Jackpot

1K 122 12
                                    

Keluarga kecil yang bahagia itu menikmati makan malamnya bersama dengan meriah, pesta itu memang sederhana namun mampu membuat mereka sangat bahagia. Disaat mereka sedang menikmati cemilan sambil mengobrol, Fadhlan keluar dari rumah dan berjalan mendekati Shezan. Fadhlan berlutut dihadapan gadis itu yang membuat seluruh mata tertuju padanya.

"Apa yang kamu lakukan? Berdirilah, mereka semua memperhatikan kita. " Ucap Shezan.

"Menikahlah denganku Shezan, aku tidak ingin lagi hanya berteman dengan mu, tapi aku ingin kamu menemani ku disisa umurmu. Jangan memanggilku Fadhlan lagi, tapi panggil aku "suamiku", aku siap membangunkanmu, menjagamu dan melindungimu seumur hidupku. " Ucap Fadhlan.

Semua orang tersenyum, tidak bisa menyembunyikan perasaan hati mereka yang juga turut bahagia menyaksikan itu semua. Namun, Shezan hanya diam dan menatap pria dihadapannya itu, tanpa bicara dan tidak melakukan apapun.

"Apa kamu akan terus berlutut disana? Bangunlah, aku bukan Ibumu yang membuatmu berlutut seperti itu." Ucap Shezan.

"Shezan, jangan begitu. " Ucap Azalea kepada Shezan.

Disaat Fadhlan ingin berdiri dan terlihat kecewa, Shezan langsung menarik cincin yang ada ditangan Fadhlan dan mengenakannya dijari manisnya. Fadhlan kebingungan dengan tingkah Shezan dan hanya menatap gadis itu tanpa ekspresi.

"Aku tidak suka diperlakukan seperti itu, aku lebih suka lamaran yang sederhana yang hanya kita berdua tahu. " Ucap Shezan.

Fadhlan langsung tersenyum dan memeluk Shezan, mereka semua yang ada disana langsung tepuk tangan bahagia dan berteriak kegirangan. Karena Azalea masih diatas kursi roda, Sakha langsung menarik tangan Azalea saat dia ingin berdiri dan memeluk Shezan, Sakha langsung menarik tangan istrinya itu dan memeluknya.

"Peluk aku saja jangan dia, dia sudah punya sandaran. " Ucap Sakha.

Azalea hanya tersenyum dan memeluk Sakha.

"Apa yang akan menikah itu kalian? Kenapa berpelukan? " Ucap Arisha kepada Sakha dan Azalea.

Sakha dan Azalea langsung melepaskan pelukan mereka, Azam hanya menatap Kakaknya itu sambil menggelengkan kepalanya, namun Fakhra tersenyum bahagia melihat kebahagiaan mereka.

Setelah acara pesta selesai dan hari sudah larut, Shezan dan Fadhlan kembali pulang, tersisalah Azam, Arisha, Azril dan Fakhra.

"Aku akan mengantar Arisha." Ucap Azril.

Azam langsung terdiam dan terlihat berfikir bahwa dia yang harus mengantar Fakhra.

"Kamu ingat hutangmu padaku kan? Aku akan minta kamu bayar sekarang, antar gadis ini pulang dan jelaskan pada orang tuanya saat sampai. " Ucap Sakha kepada Azam.

Azam langsung menatap kesal kepada Sakha, namun segera disingkirkan nya pandangan itu saat Azalea memukul bahunya.

"Ayo." Ucap Azam kepada Fakhra yang langsung diikuti gadis itu setelah berpamitan dengan yang lainnya.

Kuranh lebih 30 menit, Azam tiba dirumah Fakhra yang terletak di tepi kota, rumah itu cukup sederhana dan Fakhra bisa dikatakan hidup lumayan dirumah itu.

"Apa aku harus masuk? " Tanya Azam kepada Fakhra.

"Ah kamu bisa langsung pergi jika merasa tidak nyaman." Jawab Fakhra sambil tersenyum.

Azam menarik nafas panjang dan membuka pintu mobilnya. Fakhra langsung keluar dari mobil dan berjalan mengikuti Azam yang masuk kehalaman rumahnya. Azam langsung membunyikan bel dan tidak lama kemudian orang tua Fakhra keluar.

"Halo Paman Tante selamat malam, saya Azam teman kampus Fakhra, maaf mengganggu waktunya, saya ingin mengantar Fakhra pulang dan maaf atas keterlambatan waktunya. " Ucap Azam setelah menunduk hormat.

Tale On Paper(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang