#StayAtHome The Series (Aesop Carl)

350 15 41
                                    

Pairing : Aesop x Reader

Happy reading ~

Apa yang kamu lihat dengan mata kepalamu sendiri saja, kamu sebenarnya tidak percaya. Kamu berkedip beberapa kali bahkan mencubit pipimu sendiri melihat lelaki di depan pintumu. Matanya berpaling ke segela arah menghindari tatapanmu, wajahnya tampak merah merona tapi karena masker yang dia kenakan rona merah itu tak terlihat. Mungkin saja kalau kamu sebegitu jelinya, kau bisa melihat telinganya yang juga berwarna merah muda, "......(Y/N), jangan lihatin aku terus, a-aku....ga enak rasanya...." Katanya padamu dengan suara pelan sambil menggaruk lehernya. Kamu seketika tersadar dari duniamu, kamu menggeleng pelan lalu memijat pelipismu, kamu berdehem, "...ehem....Jadi, kamu datang juga, ya....Aesop," katamu sambil tersenyum dan dalam hatimu masih terasa perasaan antara kagum dan shock karena PACARMU ada didepan pintu rumahmu, "I-iya...katamu kamu pengen aku disini, y-ya...aku dateng, tentu saja," katanya masih dengan wajah merah merona. Mendengar penuturannya itu, kamu semakin tidak percaya, 'apakah ini mimpi ?! Apa aku masih tidur ?! HEEE ?!' panikmu dalam hati. Kamu melirik kearah ransel besar dan juga koper yang lelaki bernama Aesop Carl ini bawa, tidak lupa dengan case make-up yang selalu dia bawa kemanapun. Ya, pacarmu ini, selain masih kuliah, ia juga bekerja sampingan sebagai perias wajah. Dia bisa merias wajah siapa saja, bahkan mayat sekalipun. Tapi, karena pandemic yang sedang terjadi ini, sepertinya Aesop tidak akan bisa bekerja. Kamu tersenyum kikuk padanya dan mempersilahkan dia masuk.
Bagaimana ceritanya Aesop bisa datang ke rumahmu ?
Mari kita rewind sejenak

(-Flashback-)
"Apa ? Ayah nggak bisa pulang ?" Tanyamu, "Maaf, tapi pasiennya lumayan banyak, jadi ayah nggak bisa pulang," kamu terdiam sejenak. Jadi begini rasanya ditinggal untuk 'berperang' di garda terdepan ?
Kamu mengusap air matamu, tangismu tertahankan, "Emm....kalo gitu ayah, semangat,ya ! Ayah pasti bisa ! Aku sama Ibu ndukung ayah terus !" Katamu dengan suara bahagia yang dibuat-buat, "Hahaha, iya,dong. Ohiya, titip salam buat Ibu sama Mas Aesop juga, ya," kata ayahmu. Mendengar nama yang disebutnya, seketika kamu teringat dengan seorang pria jangkung berambut silver yang telah mencuri hatimu 3 tahun yang lalu. Aesop Carl, lelaki itu sering dikira autis karena sifatnya. Tapi siapa sangka, dia termasuk murid yang sangat pintar, bahkan dia masuk ke universitas terbaik dan menjadi mahasiswa paling berprestasi, sekalipun dia harus bekerja sampingan demi uang sehari-hari. Ya, dia yatim piatu. Aesop dibesarkan di panti asuhan dan pada akhirnya memutuskan untuk menjadi seorang perias. Percaya atau tidak, Aesop suka sekali dengan make-up. Waktu pertama kali dia mencoba merias adalah saat dia berumur 5 tahun, saat dia melihat teman-teman gadisnya bermain-main dengan make-up. Aesop mencobanya pada ibu angkatnya, begitu dia bercerita padamu. Ibunya berkata bahwa riasannya sangat bagus padahal bisa dibilang Aesop masih awam. Aesop sering berlatih merias dengan menggunakan boneka bekas sebagai model. Aesop juga dia tidak peduli jika ada anak lelaki yang mengejeknya 'banci', pikirnya, semua orang punya kemampuan masing-masing. Tentu saja anak sekecil itu yang sudah berpikiran sangat dewasa adalah sesuatu mujizat. Dan dewasa ini, Aesop punya banyak job untuk merias disana-sini, membuatnya semakin sibuk disela-sela dia mengurus studinya. Sampai pada akhirnya dia bertemu denganmu. Katanya dengan blak-blakan, wajahmu tanpa dirias pun sudah sangat cantik, 'natural born beauty' dia bilang. Saat itu kamu bertemu dengannya karena kamu dipilih sebagai model untuk promosi universitasmu. Dan saat itu juga kalian menjadi dekat. Aesop memang sangat tertutup, kalau kamu tidak mengajaknya berbicara, dia sama sekali akan diam seribu bahasa. Dan akhirnya kalian bisa menjadi sepasang kekasih sampai sekarang ini. Dan tentu saja kamu berharap bisa terus bersamanya.
Aesoplah yang pertama kali menyatakan perasaannya padamu secara terang-terangan. Mengingat momen itu, membuat hatimu berdebar-debar, "(Y/N) ? Masih disitu ?" Kamu tersadar dari lamunanmu, "O-oh iya ! Aku masih disini ayah," "Hehe, ngelamunin Mas Aesop, ya ?" Wajahmu memerah, "Kenapa ga suruh dia nginap saja ? Ibu juga pasti selalu sibuk dikantor, kasihan kamu nggak ada yang nemenin, hehe," katanya. Mendengar itu, tentu saja otakmu memunculkan sebuah ide, "Kalau gitu ayah balik kerja lagi, ya," katanya, "....iya, semoga ayah sekalu baik-baik saja," kamu mendengar ayahmu tertawa dan telepon dimatikan.
Kamu melihat ke layar handphonemu, '....panggil,ga ya ? Apa dia sibuk ?....tapi,kan universitas 'libur',' gumammu. Kamu mencari kontak bertuliskan 'Yayang ❤️' dan hendak menelponnya. Kamu menimang-nimang keputusan dan, "....U-uwaa....dia mesti sibuk," katamu yang pada akhirnya menelponnya. Lama bunyi sambungan itu membuatmu semakin yakin bahwa Aesop pasti sibuk. Sampai akhirnya, "Halo, (Y/N) ? Ada apa ?" Suaranya yang khas menyambutmu dari seberang telepon. Nafasmu tertahan, 'UWAAA DIANGKAT !' jeritmu dalam hati, "Halo ? (Y/N) ? Sayang ?kamu disitu ?" "Iya aku disini, maaf, hehe," ucapmu dengan nada kekanakan, "Ada apa ? Apa ada sesuatu ?" "Umm....ahh...jadi gini. Nee, kira-kira....kamu mau nggak nginap di rumahku sebulan ?" Tanyamu. Aesop tidak menjawab, tetapi kalian masih terhubung, menandakan Aesop masih mendengarmu, "Oh ! Eh...atau kalau nggak....2 Minggu aja juga nggak apa, hahaha....aku sendirian,nih. Ibu pasti setiap hari sibuk di kantor, ayahku.... Kau tau,kan dia dokter. Jadi.....dia sibuk sekali," katamu. Lagi-lagi tidak ada balasan. Kamu panik, 'Haduh ! Apa aku blak-blakan banget,ya ?! E-eh gimana ini ?!' kamu bolak-balik melihat layar handphonemu apakah Aesop akan mematikannya atau tidak. Tiba-tiba kamu mendengar suara Aesop terbatuk, "uhuk....ah...itu................ya," hening, kamu ikut terdiam juga mendengar jawabannya, apa yang dia maksud dengan 'ya' ? Pikirmu, ".... Kalau gitu tunggu aku, ya, bye," katanya terburu-buru lalu sambungan kalian terputus. Tanganmu berkeringat, 'EH JADI BENERAN ?!' tentu saja kamu berdebar-debar apakah Aesop sungguh-sungguh akan menginap di rumahmu atau tidak. Pikiranmu kemana-mana, dan tentu saja perasaanmu campur aduk.

IDV Oneshot Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang