"Aku bosan, aku mendengar Kak Sakha sedang pergi, jadi ingin main kesini. Karena saat ada dia aku tidak punya kebebasan dirumah ini." Ucap Arisha.
Azalea kemudian membawa masuk Adik iparnya dan membawanya untuk ikut bergabung dengan mereka.
"Ouh, calon suamiku." Ucap Arisha saat melihat Azam yang duduk dimeja makan.
Azam langsung terbatuk saat mendengar ucapan Arisha dan meraih air yang diberikan Shezan kepadanya. Sementara Azalea tanpa sadar sudah membuka mulutnya mendengar ucapan Adik iparnya itu.
Arisha tersenyum dan duduk disamping Azalea, dihadapan Azam. Arisha memperhatikan Azam dan tersenyum manis kepada Azam.
"Apa maksudmu calon suami?" Tanya Azalea kepada Arisha.
"Ah itu, itu belum terjadi, tapi itu akan terjadi jika dia benar-benar memukulku tadi." Jawab Arisha.
"Memukulmu?" Sahut Shezan.
"Hmm, ei apa kalian tidak tahu bagaimana bejatnya pria ini disekolah? Dia memukul siapa pun yang mengganggunya, dia tukang baku hantam disekolah." Ucap Arisha.
"Tapi, bukankah Kakak artis yang bernama Shezan itu?" Lanjut Arisha.
Shezan hanya tersenyum sambil mengangguk.
"Uwah, aku tidak menyangka bisa bertemu artis disini."
"Kakakmu juga tidak kalah dari artis, dia bahkan lebih terkenal." Ucap Shezan.
"Ei, jangan membahasnya, aku tidak tertarik. Bagaimana jika kita membahas tentangmu." Ucap Arisha yang kemudian menatap Azam yang sedang memasukkan sayuran kedalam mulutnya.
"Kamu ingin mati? " Jawab Azam.
"Apa? Mati? Oii!! Kamu kira kamu preman berbicara seperti itu kepada wanita hah?! " Teriak Azalea.
"Bukan begitu, dia menggangguku. Kuberitahu ya kak, dia tidak kalah buruknya denganku, dia juga meng, " Ucapan Azam langsung berhenti saat Arisha berlari mendekati Azam dan berusaha menutup mulut Azam.
Azam berlari dan mencoba menghindari Arisha, namun Arisha tidak menyerah dan mereka bahkan tidak perduli saat peralatan dan makanan diatas meja berjatuhan karena ulah mereka. Azalea dan Shezan ikut berlari untuk menghentikan mereka, tapi mereka benar-benar liar dari yang dikira. Bukannya bisa ditenangkan, Arisha malah tanpa sengaja mendorong Azalea dan Shezan sampai membuat mereka semua berantakan, karena tubuh dan pakaian mereka yang terkena makanan yang tumpah dilantai. Sampai akhirnya, mereka berhenti saat seseorang datang dan berdiri dihadapan mereka.
"Matilah aku." Gumam Azalea saat melihat pria itu berdiri dihadapan mereka.
Sakha hanya berdiri menatap mereka satu per satu dan melihat isi rumah kesayangannya itu. Mereka terdiam sejenak untuk mencoba mencari cara bagaimana bisa kabur dari masalah itu. Arisha berdiri dan menarik tasnya mencoba untuk kabur.
"Wah, kenapa aku bisa lupa kalau sekarang ada jadwal les ku, haha aku harus segera datang kesana." Gumam Arisha yang masih bisa didengar oleh semua orang disana.
"Berhenti." Ucap Sakha.
Arisha langsung menghentikan langkahnya saat mendengarkan suara Kakaknya itu, dia tidak berani melawan dan sudah siap menerima nasibnya sekarang.
"Apa kalian bersenang-senang? Kamu tampak bahagia setelah mendengar aku pergi." Ucap Sakha yang kemudian menatap Arisha yang sudah kacau balau.
Arisha hanya diam dan menunduk karena tidak tahu harus menjawab apa.
"Bersihkan dan kembalikan semuanya jika kalian masih mau tangan dan kaki kalian ada ditempatnya." Ucap Sakha kemudian berjalan keatas kamar nya.
Mereka kemudian bergegas membersihkan semuanya, setelah itu mereka pulang kerumah mereka, dan tersisa lah Azalea yang harus mengahadapi keadaan yang pahit itu. Dia harus berhadapan dengan pria mengerikan itu setelah membuat kesalahan seperti itu, ingin sekali Azalea kabur dari rumah malam itu, tapi dia takut jika dia kabur mungkin besok hanya tinggal namanya saja.
Azalea berjalan pelan menuju kamar dan mengetuk pintu kamar pelan, Sakha keluar dari kamar dengan celana pendek selutut dan baju kaos hitam nya sambil menatap Azalea.
"Sejak kapan kamu mengetuk pintu kamarmu sendiri?" Ucap Sakha.
"Ah, maafkan aku tapi aku takut mengganggumu. Aku hanya akan mengambil handuk dan pakaian ku, setelah itu aku akan tidur ke kamarku." Ucap Azalea.
"Kamar yang mana? Ah, kamar yang dulu kamu tempati? Aku sudah menjadikan kamar itu sebagai kamar tamu." Jawab Sakha.
"Tidak apa, aku tidak masalah tidur dimana pun." Ucap Azalea.
Sakha menatap Azalea tanpa berbicara dan menarik tangan gadis itu untuk masuk ke kamar. Azalea hanya menatap Sakha dan membiarkan saat pria itu membuatnya duduk diatas sofa. Sakha merapikan kembali rambut Azalea dan membersihkan beberapa bercak saus dan kecap yang di wajah dan bibir Azalea. Setelah sadar apa yang dilakukannya, Sakha spontan langsung mendorong Azalea menjauh sampai membuat gadis itu terdorong ke ujung kursi.
"Akh!! " Ucap Azalea pelan menahan sakit.
"Bersihkan tubuhmu." Ucap Sakha.
"Dasar sinting, kenapa dia bertingkah seolah memperhatikan ku kemudian mendorongku, ah apa dia tidak tahu betapa sakit nya tulang ekorku." Gumam Azalea dalam hati.
Setelah membersihkan tubuh nya, Azalea keluar dari kamar mandi dan melihat Sakha yang tidur diatas sofa. Tidak ada yang diharapakan Azalea sebenarnya, tapi entah kenapa rasanya aneh dalam hatinya saat melihat Sakha yang malam kemarin memintanya tidur sekasur sekarang tidur terpisah.
"Sadarlah Azalea, ini hanya pernikahan kontrak, jangan terjerumus dalam perasaanmu sendiri." Gumam Azalea dalam hati.
***
"Kenapa tiba-tiba Pak Farhan meminta mu datang?" Tanya Azalea sambil memberikan beberap olesan lipstik di bibir Shezan.
"Entahlah, dia bilang ada pemotretan yang harus aku selesaikan hari ini. Aku benar-benar membenci bos sialan itu, padahal aku sudah berencana untuk tidur sampai siang." Jawab Shezan kesal.
Setelah selesai, Shezan dan Azalea langsung pergi menuju pemotretan. Ternyata, saat tiba disana sudah ada Liyana yang menunggu. Liyana dan Shezan memulai pemotretan mereka, sedangkan Azalea memperhatikan dari sudut.
Setelah selesai, Azalea langsung berlari menghampiri Shezan untuk membantunya membawa gaunnya, namun tiba-tiba Liyana menyanyung kaki Azalea sampai membuat nya terjatuh ke lantai. Karena Azalea menggunakan rok, kaki Azalea menjadi terluka dan mengeluarkan darah. Fachrul yang ada dilokasi dan menyaksikan itu langsung berlari dan mencoba untuk membantu Azalea, saat Fachrul akan memegang tangan Azalea, tiba-tiba sebuah tangan datang dan melempar tangan Fachrul untuk menjauh. Hal itu tentu membuat Fachrul emosi, karena memang tidak bisa Fachrul pungkiri bahwa dia sudah menyukai Azalea sejak lama.
"Apa sekarang atasan diperbolehkan menyentuh bawahannya?" Ucap Sakha yang sudah berdiri dihadapan Fachrul.
"Aku hanya membantunya, jangan mengatakan yang tidak-tidak. Dan juga, bisakah kamu menghormati kami? Kami sedang bekerja dan jangan ikut campur." Ucap Fachrul.
"Dia istriku dan bagaimana aku tidak ikut campur saat melihatnya terluka, apa begini kualitas kalian? Tidak bisa menjamin keamanan karyawan? Sepertinya aku harus meminta Pak Farhan menghentikan kerja sama nya denganmu, kamu juga meminta pemotretan mendadak padahal hari ini jadwal mereka kosong. Apa begini caramu bekerja? Atau begini caramu untuk menarik perhatian istriku?" Ucap Sakha sambil tersenyum miring.
Mendengar itu benar-benar membuat Fachrul emosi dan menarik kerah baju Sakha, Sakha tersenyum miring saat Fachrul melakukan itu dan dalam sekejap mengubah tatapan matanya menjadi sinis.
"Ternyata kau benar-benar sudah bosa hidup." Ucap Sakha kemudian mendorong Fachrul dan menghantamnya dengan tinjunya.
Semua nya menjadi ricuh saat kekacauan itu terjadi, mereka bingung bagaimana menghentikan keduanya yang sudah sama-sama emosi. Azalea mencoba menarik Sakha untuk berhenti, namun tidak juga mendatangkan hasil. Sampai akhirnya, saat Fachrul akan melayangkan tinjunya ke wajah Sakha, namun Sakha mengelak dan malah mengenai Azalea yang berada dibelakang Sakha.
Semuanya makin syok saat melihat Azalea terluka, Azalea mencoba tenang awalnya, namun dia menjadi syok saat banyak darah yang keluar dari hidungnya.
"Aku akan membunuhmu!! " Teriak Sakha setelah melihat Azalea terluka dan lagi-lagi kembali memukuli Fachrul.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tale On Paper(END)
Romance"Aku akan mendapatkan apapun yang aku inginkan, aku tidak pernah membiarkan siapa pun menyentuh milikku secuil pun." Arsakha. "Ayo sudahi hubungan ini, aku sudah bosan dan terlalu muak untuk berbicara dengan mu lagi. Aku akan hidup dan sibuk dengan...