Khawatir

961 124 12
                                    

Saat pelatuk akan ditarik, pintu gudang langsung terbuka dan puluhan bawahan Sakha berlari masuk kedalan gudang dengan pistol ditangan mereka yang dipimpin oleh Fachrul. Fachrul langsung menarik tangan Ibu tiri Sakha itu dan meminta bawahan Sakha untuk menahannya, kemudian Fachrul melepaskan ikatan tali yang ada disekujur tubuh Azalea. Azalea yang sudah lemah itu dibawa oleh Fachrul menuju mobil untuk segera diberikan pertolongan, sementara Ibu tiri Sakha langsung diamankan dan dibawa ke kantor polisi bersama dengan bukti kejahatannya dan para bawahannya yang terlibat.

"Bertahanlah, kamu akan segera diobati." Ucap Fachrul kepada Azalea yang sudah lemah bahkan tidak sanggup membuka matanya lagi.

Sementara Sakha baru saja bisa pergi dari genggaman Azam saat petugas mengamankan Azam dan menenangkannya. Menggunakan jet pribadi miliknya, Sakha langsung terbang menuju lokasi dimana Azalea berada.

Setibanya dilokasi, Sakha dapat melihat bagaimana sibuknya para Dokter dalam mengatasi Azalea. Disekujur tubuh Azalea terlalu banyak luka dan beberapa memar yang didapatnya di beberapa sisi wajahnya. Fachrul langsung menghampiri Sakha dan mencoba untuk menenangkannya.

"Tidak apa-apa, kamu sudah melakukan yang terbaik." Ucap Fachrul sambil menepuk bahu Sakha yang terlihat sangat khawatir dan wajahnya yang sudah bergelimang darah.

Setelah beberapa jam mengatasi Azalea, para Dokter keluar dengan beberapa perawat yang ada disampingnya.

"Bagaimana keadaan Istri saya?" Tanya Sakha dengan terburu-buru ingin tahu.

"kami sudah mengatasi luka yang ada ditubuhnya, tubuhnya sangat lemah dan kami sudah meresepkan obat untuknya. Dia sedang tidur dan akan baik-baik saja." Jawah Dokter.

Setelah mendengar itu Sakha langsung berlari memasuki ruangan dan berdiri disamping Azalea. Sakha menggenggam erat tangan Azalea dan memperhatikan bagaimana banyaknya perban yang ada ditubuh Istirnya itu. Sakha mencium lembut tangan Azalea dan mengelus lembut kepala Azalea.

"Sakha bersihkanlah tubuhmu, dia bisa kaget saat bangun nanti jika melihat kondisimu seperti ini." Ucap Fachrul.

Sakha tidak memperdulikannya dan tetap berada disamping Azalea. Mau tidak mau akhirnya Fachrul menarik tangan Sakha dan ingin membawanya keluar, namun Sakha langsung menarik tangan nya agar lepas dari genggaman Fachrul.

"Aku akan tetap disini sampai dia bangun, aku tidak ingin kehilangan dia lagi." Ucap Sakha.

Fachrul menghela nafas berat dan tidak punya pilihan selain keluar dari ruangan dan mencari beberapa peralatan yang dibutuhkan Sakha.

***

Setelah keributan itu, Liyana langsung diamankan oleh polisi setelah mendapat laporan dari bawahan Sakha dan dibawa kekantor polisi. Azril menarik tangan Kakaknya saat akan dibawa ke dalam mobil.

"Apa ini? Kenapa Kakak dibawa? Apa Kakak melakukan kesalahan? Ini tidak seperti dirimu, katakan padaku!!" Teriak Azril.

"Tanyakan pada Ibu kenapa Kakak bisa begini, Kakak juga tidak menginginkan ini." Jawab Liyana yang sudah menangis.

Arisha menarik tangan Azril agar bisa melepaskan Kakaknya dan mencoba menenangkan Azril.

"Tetaplah tenang dan kendalikan diri kalian, Kak Sakha masih belum pulang dan kita masih belum tahu bagaimana cerita sebenarnya. " Ucap Arisha kepada Azam dan Azril yang terlihat tidak bisa terkendali.

Kasus itu langsung di proses dan ditangani langsung karena bukti dan saksi sudah sangat jelas. Berita itupun tersebar diberbagai televisi dan media sosial. Ibu Liyana yang menyaksikan itu semua spontan langsung terjatuh ke lantai saat melihat anaknya tertangkap. Azril yang berdiri didepan pintu langsung berlari untuk membantu Ibunya.

"Ini salah Ibu, ini salah Ibu. Tidak seharusnya Ibu mengatakan hal seperti itu kepadanya." Ucap Ibunya sambil menangis.

"Apa yang Ibu katakan, kenapa Ibu harus bersalah diasaat Ibu tidak melakukan apapun." Jawab Azril.

"Ibu memintanya untuk merebut Sakha bagaimana pun caranya dan Ibu tidak tahu kalau dia akan berbuat sampai sejauh ini."

Azril spontan langsung melepaskan tangannya dari tubuh Ibunya karena tidak percaya mendengar semua itu.

***

Malam telah tiba, Sakha masih duduk disamping Azalea dengan menggenggam erat tangan wanita itu. Fachrul masih memperhatikannya dari luar ruangan dan khawatir melihat Sakua yang tidak tidur dan bahkan tidak makan dan minum sama sekali. Fachrul sudah menelepon Ayah Sakha dan mengatakan semuanya agar Ayah tidak khawatir, begitu juga dengan Azam, Fachrul menelepon Pamannya dan meminta Azam untuk tetap tenang dirumah dan tidak melakukan apapun.

Sudah berminggu-minggu lamanya keadaan Sakha tidak normal, tidur tidak nyenyak dan bahkan bisa dihitung hanya beberapa menit, makan hanya sekedar untuk mengisi perutnya, Sakha disibukkan dengan segala urusan untuk mencari Azalea dan perusahaan Ayahnya. Begitu pun dengan Azalea, gadis itu tidak akan menyentuh makanan dan minuman apapun yang diberikan, dan malah dipaksa oleh Ibu mertuanya itu sehingga makanan dan minuman itu masuk secara terpaksa kedalam mulutnya, terbukti ada beberapa bekas luka di bibir Azalea.

Setelah 5 hari lamanya dirawat, Sakha masih menunggu dan berdoa untuk kesadaran Azalea, dirinya sudah terlalu lama hancur semenjak kepergian Azalea.

Dengan lembut, sebuah tangan menggapai wajah mulus Sakha nan diselimuti bercak-bercak darah, tangan itu menyentuh lembut wajah Sakha dan membuat si pemilik wajah terbangun dan membuka matanya.

"Azalea, kamu sudah sadar sayang?" Ucap Sakha yang langsung berdiri dan memastikan bahwa Azalea benar-benar membuka matanya.

Ketika Sakha ingin keluar dan memanggil Dokter, Azalea langsung menangkap tangan Sakha untuk mengehntikan pria itu.

"Aku hanya ingin melihatmu dan memastikan bahwa ini benar-benar kamu." Jawab Azalea lemah.

"Tentu ini aku sayang."

"Aku pikir kamu sudah bersama Liyana dan,"

Sakha langsung menutup mulut Azalea dan tersenyum di sela air matanya yang sudah menetes sedari tadi.

"Fachrul panggil Dokter, Azalea sudah sadar." Ucap Sakha dari dalam ruangan.

Dengan cepat Dokter datang dan memeriksa kondisi Azalea. Azalea sudah baik-baik saja dan hanya perlu istirahat dan makan serta minum obat agar kondisinya kembali normal. Semua orang terlihat bahagia dan kabar bahagia itu langsung Sakha sampaikan kepada keluarga Azalea dan keluarganya.

Azalea terus menerus menatap wajah Sakha yang terlihat khawatir, kemudian gadis itu memegang wajah Sakha.

"Kenapa wajah tampanmu terluka? Apa Azam benar-benar sekuat itu memukulmu?" Ucap Azalea.

"Hmm, dia sudah bisa jadi petinju, aku pikir aku bisa mati ditanganinya, tapi untungnya aku sangat kuat dan bisa menahannya." Jawab Sakha kemudian mengecup lembut tangan Azalea.

"Aku akan memarahinya saat pulang nanti." Ucap Azalea.

"Tentu, aku juga akan minta ganti rugi، apa dia tidak tahu bagaimana menjeritnya gadis-gadis diluar sana saat melihat wajah favorit mereka ini terluka." Ucap Sakha mencoba menggoda Azalea.

Dan benar, Azalea langsung cemberut dan mengalahkan pandangannya dari Sakha. Sakha langsung tersenyum dan berdiri untuk memeluk tubuh Azalea dan mengecup lembut kening istirnya.

"Jangan khawatir, diriku ini milikmu dan terserahmu mau melakukan apa padaku, aku sudah serahkan diriku untukmu." Ucap Sakha yang membuat Azalea tidak mampu menahan senyumannya.

Tale On Paper(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang