Pinangan

1K 121 3
                                    

Karena Azalea tidak masuk kerja, Shezan berangkat sendiri menggunakan mobilnya dan mengandalkan dirinya sendiri untuk make up, ya Shezan juga termasuk handal untuk make up sendiri. Saat sudah tiba dilokasi pemotretan, Shezan sudah siap dan akan segera dipotret. Namun, tiba-tiba seorang wanita lewat dan tidak sengaja menjatuhkan secangkir kopi ke gaun Shezan karena terpeleset. Semuanya sudah syok dan berfikir Shezan akan mengamuk karena dia sudah siap, ditambah lagi dia sedang kerepotan karena datang sendiri tanpa Azalea.

"Maaf Nona Shezan, saya benar-benar minta maaf, saya tidak sengaja. Silahkan hukum saya." Ucap Wanita itu ketakutan.

"Kenapa kamu minta dihukum untuk sesuatu yang tidak sengaja kamu lakukan, pergilah, aku akan mengurusnya." Jawab Shezan sambil tersenyum.

Dari kejauhan, Fadhlan bisa melihat bagaimana repotnya Shezan. Akhirnya Fadhlan berjalan mendekati Shezan dan membantunya membersihkan pakaiannya.

"Sepertinya ini tidak bisa dibersihkan, aku akan mengambil gaun pengganti, dimana kamu meletakkannya?" Tanya Fadhlan.

"Di kantor, tapi kuncinya aku hilangkan seminggu lalu dan kunci satunya lagi dipegang Azalea."

"Azalea dimana?"

"Dia sakit, Sakha tidak mengizinkan nya bekerja." Jawab Shezan.

"Kenapa dia bertingkah seolah sangat perduli, aku akan menjemput kunci itu dirumahnya."

"Tidak, aku yang akan menjemputnya.  Ada yang ingin bertemu dengan Azalea, jadi dia harus datang hari ini." Sahut Fachrul.

"Kamu? Hah, apa kamu yakin? Azalea istri Sakha, kamu yakin Sakha akan membiarkan itu? Kamu sendiri juga tahu bagaimana dia membencimu." Jawab Fadhlan.

"Aku tidak punya cara lagi, aku akan membawa Azalea, aku sudah menghubunginya dan akan menjemputnya."

"Azalea setuju?" Tanya Shezan penasaran.

"Tidak, dia tidak setuju. Karena itulah aku harus bergegas kesana sebelum dia berangkat sendiri. Aku akan minta kuncinya padanya, tunggu aku disini, minta mereka tunda pemotretanmu." Ucap Fachrul kemudian berlari keluar.

"Pria gila, dia hanya akan membuat Sakha mengamuk." Gumam Fadhlan yang masih bisa didengar oleh Shezan.

"Kenapa? Kenapa Sakha mengamuk?"

"Tentu saja dia mengamuk jika wanita nya pergi dengan pria yang dibencinya."

"Itu akan masuk akal kalau Sakha mencintai Azalea, tapi, " Ucapan Shezan terhenti saat sadar apa yanh keluar dari mulutnya.

"Apa maksudmu? Mereka tidak mencintai? Hah, jangan membuat omong kosong, semua orang bisa tahu Sakha mencintainya dari tatapan matanya pada Azalea." Jawab Fadhlan.

Shezan menarik nafas lega setelah mendengar Fadhlan tidak mempermasalahkan ucapan nya.

***

Baru saja keluar dari rumah dan berencana memanggil taksi karena tidak sanggup membawa mobil, Azalea langsung menghentikan langkahnya saat melihat Fachrul menghentikan mobilnya dihadapan Azalea.

"Masuklah, aku akan mengantarmu ketempat tujuanmu." Ucap Fachrul.

"Anda tidak perlu menjemput saya, saya bisa berangkat sendiri." Jawab Azalea.

"Kamu sedang sakit, mana mungkin aku membiarkan kamu pergi sendiri. Naiklah, waktu kita tidak banyak."

Mendengar itu, Azalea langsung masuk mobil dan mereka segera melajukan mobil kejalanan.

Disebuah cafe ternama di kota itu, Fachrul menghentikan mobilnya dan Azalea langsung keluar dari mobil untuk memasuki cafe.

Seorang pria langsung yang berumur tidak jauh diatas Azalea langsung berdiri ketika melihat Azalea masuk, Fachrul kemudian membawa Azalea untuk duduk di meja yang sudah dipesan pria itu.

"Halo, saya Faris dari CN entertainment. Saya banyak mendengar tentang anda dari Tuan Fachrul." Ucap Pria itu.

"Halo, saya Azalea, terima kasih sudah meminta saya bertemu. Tapi, apa saya boleh tau kenapa ingin menemui saya? " Tanya Azalea.

"Anda Author dari salah satu platform yang kami incar, kami sudah membaca dan melihat novel yang anda buat. Saya berencana ingin mengabari anda dahulu, tapi ternyata Fachrul mengenal anda, jadi karena itulah saya minta langsung bertemu saja." Ucap Faris.

"Ah begitu." Jawab Azalea pelan, karena memang kondisi tubuhnya belum membaik.

"Saya akan langsung pada intinya, karena Fachrul bilang anda tidak sedang sehat. Saya ingin membawa anda untuk kerja sama, saya ingin meminang naskah anda untuk dijadikan film, bagaimana? Jika anda tertarik, saya akan kirimkan semua kontraknya." Ucap Faris.

"Saya sangat senang mendengarnya, saya akan coba baca dulu kontraknya dan akan mengabari anda secepatnya tentang keputusan saya." Jawab Azalea.

"Baiklah." Jawab Faris kemudian memberikan beberapa dokumen kepada Azalea.

Setelah Faris pamit untuk pergi, karena dia harus keluar negeri. Azalea berencana ingin langsung pulang dengan taksi, namun Fachrul lagi-lagi datang dan meminta untuk Azalea menerima tawarannya untuk diantarkan. Namun Azalea tentunya menolak karena tidak ingin terlalu dekat dengan pria.

"Kamu sedang tidak sehat, biarkan aku mengantarmu." Ucap Fachrul.

"Aku sekarang bingung, siapa sebenarnya yang tidak sehat. Istriku atau kamu, apa otakmu itu tidak sehat?" Sahut Sakha yang sudah berdiri di samping Azalea.

"Sakha? " Ucap Azalea pelan.

"Wah kamu benar-benar tidak penurut, kamu akan tidur dipelukan ku lagi malam ini karena tidak mendengarkan ucapanku." Ucap Sakha sambil menatap Azalea.

Fachrul merasa tidak enak karena kedatangan Sakha, dia berharap Sakha tidak mengetahui karena dia murni berniat untuk membantu Azalea, namun siapa sangka Sakha akan muncul disaat seperti itu.

"Maaf, aku hanya ingin membantu Azalea karena aku tau dia sudah lama ingin novel nya berkembang." Ucap Fachrul.

"Jangan perdulikan sesuatu yang bukan milikmu, karena sifatmu yang seperti itu membuat ku kehilangan hal yang paling berharga dalam hidupku. Jangan ikut campur dalam kehidupanku lagi, Azalea istriku dan jangan pernah berusaha untuk mendekatinya. Jika dia mau, jangan kan satu, tapi semua novelnya akan aku jadikan ke film." Ucap Sakha.

"Apa kamu tidak bisa mendengarkan aku dulu? Jangan hanya mendengarkan pendapatmu saja. " Ucap Fachrul.

"Mobilku di parkir, pergi dan tunggulah di mobil." Ucap Sakha sambil memberikan kunci kepada Azalea.

Dengan berat hati dan rasa khawatir, Azalea akhirnya pergi karena diminta oleh Sakha. Sementara kedua pria yang berhadapan itu masih diselimuti oleh emosi masing-masing.

"Sakha, biarkan aku menjelaskan semuanya supaya salah paham ini selesai."

"Terakhir kali aku sudah mendengarkanmu dihari itu, tapi aku tidak mendapatkan sesuatu yang menunjukkan kamu benar-benar tidak bersalah."

"Bukan aku yang menghidupkan apinya, aku ha, "

Ucapan Fachrul terhenti karena Sakha yang sudah memegang kerah baju Fachrul.

"Jangan katakan apapun lagi, aku sudah sangat membencimu dan hentikan omong kosongmu." Ucap Sakha.

"Hah, kamu benar-benar keras kepala, lihatlah, tidak ada yang bisa tahan dengan sikapmu. Begitu pun dengan Azalea, cepat atau lambat dia akan meninggalkan mu. Jika dia tidak meninggalkan mu, aku yang akan membuatnya meninggalkan mu." Ucap Fachrul.

"Cobalah jika kamu bosan hidup, bukan hanya kamu, tapi juga keluargamu, aku akan membuat kamu merasakan kehilangan mereka. Jadi, jangan sentuh milikku sedikit pun."

"Tidak mau, aku akan berusaha untuk mendapatkan hatinya. Aku akan membuatmu semakin membenciku, karena kamu sendiri juga sudah berfikir aku yang membuatmu kehilangan semuanya." Ucap Fachrul.

Mendengar itu, Sakha melayangkan tinjunya ke wajah Fachrul. Dan lagi-lagi, mereka terlibat perkelahian sampai akhirnya pegawai cafe turun tangan untuk memisahkan mereka.


Tale On Paper(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang