Heat

458 8 6
                                    

Pairing : Norton x Naib
Request by silverdeer92
Note :
- AKHIR NYA INI OKTOBER jadi nya Saia pake beberapa ide dari KINKTOBER 😈
- I have no limit >:)
- Harus kah Saia pake 'tag' biar keliatan kek doujin ? Seperti nya tidak
- Norton + Naib = Bara couple
- NSFW CONTENT
- Norton HUGE dick energy is real :)
- Btw bahasa Saia juga vulgar hehe 👀

Happy Reading Desu ~ ❤️

Sudah berapa hari ini Norton selalu saja pergi menyendiri dan menutup diri di kamarnya selesai match. Bahkan beberapa hari ini dia juga sama sekali tidak menyentuh ruang kerjanya. Sudah beberapa kali pula Luchino memarahinya karena hanya dia yang mengurusi ruang kerja itu. Emily juga sudah memperingatkan Norton untuk tidak makan larut malam, tapi Norton tetap saja bertingkah demikian. Tidak hanya itu, teman-teman setimnya juga berkata kalau akhir-akhir ini Norton jadi aneh. Setiap pintunya di ketuk, entah apa dan bagaimana bisa, Norton akan sangat marah. Terakhir saat Mike mengetuk pintunya, Norton melemparkan sesuatu ke pintunya -yang dari suaranya disinyalir adalah kursi- yang membuat suara terbanting yang sangat keras, membuat Mike dan beberapa orang yang melewati pintu itu shock. Akhirnya, mereka membiarkan Norton sendiri. Banyak yang bertanya-tanya, apa yang sebenarnya terjadi. Tapi tentu saja, tidak akan ada yang tahu.

Semua mulai berubah setelah kejadian itu. Norton sama sekali tidak mau ikut match. Waktu Eli bertanya pada Miss Nightingale, dia bilang kalau Norton juga sudah ijin untuk tidak ikut match beberapa hari kedepan. Eli mengira kalau temannya sedang sakit dan meminta Emily atau Aesop untuk memeriksanya. Bahkan Aesop yang sering jadi asisten Emily menolak permintaan Eli, padahal biasanya sehabis match, Aesop-lah yang pertama kali memeriksa keadaannya, karena Norton adalah kiter andalan tim. Tidak hanya Aesop, Emily, dokter semua orang, bahkan hanya berkata, 'Biarkanlah dia,' dan paling-paling hanya meninggalkan makanan dan obat didepan pintu kamar Norton. Sayangnya, dia juga sama sekali tidak menyentuhnya, padahal saat awal-awal Norton bertingkah aneh ini, dia masih mau memakanya, setidaknya setengah.

Akhirnya, Naib tidak tahan lagi. Sudah lelah dia jadi kiter menggantikan posisi Norton karena dia hanyalah seorang rescuer. Kemampuan Naib dalam kiter sebenarnya lumayan bagus, tapi Naib lebih cocok untuk rescue dan body-block. Dan juga, karena dia kasihan melihat Aesop dan Eli yang selalu merawat luka-luka yang dia buat. Luka lama belum sembuh, sudah dia buat yg baru lagi. Eli sudah menyarankan untuk meminta Mike atau William yang menggantikan Norton, tapi Naib tidak mau. Menurut Naib, Mike terlalu lemah untuk itu, dan mungkin sekali kena sabetan senjata, dia akan tumbang. Kalau William, dia terlalu ceroboh, padahal Naib sendiri pun sama. Sebenarnya, itu semua hanya akal-akalannya saja. Naib sejujurnya lebih senang kalau itu adalah Norton. Tapi tentu saja dia lebih memilih untuk diam.

Naib pada akhirnya memutuskan untuk memaksa Norton keluar dan menceritakan apa yang terjadi. Naib berjalan menuju pintu kamar Norton dan mengetuk pintunya keras. Jose yang kebetulan melewati, memperingati Naib, "Kau tahu,kan kalau dia akan sangat marah jika kau terus begitu," kata Jose dan berjalan pergi meninggalkan Naib yang tidak menggubrisnya, "Kalau ada apa-apa kau yang tanggung jawab, Subedar," katanya lagi. Naib akhirnya lelah, dan menendang pintu itu, "MAU SAMPAI KAPAN KAU SEPERTI INI TERUS BODOH ?!" teriak Naib, yang tentu saja tidak ada balasan suara, "KAU MAU MENELENTARAKAN TIMMU SENDIRI, HAH !?" Lagi Naib menendang pintunya, "KATANYA KAU MAU SETIA DI TIM !? APA ITU HANYA JANJI BELAKA !?" Dan sebelum Naib menendang pintu itu lagi, pintu pun terbuka sedikit, menampakkan Norton dengan penampilan yang sangat acak-acakan. Tidak hanya itu, Naib bisa mencium bau Norton yang, berbeda dari biasanya. Naib melihat ke arah iris coklat Norton yang mengkilap terkena cahaya lampu, "Apa maumu ?" Suara Norton sangat serak dan dalam, "Kau, kau masih sempat-sempatnya bertanya apa mauku ? KAU SENDIRI BAGAIMANA !? MAU SAMPAI KAPAN !?" Lagi, Naib menjerit kesal. Norton hanya diam melihat kemarahan Naib, "Kenapa kau begini terus ? Apa yang sebenarnya terjadi padamu ? Apa yang... Kau sembunyikan dari kami selama ini ?" Norton tidak membalas, dia hanya menunduk, "...Kami semua berusaha untuk membantumu, tapi kamu malah begini, apa maumu yang sebenarnya, hah ?" Naib terlihat berkaca-kaca, dan suaranya berubah menahan tangis, "Katanya kau ingin menang dan keluar dari manor ini bersama ? Apa itu hanya omonganmu saja, hah ? JAWAB AKU NORTON CAMPBELL !" Norton tersentak, kalau sudah begini, artinya memang Naib serius. Naib kembali memarahinya, namun semua ditahan, "......Kau...Kau yakin ?" Tanya Norton dengan tiba-tiba, "Kau yakin mau membantuku ?" Tanya Norton, "Tentu saja, kau kiter andalan tim, dan kita teman setim,kan ? Tentu aku akan membantumu," Norton tidak menjawab, tapi dia hanya bergumam sesuatu yang tidak jelas. Norton menutup matanya, lalu menghela nafas berat, dia meninggalkan pintunya yang terbuka, "Tutup lagi nanti, kunci sekalian," katanya masuk ke kamar. Naib mengikuti Norton dan akhirnya ikut masuk ke dalam kamar Norton lalu menguncinya. Biasanya, Naib masuk ke kamar Norton kalau sedang membicarakan rencana atau sekedar mendengar Norton curhat bersama Eli atau William. Dan begitu Naib masuk, tentu saja dia shock melihat kamar Norton yang sekarang. Sekalipun minim penerangan, tapi dari terang lilin, Naib tahu kalau kamar Norton benar-benar seperti kapal pecah. Buku-buku di lemari terlempar kesana kemari, bahkan beberapa ada yang robek, kertas-kertas berisi proyek Norton, entah basah, entah terlipat-lipat, atau bahkan sengaja di robek, kursi bahkan hancur. Naib melihat Norton duduk di kasurnya dengan tangan di wajah. Penampilannya benar-benar kacau. Naib berjongkok di depan Norton. Dan baru saja dia hendak bertanya, dia bisa melihat air mata berjatuhan dari sela jemari Norton. Naib benar-benar tidak sampai hati untuk memarahinya lagi, "Hei, tidak apa, menangislah. Laki-laki juga perlu menangis," kata Naib membelai pundak Norton. Di sela isakkannya, Norton menjawab, "Kau tidak paham. Kau tidak paham dengan apa yang terjadi," katanya. Naib terdiam, "...Aku sendiri juga tidak paham apa yang terjadi. Ini...ini benar-benar menyakitkan. Aku sengsara rasanya. Bahkan nona Dyer atau Aesop pun tidak akan bisa menyembuhkannya," katanya dengan suara serak. Naib melihat ke sekeliling, siapa tahu ada air, tapi niatnya terhenti ketika melihat beberapa gelas yang pecah serta teko yang juga pecah dan hancur karena dibanting. Naib duduk disebelah Norton, "Jadi... Apa yang kau rasakan selama beberapa hari ini ? Mungkin aku memang tidak tahu tentang sakit penyakit, tapi coba nanti aku tanya Nona Dyer apakah dia punya obatnya atau tidak," Norton berusaha menenangkan diri dan kembali berbicara, "...panas," "Hmm ?" Naib kebingungan, "Apa maksudmu ?" "... Rasanya, panas. Panas sekali. Aku tidak bisa konsentrasi sama sekali," jawab Norton. Naib semakin dibuat bingung, 'mungkin obat demam ?' tanya Naib dalam hati. Naib masih sibuk berpikir mengenai bagaimana caranya menolong Norton, sampai Norton kembali bertingkah aneh, "...Panas," katanya lagi. Naib tersadar dari lamunannya, "...Panas...Panas..." Nafas Norton jadi tidak beraturan. Uap hangat keluar dari sela gumamannya, Naib semakin panik. Belum sempat dia berdiri, Norton sudah membanting tubuh Naib ke kasurnya. Ketika Naib membuka mata, begitu terkejutnya dia, Norton benar-benar tidak seperti biasanya. Nafasnya terengah-engah, tangannya yang besar dan kasar menahan kedua tangan Naib, "O-oi... Sakit ! Lepaskan aku !" Kata Naib, tapi sepertinya itu membuat Norton makin menjadi. Entah kenapa, melihat wajah Norton membuat Naib jadi takut. Tidak berselang lama, Norton menjerit, membuat Naib berjenggit kaget. Tidak sampai disitu, kedua tangan Naib ditarik keatas oleh satu tangan Norton, dan tangan yang satunya menarik turun celana Naib. Mata Naib terbelalak kaget dan shock, "BODOH APA YANG KA-" Norton ikut membuka celananya, menampakkan miliknya yang benar-benar besar sekali. Naib bergetar melihatnya, "K-kau tidak akan melakukannya kan ?" Norton tidak menjawab, tapi dia malah memompa penisnya, beberapa cairan bening pun berjatuhan dan sedikit demi sedikit mulai melumuri batangnya yang semakin mengeras. Naib masih berusaha melepaskan diri dari jeratan tangan Norton, bahkan dia sempat menendang perutnya, tapi Norton tidak bergeming. Naib, yang masa lalunya saja dia habiskan untuk membunuh demi uang, sekarang benar-benar merasa ketakutan. Lagi, Naib mencoba meloloskan diri. Tidak ingin keperjakaannya diambil oleh seseorang. Jantung Naib benar-benar seperti berhenti ketika merasakan sesuatu di dekat lubang anusnya. Naib melirik kebawah, melihat penis besar milik Norton yang sudah ereksi, "...N-Nor- !!!" Bahkan menjerit saja sudah tidak bisa. Badan Naib otomatis seperti tertarik kebelakang ketika penis Norton langsung saja memaksa masuk ke lubang anusnya yang bahkan belum disiapkan sama sekali. Dengan sekali dorongan, penisnya bisa menembus masuk. Saking besarnya, Norton bisa melihat penisnya hampir menembus perut Naib. Bentuk penisnya tertampang jelas. Naib tidak bersuara sama sekali. Rasanya seperti tersengat listrik. Matanya berkunang-kunang.
Belum sempat Naib menyadari apa yang terjadi, Norton langsung memaju mundurkan pinggulnya, menghajar bagian dalam Naib dengan sekuat tenaga. Mata Naib benar-benar kosong, pandangannya semakin berkunang-kunang, dan pikirannya tidak bisa mencerna apa yang terjadi. Norton terus saja memaju mundurkan pinggulnya dengan kasar, membuat nafasnya semakin terengah-engah. Darah segar masih mengalir dari anusnya, tapi Norton tidak peduli. Kembali dia gunakan badan Naib sebagai bonekanya untuk pemuas hasratnya. Naib tidak bergerak, pasrah dengan kemauan hasrat Norton. Semakin lama, gerakan Norton semakin cepat dan lebih kasar dari sebelumnya. Naib merasakan sesuatu hendak keluar dari tubuhnya. Tidak berselang lama, sang mercenary akhirnya orgasme, sekalipun kering. Norton merasakan sensasi penisnya terjepit di dalam sana, membuatnya mendesah keenakan. Naib terengah-engah. Norton berhenti sebentar, sepertinya mengatur nafas. Tiba-tiba Norton menghembuskan nafasnya dengan kasar, menarik tangan Naib dan merubah posisinya menjadi berbalik. Tangannya dia gunakan untuk menahan kepala Naib di bantal, membuat Naib kesulitan bernapas bebas. Lagi, dengan satu sentakan, penis itu masuk lagi, membuat Naib berjenggit dan Norton kembali memompanya. Tangan Naib menggenggam sprei putih kotor itu, giginya menggigit bantal untuk menahan suaranya. Lagi Norton memompa penisnya di dalam lubang anusnya. Tidak berselang lama, Norton terdiam sebentar, lalu melebarkan posisi kaki Naib dan kembali memaksa masuk penisnya lebih dalam, membuat Naib mendesah lebih keras dibalik bantal. Norton merasakan dirinya sudah hampir mendekati orgasme, akhirnya semakin kasar dia menghentakkan pinggulnya. Air mata Naib keluar begitu deras membasahi bantal. Tiba-tiba Norton menarik dagu Naib dan dengan kasar mencium bibirnya dengan lidah mereka saling bertautan. Tidak lupa dengan Saliva yang mengalir menuju dagu mereka. Sesi ciuman panas itu menjadi pemompa hasrat seksual Norton untuk semakin menjadi lebih liar. Tiba-tiba Norton melepaskan ciumannya dan kembali sibuk dengan bagian belakang Naib. Bahkan bisa terlihat, bola pantat Naib yang memerah. Tidak berselang lama, lagi-lagi Naib orgasme. Norton terdiam sebentar, memperhatikan gerak Naib yang sepertinya kejang-kejang. Setelah air mani itu mengalir dengan derasnya, Norton menarik lengan Naib. Sekarang posisinya Naib duduk diatas paha Norton dengan membelakangi Norton, "J-jan- !" Lagi, kata-kata tidak sempat terucap. Norton kembali memompa penisnya di dalam lubang Naib. Kepala Naib dia istirahatkan di pundak Norton, akhirnya membiarkannya berbuat apapun padanya. Terus saja dia menyentak, dan Naib selalu saja berjenggit ketika kepala penis itu menabrak bagian dalam perutnya. Akhirnya, setelah sekian lama, Norton pun menunjukkan tanda-tanda akan segera orgasme, begitu pula Naib. Semakin cepat dan tidak beraturan gerakan Norton. Dan akhirnya, mereka berdua sama-sama orgasme, sekalipun Naib tidak hanya mengeluarkan cairan putih namun juga cairan kuning dan sedikit bening. Norton melepaskan genggamannya, membiarkan Naib terjatuh duluan di kasur sebelum disusul dengan Norton yang menindih badan kecil Naib. Lelah melayani kemauan nafsu Norton, Naib tertidur.
Kegelapan pun menyelimuti.
Tapi tidak berselang lama kemudian, "Oi ! Naib ! NAIB !" Terdengar suara berat dan juga tangan kasar yang mengoyang-goyangkan badannya, "...hmm ?" Gumam Naib, "Oi, kau tidak bangun ? Aku bawakan sarapan," katanya suara itu. Naib membuka matanya perlahan, sinar matahari terbiaskan melalui jendela, penglihatan Naib tersilaukan. Naib terduduk diatas kasur dan mulai mengingat apa yang terjadi, "...Aku...Dimana ?" "Di kamarku," Naib menoleh ke sumber suara itu, Norton sedang merapikan dan menata buku-buku yang berserakan dilantai, "Itu sarapanmu di meja," tunjuknya di meja dekat jendela. Naib menurunkan kakinya dari kasur. Begitu Naib mencoba berdiri, tiba-tiba dia merasakan rasa sakit yang luar biasa di pinggangnya, "AWAS !" Norton langsung melempar buku di tangannya dan segera meluncur kearah Naib. Tangan kekar Norton langsung menopang lalu membopong tubuh Naib dan menaruhnya kembali di kasur, "Astaga, apa yang terjadi ?! Kenapa pinggangku sakit sekali ?!" Kata Naib frustasi. Norton diam saja, "Dan bagaimana bisa aku dikamarmu ?! Apa yang terjadi kemarin ?" Tanya Naib. Norton masih diam saja. Naib menggelengkan kepalanya, "Ahh... Kau ini benar-benar tidak membantuku sama sekali," kata Naib. Norton hanya menyahut 'maaf' dengan pelan, "...Kau... benar-benar tidak ingat ?" Tanya Norton pelan. Sekarang Naib yang terdiam, berusaha mengingat apa saja yang terjadi kemarin dan bagaimana bisa dia ada di kamar Norton yang notabene sudah hampir sebulan tidak ingin diajak bersosialisasi, "Emm... Kalau kau tidak ingat juga tidak apa-apa, itu salahku. Maaf," katanya sembari merapikan buku-buku yang dia lempar. Tiba-tiba, seperti peluru mengenai kepalanya, Naib teringat apa yang terjadi, mulai dari dia yang hendak memaksa Norton keluar kamar, sampai bagaimana mereka bisa melakukan seks liar dikasur.

IDV Oneshot Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang