Pairing : Joseph x Reader
Note :
- Bukan request btw
- Awal angst tapi akhirnya fluff UwU
- Belom pernah ada yg req sama Hunter jadi ya udh :'DHAPPY READING DESU
Lelaki berambut seputih salju itu berjongkok, sambil memeluk seorang gadis ditangannya. Manik biru sewarna safir itu menitikkan air. Tak hentinya bibir pucat itu bergetar. Ingin dia memanggil namanya, tapi entah tertahankan. Tangan berkulit putih itu mengelus kepalanya, dan semakin erat dia memeluknya, "...(y-y/n)...(y/n).....aku mohon...bangunlah," suara yang bergetar menahan tangisan itu terdengar bagaikan bisikan angin. Lagi, hening, hanya suara angin lewat serta suara-suara bayangan yang terdengar. Isakannya masih tertahankan, setitik, dua titik air mata mulai menetes. Tak dirasakannya gadis itu bergeram lagi. Lelaki berambut putih salju itu menahan diri dan hati. Hanya doa terpanjatkan dari hatinya, sekalipun mungkin saja hatinya juga tidak bergerak lagi.
Tiba-tiba, terasa sesuatu yang dingin memegang pipinya. Manik safir itu menengok, senyuman gadis itu membuatnya merasa seperti hidup lagi, "...(y/n)....." Gadis itu hanya tersenyum. Matanya memperlihatkan manik (e/c) yang gelap, tidak berbinar seperti biasanya. Lelaki Perancis itu ingin mengatakan sebuah kata, namun bibir itu kembali hanya bergetar. Gadis itu tertawa kecil, "Joseph... Tenanglah," lembutnya suara gadis itu membuat kembali 'hati'nya merasa diremas. Sakit sekali mendengarnya, "(y/n)... kumohon, tetaplah disini," isakan itu tak tertahankan lagi. Kembali hujan deras mengalir lewat matanya. Dengan sisa tenaga, gadis itu memeluk lelaki bernama Joseph itu, "...Maafkan,aku," Joseph memeluknya semakin erat, bagaikan gadis itu akan segera meninggalkannya. Gadis itu melepaskan pelukannya. Tangan mungil itu memegang tangan Joseph, jari kelingking itu melingkar di jari kelingking Joseph, ".....Aku janji. Setelah ini, kita akan bertemu lagi, Joseph. Aku ingin kita bahagia, di masa yang akan datang," gadis itu kembali memegang pipi Joseph yang basah, ".....Jangan rindukan aku. Kita akan bertemu lagi," genggaman tangan gadis itu semakin melemah. Joseph semakin tak kuasa menahan emosinya, ".....Joseph... Aku mencintaimu," dan dengan itu, manik (e/c) itu tak terlihat lagi. Namun bibir mungil nan pucat itu memperlihatkan senyuman kehidupan. Joseph merasa tak percaya dengan apa yang dia rasakan. Sudah cukup dia kehilangan saudaranya, tidak dengan tambatan hatinya juga. Perlahan tubuh gadis itu bersinar, dan menghilang perlahan terbawa angin dengan gemerlap kunang-kunang dan dandelion.
Bibir Joseph semakin bergetar hebat.
Malam itu, terdengar suara teriakan kehilangan yang amat menyedihkan, bergema di seluruh penjuru kebun luas itu. Kembali teriakan frustasi terdengar. Malam itu, sudah cukup baginya untuk melihat penyiksaan.
.
.
.
.
.
"Joseph ! JOSEPH ! JO ! SEPH ! ASTAGA JOSEPH BANGUN !!!" Lelaki berambut putih itu membuka matanya, menunjukkan manik sewarna safir. Manik itu berkilauan terkena sinar dari celah jendela, "Kamu nggak kerja ? Katanya hari ini ada percobaan kostum, tidak jadi ?" Mata lelaki bernama Joseph berkedip, "...Jam berapa ini ?" "Jam 8, aku sudah siapkan sarapan sama air hangat buat mandi," kata gadis yang duduk disampingnya. Joseph melirik gadis itu. Lalu dia menoleh ke arah meja kecil di sampingnya. Diambilnya handphone berwarna hitam itu. Terdapat pesan dari seseorang bernama 'Kanjeng ratu' dan juga 'Mbak Michi', tidak lupa beberapa misscall. Lelaki itu bangun dan menaruh kembali handphonenya. Gadis berambut (h/c) itu memeluk leher Joseph dan mencium pipinya, "Pagi sayang, ayo siap-siap ! Aku juga mau pergi kerja ini," katanya. Joseph hanya terdiam, "Hmm ? Kenapa ?" Joseph menggeleng pelan, lalu membalas pelukan gadis itu, "Nggak apa, mimpi buruk," katanya dibalik tengkuk itu. Gadis itu hanya tertawa kecil lalu membelai penuh sayang rambut pendek nan putih bersih itu, "Oiya ngomong-ngomong tadi Claude nelpon, katanya dia mau kesini," Joseph hanya mengangguk tapi tidak bergerak sedikitpun. Gadis itu mengangkat alisnya, "...Jangan badmood,lah. Ayo semangat !" Katanya dengan mencium kening Joseph sebelum beranjak dari kasur. (Y/n), gadis itu, menggeret tangan Joseph agar segera beranjak dari kasur juga. Terlihat di kedua tangan mereka, cincin emas berkilauan. Joseph bangun dengan ogah-ogahan,tapi mau tidak mau harus bangun, kalau tidak mungkin dia akan telat dan lagi-lagi kena marah Mary. Mereka berdua lalu keluar kamar. Di samping pintu kamar itu, sebuah bingkai foto yang memperlihatkan Joseph dan (y/n) dengan baju pernikahan dan mereka berdua tersenyum bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
IDV Oneshot
FanfictionJudul sudah mengatakan jadi tidak perlu saia jelaskan lagi