Final Judgement

267 8 22
                                    

Pairing : Norton x Reader
Note :
- Terinspirasi dari Danganronpa 😳
- Terinspirasi dari skin Norton yg Hajime 😳✨
- Iya Saia juga suka main dgrp apalagi yg Trigger Happy Havoc✨
- ⚠️WARNING⚠️
- Warning kali ini lebih ke gore dan blood mentioned desu
- Saia jarang apdet jadi mumpung ada ide Saia apdet ini dulu aja UwU
- BTW buat yg sudah nonton bahkan main game dgrp, disini storyline nya Saia ubah 👀

Happy Reading Desu ~ !

Entah sudah sekian berapa kali kamu terbangun di berbagai macam tempat, entah perpustakaan, entah gudang, bahkan pernah kamu terbangun di kolam manor (yang membuat kericuhan karena Tracy yang panik melihatmu 'tenggelam' di kolam manor yang sebenarnya dangkal), dan sekarang kamu terbangun di kamarmu sendiri, untungnya. Kamu segera terduduk sambil memegangi kepalamu, 'sebentar lagi sudah event 'final judgment'... Hhhhh... Bagaimana ini...' kamu panik dalam hati.
Apa yang sebenarnya terjadi ?
Mari kita flashback sejenak

>Flashback<
Kamu sebagai seorang Survivor dengan tipe Assist memang diandalkan untuk bisa melakukan apa saja, termasuk kiting. Gerbang sudah di depan mata, Patricia, Luca, dan kekasihmu tercinta, Norton, sudah menunggu di depan gerbang, "AYO (Y/N) ! KAMU BISA !" Teriak Patricia. Kamu berlari lebih cepat agar tidak terkejar oleh Hastur. Mereka bertiga pun sudah siap untuk skill stun masing-masing. Namun, sesuatu terjadi. Entah apa bagiamana bisa, bahkan Hastur juga panik. Tiba-tiba gempa dahsyat terjadi. Kalian semua membatu, shock dan tentu saja tidak tahu harus bagaimana, "(Y/N) LARI !" Teriak Norton. Kamu tersadar dari kepanikanmu, segera berlari menuju gerbang. Sekali lagi, Dewi Fortuna tidak berpihak padamu. Baru saja 1 langkah berlari, tanah yang kamu pijak terbelah. Kamu menjerit karena terpeleset. Patricia dan Luca apalagi Norton benar-benar panik. Hastur, juga panik, segera mengulurkan tentakelnya, "PEGANGAN YANG ERAT !" teriaknya dari atas. Hastur segera menarikmu keluar. Namun, sesuatu yang aneh kembali terjadi, dari bawah lubang itu, kamu juga di tarik oleh sebuah tali tambang. Sangat erat, bahkan Hastur harus berusaha sekuat tenaga untuk menarikmu. Norton yang tidak ingin kamu kenapa-kenapa, segera melompat menuju sisi Hastur dan ikut menariknya. Naas, sebuah gergaji besi yang berputar tiba-tiba terlempar kearah tentakel Hastur dan memotong nya, menjadikan darah Hastur bersimbah ruah. Dia berteriak kesakitan, dan kamu berteriak karena terjatuh di dalam lubang. Tanpa tanda apa-apa, kalian semua di pulangkan kembali ke manor.

Luca segera berlari keluar dari lorong itu, "MANA EMILY ?! PANGGIL EMILY !" Jeritnya panik. Orang-orang di sekitar itu belum pernah melihat seorang Luca Balsa sepanik ini. Martha segera berlari memanggil Emily. Di ruangan post-match, Norton menggigil, bahkan sudah terisak, "Tenanglah, (Y/n) akan baik-baik saja," tapi Norton tentu saja tidak mau tahu. Seketika traumanya akan masa lalu di tambang itu membuatnya kembali panik, dan Norton akhirnya menjerit keras sekali, membuat Patricia merinding mendengarnya. Dan akhirnya Norton pingsan. Emily dan Aesop segera berlari memasuki ruangan post-match, dan betapa terkejutnya mereka melihat kondisi Hastur dan Norton yang tidak sadarkan diri. Patricia hanya bisa terdiam setelah mendengar teriakkan Norton yang menurutnya menyeramkan itu. Belum pernah dalam hidupnya, dia mendengar seseorang berteriak seperti itu. Emily segera menghampiri Hastur dan Aesop memeriksa keadaan Norton, "Ini hanya luka-luka kecil, bagaimana dia bisa pingsan ?" Luca terbata-bata dan Patricia hanya membuka dan menutup mulutnya, tidak tahu harus berkata apa. Tentu saja, Aesop merasa ada yang janggal disini. Mulai dari Hastur yang entah bagaimana tentakelnya bisa terputus dari badannya, dan Norton yang pingsan. Aesop segera berdiri dan berlari keluar, dimana disana ada Murro dan babinya yang berjalan melewati ruangan post-match mereka, "Tolongkan panggilkan Tuan De Rossi, aku perlu bantuan untuk mengangkat Tuan Hastur," Murro tentu saja mengira Aesop bercanda, tapi setelah dia mengingat kalau Aesop bukan tipe-tipe yang senang bercanda, segera berlari dengan babinya menuju manor Hunter.

-Skip-
Norton sudah ditandu menuju kamarnya, sementar Aesop dan Emily masih sibuk mengobati Hastur yang berdarah hebat.
Di ruang tengah, dimana biasanya Survivor dan Hunter bertemu, segera menginterogasi Luca dan Patricia yang masih pucat pasi. Andrew duduk di samping Luca berusaha menenangkannya yang sedaritadi memegang kepalanya. Patricia masih shock, hanya terdiam dengan keringat dingin mengalir, "Apa yang sebenarnya terjadi ?" Pertanyaan itu sudah di lontarkan oleh Leo sepertinya sudah sejam yang lalu, namun mereka berdua tidak ada yang menjawab. Tidak hanya Survivor, Hunter pun ikut panik melihat keadaan ini. Baru saja Michiko hendak angkat bicara, Miss Nightingale datang di tengah-tengah mereka, dia berdehem, "...Saya sangat memohon maaf atas apa yang terjadi," "BAGAIMANA KAU BISA BERSIKAP TENANG DISAAT SEPERTI INI ?!" "Nona Dorval, tenanglah," Eli menarik bahu dan tangan Patricia agar dia tidak bertindak. Miss Nightingale kembali berdehem, "...Jadi begini. Karena sesuatu hal, yang saya bahkan pemilik manor juga tidak tahu, kami akan menunda semua jadwal match sampai waktu yang belum ditentukan. Saya benar-benar minta maaf. Dan sebisa mungkin... Sebisa mungkin kami akan mencari dimana Nona (Y/last name) berada. Entah dimana pun dia, kami akan mencarinya. Untuk, itu saya mohon pengertiannya, terima kasih dan selamat beristirahat," dan setelah itu Miss Nightingale menghilang. Patricia masih shock dan juga marah dengan apa yang terjadi. Michiko mendekati mereka berdua, dia berjongkok dan memegang tangan Patricia, "Ku mohon ceritakan saja, kami tidak tahu apa yang terjadi kalau kamu tidak mau mengatakannya," Patricia memandang mata Michiko yang hitam itu, menghela nafas dan kembali duduk di sofa. Luca mengangkat kepalanya, melirik kearah Patricia, "...A-aku... Aku juga tidak tahu apa yang terjadi. (Y/n) berlari menghindari Hastur, seperti biasa saat kita semua kiting. Tapi... Tapi... Tapi..." "Tiba-tiba ada gempa. Benar-benar gempa. Aku bahkan bisa melihat gedung itu hancur dengan mataku sendiri," timpal Luca. Semua yang ada disitu saling berpandangan. Tentu saja mereka tidak percaya jika ada gempa tapi melihat keadaan ini, mereka harus percaya, "L-lalu... Lalu tiba-tiba tanahnya terbelah, (Y-Y/n)... D-dia... Dia jatuh..." Luca bercerita sambil bergetar ketakutan, "Hastur menolongnya, dan Norton juga ikut melompat melewati jurang besar itu, tapi..." "Tapi ada sesuatu yang menarik (Y/n) dengan kuat dan ada gergaji berputar yang mencul tiba-tiba... tentakelnya... P-putus..." Survivor dan Hunter hanya terdiam mendengar cerita Luca dan Patricia. Seperti mimpi buruk, tapi tidak mungkin mimpi buruk benar-benar membuat Hastur, yang notabene adalah Dewa, bisa berdarah-darah dan Norton yang tidak kenapa-kenapa bisa pingsan. Tidak hanya itu, seorang dari mereka juga hilang. Benar-benar hilang.

IDV Oneshot Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang