Salah Paham

1K 129 5
                                    

Sudah pukul 11 malam, Azalea masih duduk dimeja dan fokus dengan laptop yang ada disampingnya. Entah apa yang dilakukan nya, tapi dia kelihatan sangat serius. Sakha memperhatikan gadis itu sedari tadi namun gadis itu bahkan tidak beralih dari tempat duduknya semenit pun, karena merasa penasaran, Sakha beranjak dari kasur dan menghampiri Azalea.

"Apa yang kamu kerjakan?" Tanya Sakha.

"Aku sedang menyusun naskah, apa kamu tahu, novelku berhasil dikontrak oleh perusahaan Start, kenalan Fachrul. "

"Fachrul?"

"Hmm, kenapa? "

"Apa kamu tidak pernah mendengarkan aku mengatakan kalau aku tidak suka kamu berurusan dengan dia, harus kah aku menghentikan mu dari pekerjaan agar tetap dirumah saja tanpa bertemu dengan nya?" Ucap Sakha merasa kesal.

"Sakha, aku tidak tahu ada masalah antara kamu dan dia, tapi aku janji aku hanya melakukan pekerjaanku dan tidak akan melebihi itu dengan dia, bukankah kamu mencintaiku? Jika kamu mencintaiku, izinkan aku melakukan ini, aku sudah sangat lama menantikan hal ini." Ucap Azalwa yang sudah berdiri dan memeluk pinggang Sakha.

Sakha menarik nafas berat dan menatap Azalea yang menatapnya dengan tatapan memelas.

"Baiklah, aku akan membiarkanmu dengan syarat biarkan berinvestasi dengan film ini." Ucap Sakha.

"Eii jangan begitu, orang-orang akan berfikir aku memanfaatkan status ku sebagai suamimu."

"Kalau begitu jangan harap kamu bisa melanjutkan kerja sama kalian." Ucap Sakha sambil berjalan meninggalkan Azalea.

"Aahh baiklah, baiklah, aku akan meminta mereka mengatur itu." Ucap Azalea sambil berlari mendekati Sakha.

Sakha mengelus lembut kepala Azalea dan menutup laptop serta merapikan nya. Sakha kemudian menarik tangan Azalea kekamar mandi dan membasuh wajah Azalea.

"Tidurlah." Ucap Sakha sambil menyelimuti tubuh Azalea.

Seperti biasanya, mereka kembali beraktivitas dan melanjutkan pekerjaan mereka. Namun, Azalea tidak menyangka bahwa proses naskah nya akan secepat ini. Siang ini Faris kembali datang untuk mendiskusikan naskah dan peran kepada Azalea tanpa janji temu terlebih dahulu. Karena mengerti dan tidak ingin menghancurkan mimpi sahabatnya, Shezan berlapang dada dan berusaha sendiri untuk pergi ke pemotretan tanpa mengganggu Azalea.

Setelah selesai mendiskusikan peran dan semuanya di sebuah cafe, akhirnya mereka bisa bernafas lega dan tinggal menentukan Aktris dari kandidat yang sudah mereka pilih. Saat mereka sedang menikmati kopi, tiba-tiba seseorang datang dan menarik kursi Azalea sampai menjauh dari meja. Semua yang ada disana mulai heboh dan mengeluarkan Hp mereka untuk mengabadikan momen yang jarang terjadi itu.

"Silahkan memotret jika kalian ingin hari ini hari terakhir kalian bernafas." Ucap Sakha yang sudah menatap tajam kepada Faris sambil menggenggam kursi Azalea.

Semuanya spontan menarik Hp mereka dan berhamburan keluar dari cafe itu karena terlihat akan ada situasi yang menegangkan.

"Halo Tuan Sakha, suatu kehormatan bisa bertemu anda disini." Ucap Faris sambil berdiri.

"Tidak bagiku, suatu masalah karena melihatmu disini dengan Istriku." Jawab Sakha dengan tatapan tajamnya.

"Ah maaf Tuan, saya hanya mendiskusikan pekerjaan dengan Nona Azalea."

"Dia sudah menikah, panggil dia Nyonya."

"Iya maksud saya Nyonya Azalea." Ucap Faris terlihat kaku.

Sakha langsung duduk disamping Azalea dan menatap sekilas wajah istrinya yang terlihat ketakutan itu.

"Apa kamu tidak tahu bagaimana aku? Aku tidak suka seseorang mengganggu milikku. Aku dengar ini sudah kesekian kalinya kamu menemui Azalea tanpa janji temu dahulu, apa begini cara perusahaan kalian bekerja?" Ucap Sakha.

Tale On Paper(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang