Behind The Closed Door

515 9 18
                                    

Pairing : Aesop x Andrew
Request by Nanab1218
Note :
- Sebelum lanjut, saia peringatkan aja
⚠️WARNING⚠️
- R18 content
- Bahasa saia vulgar 🙂
- School!AU
- Also ooc hehe
- Btw disini Aesop lebih tinggi dari Andrew, just info 👌

Happy Reading Desu ~

Perpustakaan sekolah adalah satu-satunya tempat yang paling dia sukai. Tenang,sepi,dan dingin. Tidak seperti di kelas-kecuali jika kosong- atau di kantin yang ramai dan penuh dengan manusia. Andrew Kress, ketua komite perpustakaan itu bersenandung senang sembari merapikan buku di rak-rak dengan sesekali mengeceknya. Lelaki itu memang suka tempat yang sepi dan tenang. Sekalipun terkadang dia ditemani oleh wakil ketua pengurus perpustakaan dan sobat karibnya, Victor Grantz, tapi Andrew tetap menyukai kesendiriannya.

Sebenarnya, sikapnya ini hampir mirip dengan si ketua OSIS, Aesop Carl. Aesop juga suka tempat yang sepi dan tenang, seperti 'markas' OSIS yang sering sepi karena hanya dirinya yang sering bekerja disana. Wakilnya, Eli Clark, lebih suka mengerjakan tugas-tugasnya di taman bersama dengan burung hantu kesayangannya yang dia bawa diam-diam ke sekolah.
Aesop cukup ditakuti karena sikapnya yang dingin. Tapi disamping itu, Aesop adalah ketua yang sangat disiplin,teladan,dan bertanggung jawab. Banyak gadis yang diam-diam mengidolakannya, sekalipun Eli dan Naib, sekretarisnya, lebih banyak punya fans ketimbang dirinya. Tidak hanya Eli dan Naib, Aesop sebenarnya tahu kalau bendaharanya, Norton dan Mike, punya klub fans yang dibuat untuk mereka, tapi Aesop hanya diam saja. Dia tidak menggubris hal-hal seperti itu karena sebenarnya, dia punya seseorang yang dia cintai. Aesop sebenarnya merasa bersalah pada orang-orang yang diam-diam mengidolakannya, karena dia sudah memiliki tambatan hati. Tapi, itu adalah rahasia terbesar baginya dan orang yang beruntung itu. Tentu saja, kalau mereka tahu, mungkin mereka akan semakin takut padanya atau malah memandang Aesop dengan aneh. Jadi biarlah hubungan asmaranya hanya terjadi di balik pintu yang tertutup.

Hari itu, seperti biasa, Aesop sibuk mengerjakan tumpukan proposal untuk festival sekolah. Matanya membaca kata demi kata, lalu membalik kertasnya, dan sesekali menulis sesuatu. Pikirannya benar-benar terfokus pada pekerjaannya karena Aesop juga ingin segera selesai tapi semua acara tersusun dengan rapi dan baik.
Aesop tidak menyadari jika ada seseorang yang mengetuk pintu ruang OSIS. Sampai akhirnya orang itu memutuskan untuk masuk, "...p-permisi ?" Mendengar suara yang sangat familiar itu, Aesop langsung menghancurkan seluruh fokusnya hanya untuk orang itu, "Masuklah. Aku sudah berkali-kali bilang kau bisa masuk ke ruangan ini tanpa permisi," kata Aesop pelan, suaranya tertahan oleh masker putih yang selalu dia pakai. Andrew hanya terdiam dan berjalan mendekati meja Aesop, "Ini buku dan jurnal yang kau minta," Aesop mengambil sebuah buku dan membacanya sekilas, "...hmm... Baiklah. Taruh di lemari itu, akan aku baca nanti," katanya menyuruh Andrew untuk menaruhnya di lemari yang Aesop tunjuk. Andrew mengangguk lalu berjalan perlahan menuju lemari itu. Tangan pucat Andrew membuka kenop lemari itu lalu menyusun berkas-berkas tersebut. Tiba-tiba Andrew merasakan ada tangan yang memegang pinggangnya, "...Kau...tidak ingin melakukannya hari ini hmm ?" Bisik Aesop ditelinganya. Andrew tidak menjawab, tapi Aesop tau Andrew ingin menjawab tidak dari tubuhnya yang bergetar. Aesop menghela nafas. Perlahan dia memegang dagu Andrew dan membuatnya menengok ke wajahnya. Aesop mengecup lembut bibir Andrew dengan bibirnya yang masih tertutup oleh masker, "Kalau kau ingin melakukannya, aku bisa meluangkan waktuku," katanya masih dengan bisikkan dan suaranya yang parau. Andrew mendorong pelan Aesop, "Lebih baik kau selesaikan dulu saja semua kertas-kertas itu. Mereka lebih penting," Jawab Andrew sambil mengalihkan pandangannya. Aesop menggeram pelan, "Kau lebih penting bagiku, Andrew," katanya. Andrew menggeleng padanya, "Selesaikan saja dulu," katanya lalu beranjak pergi dari ruang OSIS. Aesop hanya melihat kepergian Andrew tanpa berekspresi sama sekali.

Besoknya seperti biasa, Andrew duduk dengan tenang di kelas seperti murid pada umumnya. Pak Luchino menerangkan materi biologi yang sepertinya cukup membosan, tapi Andrew tidak peduli. Menurutnya itu sama sekali tidak membosankan.
Ditengah-tengah Pak Luchino menulis dipalang tulis, tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kelas, "Masuk," pintu pun terbuka, menampakkan Naib yang terlihat kesal entah kenapa, "Maaf, Pak saya ganggu," "Iya kamu emang ganggu," dan sekelas pun tertawa mendengar percakapan mereka, Naib menggaruk lehernya, "A-eh... Itu,Pak. Saya mau manggil Andrew, Andrew Kress," Andrew terkejut karena tidak biasanya ada anggota OSIS yang memanggilnya, "Hmm ? Andrew ? Andrew apa kamu bikin masalah ?" Andrew terdiam karena dia juga tidak tahu apa-apa. Naib memutar bola matanya, "Ya ga semua yang dipanggil OSIS itu bermasalah lah,Pak," "Kamu itu yang bermasalah, proposal sponsor ga pernah jadi," dan lagi-lagi sekelas hanya tertawa, "Oh ayolah ! Andrew ! Ikut denganku !" Andrew mau tak mau pun menuruti Naib untuk ke ruang OSIS, 'Apa salahku ?! Aku tidak melakukan apapun ?!' setelah Andrew meminta ijin pada Pak Luchino, dia pun beranjak pergi dari kelas dengan Naib di depannya. Sepanjang perjalanan mereka hanya diam saja, lalu Naib tiba-tiba berkata, "Haahhh...nyebelin banget,sih si Asep. Orang tau baru asik tidur dikelas malah di telpon, kurang ajar banget mentang-mentang ketos," gerutu Naib. Andrew terkejut, "Emm....maaf, apa Aesop yang memanggilku ?" "Lah siapa lagi ? Bukannya kamu punya nomer nya dia ? Apa dia tidak menelponmu ?" Tanya Naib balik. Andrew membuka handphonenya dan sama sekali tidak ada notifikasi, "tidak, dia tidak menelponku," "Ck, dasar kutil kadal, ganggu aja," Andrew jadi merasa tidak enak pada Naib karena entah lagi-lagi apa yang Aesop inginkan.

IDV Oneshot Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang