.

"Aku tidak akan melakukan apapun padamu, jadi silahkan terima saja hukumanmu. Untuk yang sudsh terjadi biarkan itu jadi pelajaran, aku sudah memaafkan mu." Jawab Sakha kemudian berjalan pergi.

Ketika menemui Ibu tirinya itu, Sakha menarik nafasnya panjang agar bisa menahan emosinya. Disaat mereka masing diam tanpa bicara, Fachrul mendapat telepon dari Azalea.

"Kenapa?"

"Bisakah aku meminta tolong? Apa Sakha sedang menemui Ibu?" Tanya Azalea.

"Hmm." Jawab Fachrul singkat agar Sakha tidak curiga.

"Aku ingin minta tolong biarkan telepon tersambung, aku hanya ingin mendengar apa yang dikatakan Sakha, aku hanya khawatir dia akan melakukan hal yang buruk."

"Oke." Jawab Fachrul kemudian duduk disamping Sakha.

Awalnya mereka hening dan tidak berbicara satu sama lain, tapi akhirnya Ibu tirinya membuka suara.

"Aku tidak akan minta maaf karena ini memang kesalahan keluargamu. Apa masuk akal aku tidak mendapatkan apapun disaat aku sudah merawat si tua itu bertahun-tahun lamanya."

"Apa kami pernah memintamu untuk merawat Ayahku? Apa kami memintamu menikahinya? Andalah yang tidak tahu diri dan menikahi Ayahku agar mendapatkan hartanya." Jawab Sakha.

"Hah lihatlah sikapmu, aku benar-benar kasihan dengan gadis lugu itu, kenapa dia harus menikahi mu padahal ada pria sebaik Fachrul yang menyukainya dari dulu."

Spontan Sakha langsung menatap Fachrul tidak suka, sementara Fachrul hanya menatapnya tanpa ekspresi karena mencoba untuk menahan dirinya yang sedang merasa malu, marah dan bercampur aduk itu. Tentu saja Fachrul akan merasakan perasaan yang bercampur aduk, karena Azalea sedang mendengarkan itu dengan jelas.

"Kenapa mengaitkan istriku? Dia tidak bersalah dan tidak ada hubungannya."

"Karena dia kelemahanmu, aku tahu kamu akan menggila jika dia tersakiti walaupun segores saja. Aku tidak ingin mengatakan ini, tapi aku berharap dia meninggalkanmu agar kamu tahu bagaimana rasanya disingkirkan." Ucap Ibu tirinya.

"Disingkirkan? Ah aku baru ingat setelah anda berbicara begitu. Suami mu, seorang pengangguran yang suka berjudi tinggal dipedesaan terpencil bersama orang tua anda, anda melakukan semua ini agar bisa hidup dengannya bukan? Aku tidak menyangka manusia sepertimu bisa mempunyai rasa cinta sebesar itu. Lalu apa namanya ini? Anda menikahi Ayahku, menyingkirkannya dan mendapatkan hartanya, kemudian membawanya pergi bersama suami simpanan mu itu?"

Spontan Ibu tiri nya langsung berdiri dan terlihat ketakutan karena Sakha mengetahui tentang hal itu.

"Aku juga tahu anda memiliki seorang putri 8 tahun yang tinggal dengan orang tua anda, jadi anda tetap bersama suami simpanan anda saat bersama Ayahku? Anda lebih hina dari apapun."

Tale On Paper(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang