Part 2

1.8K 140 0
                                    

Melihat itu pak Farhan menjadi panik bukan main, akhirnya dia mencoba mencari cara bagaimana untuk meluluhkan Sakha, walaupun sebenarnya dia tidak tahu tidak akan ada yang bisa mengalahkan keras kepala pria itu.

Disaat sedang dalam keadaan kacau itu, tiba tiba seorang pria datang dengan beberapa karyawan lainnya yang mengantarnya. Pak Farhan langsung memberikan hormat, kecuali Sakha yang langsung membuang muka. Anehnya, setibanya diruangan itu, pria itu langsung tertuju kepada Azalea, gadis yang sedang berdiri di tengah ruangan.

"Apa terjadi masalah?" Tanya Pria itu.

"Begini Tuan Fachrul, karyawan saya membuat sedikit kesalahan dan itu membuat Tuan Sakha tidak nyaman." Jawab Pak Farhan.

"Apa dia gadis yang didepan ini?" Tanya Fachrul.

"Benar Tuan."

"Hentikan dia bekerja." Ucap Fachrul.

Mendengar itu, membuat Azalea langsung menatap pria itu tidak percaya. Bagaimana bisa dia bertemu dengan kedua pria brengsek yang menginginkan nya untuk berhenti dari pekerjaan nya. Saat Shezan akan melawan atas perbuatan mereka, tiba tiba Fachrul kembali berbicara.

"Berhentikan dia dan biarkan dia menjadi karyawanku, aku akan mendesiplinkan dia secara pribadi." Ucap Fachrul.

"Tapi Tuan, dia tidak punya keahlian di bidang perusahaan Tuan. Dia seorang MUA, dan saya ragu itu akan memuaskan Tuan untuk menjadikan dia karyawan." Ucap Pak Farhan.

"Biarkan dia bekerja disini, jangan lakukan apapun padanya dan cukup disiplinkn dia. Lakukan seperti yang aku katakan." Ucap Sakha kemudian pergi meninggalkan mereka.

"Apa ini? Bukankah barusan dia menginginkan aku berhenti dari pekerjaanku? Kenapa sekarang dia memintaku untuk tetap disini, sebenarnya siapa dia berani mengatur ngatur jalan hidupku." Gumam Azalea kesal.

"Tenanglah, beruntunglah Fachrul datang. Dia berubah pikiran karena Fachrul, dia akan melakukan sesuatu yang bertentangan dengan keinginan Fachrul. Jika Fachrul menginginkan kamu pergi, dia akan membuatmu tetap tinggal. Begitu pun sebaliknya." Bisik Shezan.

"Kenapa?"

"Ada hubungan rumit diantara mereka yang tidak bisa dijelaskan." Jawab Shezan.

Setelah kekacauan itu, pak Farhan menemani Sakha untuk melihat bagaimana kinerja perusahaan, sementara Sekretaris dari Pak Farhan membawa Fachrul untuk masuk kesebuah ruangan, untuk meneruskan kerja sama mereka. Karena mereka memang sudah bekerja sama selama 2 tahun, dan sekarang mereka akan memperpanjang kerja sama itu.

Sementara Azalea dan Shezan pergi ke sebuah mall, tempat dimana Shezan biasa mencari pakaian. Shezan sedang memilih milih beberapa pakaian yang bisa dikenakan nya untuk acara pembacaan naskah untuk drama baru yang akan diperankan nya. Shezan sudah membawa Azalea untuk memilih beberapa untuknya, namun Azalea menolak dan memilih untuk makan es krim sambil menunggu Shezan.

Ketika Azalea sedang menikmati es krim nya, tiba tiba Fadhlan datang menghampiri Azalea dengan menggunakan masker. Azalea sudah tahu siapa pria yang datang dihadapan nya itu, karena itu dia tidak memperdulikan nya dan meneruskan memakan es krim yang ada dihadapannya. Melihat tingkah cuek Azalea, membuat Fadhlan semakin ingin mengganggunya. Fadhlan menarik es krim yang ada ditangan Azalea dan menyantapnya.

"Apa ini? Apa kamu tidak punya uang? Apa sekarang artis tidak dibayar?" Ucap Azalea dengan wajah datar.

"Aku mempunyai begitu banyak uang, sampai aku tidak mempunyai uang kecil untuk membeli semangkuk ws krim." Jawab Fadhlan sambil tersenyum.

Azalea tidak memperdulikan Fadhlan dan bermain dengan Hp nya.

"Apa kamu menunggu Shezan?" Tanya Fadhlan.

Azalea hanya mengangguk tanpa melirik ke arah Fadhlan. Karena merasa bosan dengan Hp nya, Azalea kembali menarik es krim miliknya dari tangan Fadhlan dan menyantapnya. Fadhlan berusaha merebutnya, namun Azalea menarik es krim itu dan menyembunyikan di belakang tubuhnya. Saat mereka sibuk berebut es krim, Shezan datang dengan membawa beberapa bingkisan berisikan baju.

Walaupun Fadhlan juga artis, tapi dia berada di agensi yang berbeda dengan Shezan dan Azalea. Namun, mereka sering bertemu dan menghabiskan waktu liburan bersama. Fadhlan dan Shezan saling mengenal saat pertama kali menjadi trainee dan Fadhlan mengenal Azalea, saat dia sudah menjadi artis dan Shezan memperkenalkan mereka, karena Azalea yang sudah bekerja untuk nya.

Setelah menghabiskan waktu dimall, mereka memutuskan untuk kembali, karena masih banyak pekerjaan yang harus mereka selesaikan. Fadhlan mengantar Azalea dan Shezan pulang, karena mereka memang tinggal satu atap.

***

Sakha melemparkan tubuhnya keatas kasur dan memejamkan matanya, dia ingin tidur untuk merilekskan tubuhnya. Namun, dia malah mendapat telepon dari Ayahnya.

"Datanglah kerumah malam ini, Ayah sudah menyiapkan makan malam dan ada banyak hal yang harus dibicarakan." Ucap Ayah dari balik telepon.

Sakha menutup telepon tanpa mengatakan apapun. Sakha melempar Hp nya keatas sofa dan mulai terlelap diatas kasur. Dia tidak memperdulikan telepon dari Ayahnya.

Waktu terus berjalan dan tanpa sadar matahari sudah menyembunyikan dirinya, Sakha mengucek pelan matanya dan bangun dari kasur untuk membuka jendela dan melihat kondisi diluar. Dari kamarnya, Sakha bisa melihat suasana sudah gelap dan lampu yang ada di pinggiran sekitar pulau pribadi miliknya sudah dinyalakan oleh pengurus rumah pribadi Sakha. Sakha melirik jam dan sudah menunjukkan pukul 7 malam. Sakha membuka kemeja nya dan melemparnya ke atas kasur, sehingga menunjukkan bagaimana roti sobek milik Sakha itu dapat dilihat dengan jelas. Sakha masuk ke kamar mandi dan membersihkan tubuh nya, kemudian dia memilih pakaian dan peralatan lain yang akan dikenakan nya.

Dengan kecepatan normal, Sakha melajukan mobilnya masuk ke dalam gerbang sebuah rumah yang bak istana itu. Halaman yang begitu luas sudah bisa dijadikan seperti lapangan bola kaki. Sakha menghentikan mobilnya didepan rumah dan disambut dengan pembantu orang tuanya yang langsung memarkirkan mobil Sakha. Dengan langkah santai, Sakha melirik sekitar rumah untuk melihat apakah ada perubahan. Karena, sudah hampir setengah tahun lamanya Sakha tidak menginjakkan kakinya ke rumah itu.

Para pembantu menyambut kedatangan Sakha dengan hangat dan penuh hormat, Sakha tetap berjalan maju untuk menuju ke meja makan. Setelah melihat Ayah dan Ibu tirinya yang sudah duduk di meja makan menunggunya, Sakha menarik kursi yang ada di samping Ayahnya dan duduk dikursi itu. Ibu tirinya kemudian terlihat gelisah karena putrinya yang tidak kunjung datang.

"Bi Alia, dimana Arisha? Apa dia belum keluar dari kamarnya?" Tanya Ibu Akla yang merupakan Ibu tiri Arsakha.

"Benar Nyonya, Nona Arisha tidak keluar walaupun sudah saya beritahukan untuk keluar dan makan malam bersama." Jawab Bi Aila yang merupakan kepala pembantu.

Ibu tiri Sakha kemudian berdiri dan berniat untuk memanggil putrinya itu, namun Sakha sudah berdiri duluan dan berjalan menuju kamar Arisha. Ayah langsung mengenggenggam tangan istrinya yang terlihat khawatir itu, dia takut putrinya akan mendapat masalah, mengingat bagaimana buruknya kepribadian Sakha.

Sakha membuka pintu kamar Arisha dan melihat Arisha sedang fokus duduk dihadapan meja game nya dengan handsfree ditelinga nya. Sakha menarik handsfree itu dan menarik kursi gadis itu kebelakang. Arisha langsung menatap kesal pria yang ada dihadapan nya itu, karena memang karakter yang dimiliki Arisha tidak jauh berbeda dengan Sakha, mereka sama-sama buruk dalam kepribadian dan kasar.

"Apa begini caramu menyambutku setelah sekian lama tidak melihatku?" Ucap Sakha.

"Aku pikir kau sudah mati." Jawab Arisha.

"Mulut mu benar-benar terlalu berbisa untuk anak seusiamu, baiklah tetaplah seperti itu dan jangan harap bisa menggunakan ATM mu lagi." Ucap Sakha yang kemudian berjalan menjauhi Arisha.

Arisha langsung menarik tangan Sakha dan menatapnya tanpa ekspresi.

"Ayo keluar, bukankah makan malam sudah dimulai?" Ucap Arisha sambil menarik tangan Sakha untuk keluar dari kamar nya.

Tale On Paper(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang