Makan Malam

1.1K 114 4
                                    

Disaat Sakha terus menerus menatap wajah Azalea, Azalea merasa kesal dan menata kembali mata Sakha. Sakha yang melihat tatapan Azalea menjadi salah tingkah dan gerogi.

"Kenapa? Tatap aku, bukankah kamu menatap ku sedari tadi, sekarang tatap aku. Ish kamu pikir aku tidak berani menatapku balik." Ucap Azalea.

Mendengar itu membuat Sakha tertantang dan kembali menatap Azalea.

"Jangan menyesali ucapan mu sendiri." Ucap Sakha.

Azalea sempat terpaku mendengar ucapan Sakha, sampai akhirnya Sakha mengecup kening Azalea dan menatap Azalea.

"Apa yang kamu lakukan?" Ucap Azalea kebingungan.

"Hmm? Apa? Apa yang aku lakukan? Aish, apa yang sebenarnya aku lakukan." Ucap Sakha yang kelihatan tidak kalah kebingungan dari Azalea.

Karena terlalu malu, Sakha keluar dari kamarnya dan meninggalkan Azalea yang masih terpaku diatas kasur.

"Apa? Apa pria itu sudah tidak waras? Apa dia benar-benar menciumku karena aku menantangnya, aishh aku belum pernah disentuh dan beraninya dia menyentuhku." Ucap Azalea kesal sambil menarik selimut untuk menutupi wajahnya.

***

Sepanjang hari, Sakha hanya menatap komputernya dan sibuk dengan laporannya. Dia bahkan melewatkan sarapannya pagi ini, agar tidak bertemu dengan Azalea. Dan sekarang, saatnya jam makan siang, Sakha hanya menyibukkan dirinya dengan laporan yang sudah diperiksa nya berulang kali.

"Apa yang terjadi padamu? Laporan ini bahkan sudah bisa menjadi bungkus nasi karena kamu bolak balik dari tadi." Ucap Arya yang sudah duduk dihadapan Sakha.

Sakha hanya diam dan memainkan bibirnya untuk berfikir.

"Kenapa? Apa kamu merasa dirimu mulai aneh kepada istrimu?" Ucap Arya.

"Apa itu terlihat jelas? "

"Selama ini kamu tidak pernah segelisah ini, aku hanya menebaknya karena kamu bertingkah aneh setelah menikah." Jawab Arya santai sambil menyeruput kopi.

"Apa kamu pernah berpacaran?"

"Tentu, gadis mana yang tidak aku kencani." Jawab Arya.

"Kalau begitu, bagaimana menurutmu jika kamu tiba-tiba mencium seseorang, padahal kamu tidak memiliki perasaan untuknya. Ini masalah serius temanku, dia bertanya kepadaku dari kemarin."

"Yakin dia tidak punya perasaan apapun? Kalau begitu mungkin dia cabul, mana ada orang yang mencium tanpa punya perasaan. Dan juga, sejak kapan anda punya teman? Bukankah hanya aku satu-satunya teman anda?"

"Cabul? Keluar bangsat!!! Keluar!!" Teriak Sakha sambil melempar berkas kepada Arya.

Arya langsung terbirit-birit keluar sambil membawa secangkir kopi miliknya.

"Aish kenapa dia harus marah jika iti memang cerita temannya, pasti itu tentang dirinya." Gumam Arya setelah keluar dari ruangan Sakha.

"Cabul? Hah, mana ada cabul yang memiliki wajah setampanku." Ucap Sakha mencoba menenangkan dirinya sendiri.

***

"Aku akan mengantarmu pulang, jadwalku kosong setelah ini." Ucap Shezan sambil menarik tangan Azalea.

Didalam mobil, Azalea hanya diam dan terlihat berfikir keras.

"Apa yang kamu pikirkan? Kamu terlihat gelisah dari tadi pagi, pemotretan ku terlalu padat sampai aku tidak sempat menanyakan apa yang terjadi."

"Apa bisa seseorang mencium begitu saja?"

"Apa maksudmu? "

"Maksudku, jika dia tidak menyukaimu, tapi dia menciummu tanpa alasan."

Tale On Paper(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang