Part 9

1.2K 107 0
                                    

Pihak A ( Arsakha) Pihak B (Azalea)
Pihak A dan Pihak B akan menikah selama 2 tahun lamanya dengan mengikuti peraturan dan ketentuan yang sudah ditetapkan oleh Pihak A. Peraturan tidak tertulis, karena peraturan yang berlaku sesuai dengan apa yang dikatakan oleh lisan Pihak A. Keuntungan yang akan didapat oleh Pihak A adalah:

1. Terhindar dari skandal mengenai video yang beredar
2. Janji terhadap orang tuanya dapat ditepati
3. Ada kemungkinan perusahaan akan diwariskan kepada Pihak A oleh orang tuanya

Keuntungan yang akan didapatkan oleh Pihak B:

1. Semua hutang piutang yang dimilikinya akan dilunasi
2. Mendapatkan kemewahan dan fasilitas dari Pihak A
3. Rahasia nya yang menyembunyikan hutang selama ini akan tetap tertutup rapat tanpa diketahui oleh siapa pun
4. Setelah 2 tahun, Pihak A akan mendapatkan biaya selama hidup dengan Pihak B

"Hah, apa karena anda mengetahui mengenai hutang saya, anda bisa berbuat semaunya? Lagi pula, anda tidak pernah tahu hutang apa yang saya miliki." Ucap Azalea kesal.

"Ginjal Bibimu, kamu berhutang itu padanya dan tidak akan mampu membayarnya seumur hidupmu. Apa kamu bisa membayangkan bagaimana reaksi Adik dan Paman tercintamu jika mengetahui tentang hal ini?" Ucap Sakha.

"Maaf, apa anda mencari tahu latar belakang saya? Bukankah ini melanggar aturan, karena menyelidiki kehidupan pribadi seseorang?" Ucap Azalea.

"Aku melakukannya bukan karena ingin, tapi karena situasi yang memaksa. Disini kita sama sama untung, bahkan aku melebihkan 1 untuk keuntungan mu." Jawab Sakha.

"Tapi, kenapa harus menikah? Oke saya katakan ini memang membantu, tapi apa anda pikir pernikahan itu sebuah permainan? "

"Aku juga tidak ingin menikahi gadis seperti mu, tapi kondisi ini benar benar memaksaku karena video yang sudah terlanjur tersebar." Ucap Sakha sambil memberikan Hp nya dan memperlihatkan sebuah video.

Azalea menutup matanya dan menarik nafas nya berat setelah menonton video itu. Azalea benar benar buntu dan tidak dapat berfikir jernih.

"Tenang saja, pernikahan ini hanya diatas kertas. Selama 2 tahun itu, kita akan hidup sesuai keinginan kita, tidak akan mengganggu satu sama lain. Bahkan, dilarang keras untuk menyentuh satu sama lain. Selama 2 tahun, kehidupan dan masa remaja kita akan bersih seperti biasanya." Ucap Sakha.

"Kenapa? Kenapa anda harus melakukan nya sejauh ini? Bukankah anda bisa memilih gadis lain untuk dinikahi?"

"Aku bisa, aku juga diminta menikahi Liyana, tapi aku tidak bisa melakukan nya. Aku hanya butuh gadis yang akan menikah denganku dalam tenggat waktu tertentu, dan aku butuh wanita yang tidak dikenal untuk menjalani kehidupan ini. Coba kamu pikirkan, jika aku menikahi Liyana, dia tidak akan ingin berpisah denganku setelah 2 tahun, mengingat perasaannya padaku selama ini. Dan juga, aku tidak bisa menyakiti seorang gadis yang sudah aku kenal. Bagimana pun aku harus mencari kambing hitam untuk semua ini, agar kehidupan pribadi ku tetap aman dan perusahaan ku pun tidak akan terancam." Ucap Sakha.

"Hah! Bukankah ini terlalu kejam? Anda menjadikan saya kambing hitam untuk semua ini hanya karena saya orang yang lemah? Aku benar benar ingin membunuhnya." Jawab Azalea yang nada suara nya perlahan menurun.

Disaat mereka dalam kondisi yang begitu menegangkan itu, beberapa mobil datang menghampiri mereka. Azalea memperhatikan siapa yang datang, sementara Sakha terus menatap Azalea ingin melihat seberapa lama wanita itu akan menahan rasa sakitnya. Fadhlan yang keluar dari mobil langsung berlari menghampiri Azalea, diikuti dengan Azam yang berjalan dibelakangnya.

"Apa kamu baik baik saja? Aku benar benar khawatir." Ucap Fadhlan sambil memeriksa tubuh Azalea.

"Apa Kakak bodoh? Kenapa bisa tertinggal sendiri? Aish!! Aku bahkan ingin menghancurkan perusahaan itu jika Kakak tidak ditemukan." Ucap Azam kesal.

Azalea hanya tersenyum dan mencoba untuk menyembunyikan kertas yang ada ditangan kirinya kebelakng tubuhnya. Azam melepaskan jaketnya dan memberikannya untuk Azalea, saat Azam akan membawa Azalea menuju mobil, langkahnya terhenti saat menyadari ada seorang pria yang dikenalnya berdiri disana. Azam menatap Sakha yang berdiri tanpa ekspresi.

"Apa Kakak mengenalnya?" Tanya Azam.

"Hanya kenalan biasa." Jawab Azalea kemudian membawa Azam untuk segera pergi.

Setelah melihat Azalea memasuki mobil, Sakha mulai berjalan menuju mobilnya. Namun, Fadhlan menghentikan nya.

"Apa yang terjadi? Apa terjadi sesuatu padanya saat kamu menemuinya? Wajahnya terlihat pucat dan tubuhnya menjadi lemah." Tanya Fadhlan.

"Entahlah, aku juga tidak yakin. Mungkin dia tertekan batin saat ini." Jawab Sakha kemudian masuk kedalam mobil.

Disepanjang perjalanan, Azam memeluk Kakaknya itu agar merasa nyaman dan tidak ketakutan lagi. Azalea benar benar pucat dan tubuhnya tidak bertenaga lagi. Azam langsung memanggil Dokter setelah mengantarkan Azalea ke Apartemennya, Azam meminta Dokter pribadi Pamannya itu untuk merawat Kakaknya tanpa memberitahukan hal itu kepada Paman. Setelah melihat Azalea beristirahat dengan nyaman, Azam kembali pulang menuju rumah dan meminta Shezan merawat Kakaknya itu.

***

Setelah selesai jam pelajaran, Azam berjalan menuju kantin untuk makan siang. Rafiq yang diselamatkan Azam terakhir kali, mengikuti nya ke kantin dan mencoba menjadi teman Azam, walaupun berulang kali Azam meminta nya menjauh dan tidak mendekatinya. Namun, pria itu bersikeras untuk menjadi teman Azam.

"Apa kalian tidak mendengarnya? Tidak ada yang ingin berteman dengan Arisha, dia benar benar gadis anti sosial."

"Benar, siapa yang akan menghormati nya jika dia bukan anak dari pemilik sekolah ini. "

"Dia seperti tidak punya kehidupan, biasanya seorang gadis yang seperti itu, bisa jadi dia menyimpan masa lalu yang kelam. Aku mendengarnya, kalau Ayahnya menikah lagi setelah Ibunya meninggal."

Begitulah gosip yang dibicarakan dari beberapa meja yang ada di sekitar Azam. Azam tersenyum miring saat mendengarkan gosip murahan mereka. Azam ingin tidak perduli dan tetap melanjutkan makan nya, namun Azam menjadi sangat emosi saat mendengar kalimat dari salah seorang siswi.

"Begitulah anak yang dibesarkan tanpa kasih sayang orang tua, dia akan menjadi tidak berguna dan punya kepribadian buruk."

Duarrrr!!!

Azam melemparkan piring makanannya ke meja siswi yang membicarakan Arisha. Semuanya menunduk dan merasa ketakutan, mereka tidak tahu kalau ada Azam disana, mereka bahkan lupa jika Azam paling tidak suka jika seseorang membicarakan mengenai anak yang dibesarkan tanpa orang tua.

Namun, tanpa sepengetahuan Azam dan semua orang, gadis yang sedang digosipkan itu sudah berdiri lama diambang pintu kantin sambil menyenderkan tubuhnya ke dinding. Sambil tersenyum, Arisha menghampiri kekacauan itu dan menendang piring yang pecah itu.

"Apa kalian bersenang senang? Kenapa tidak membawaku? Bukankah ghibah itu adalah sesuatu yang enak?" Ucap Arisha sambil tersenyum.

Semua orang tidak berani menjawab ataupun melirik Arisha, melihat Arisha yang sudah berada disana, Azam berjalan pergi meninggalkan kekacauan itu. Azam berjalan menuju atap sekolah dan mencoba mengeluarkan rokoknya. Saat Azam akan mengisap rokoknya, Arisha menarik rokok itu dan menginjaknya hingga hancur.

"Merokok akan membuatmu dalam masalah. Ini kesekian kalinya aku meiihatmu menyelamatkan seseorang, tapi aku merasa tersentuh karena kamu menyelamatkan ku. Katakan, apa yang kamu inginkan? Aku akan melakukan nya untuk membayar ini semua." Ucap Arisha.

"Aku tidak melakukannya untukmu." Jawab Azam.

"Baiklah, datangi tempat ini dan aku akan membayarmu disana." Ucap Arisha meninggalkan sebuah kertas kecil.

Tale On Paper(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang