Just for A day

365 12 35
                                    

Pairing : Joseph x Aesop
Request by Ishikawalyn
Note :
- So pasti fluff dengan sedikit bumbu pedas mantab 👌✨✨✨
- In-Manor! AU karena saia baru bosen sama modern!AU hehe :)

HAPPY READING MINNA-SAN

Lagi, dia menghindar. Melompati, tembok, lalu berlari lagi. Begitu terus. Setidaknya dia sudah meletakkan petinya di tempat tersembunyi, mungkin. Lantai 2 rumah sakit Sacred Heart. Dan yang harus dia lakukan sekarang adalah kejar-kejaran dengan lelaki bercakar panjang itu. Lagi-lagi dia bersenandung, begitu menikmatinyakah dia mengejar-ngejar mangsanya ? Mungkin saja. Padahal sebenarnya Jack sudah lelah karena sudah menjadi Hunter selama 3 match berturut-turut, 4 dengan sekarang.

Aesop menengok kebelakang, Jack sudah hampir mendekat, di lihatnya kedepan, ada pallet, akankah dia sampai ?
Aesop menengok lagi, Jack sudah mengibaskan cakarnya, dan kabut itu secepat kilat akan mengenainya. Aesop menghindar. Lagi, dia masuk ke rumah sakit. Tanpa dia ketahui, ternyata Sang 'dewa fortuna' ada disana. Eli merasakan jantungnya berdebar kencang, "AESOP LOMPAT DISINI !" teriaknya pada Aesop.
Lelaki berambut silver itu melompati jendela, dan sekarang Eli yang kejar-kejaran dengan Jack. Aesop berlari menghindari tempat itu.
Aesop berlari dan sampailah dia di gubuk tua, "Oh ! Siapa yang dikejar ?" Ternyata ada Demi, "Eli," kata Aesop terengah-engah tapi dia tidak mau istirahat sejenak, malah dia ikut membantu Demi, "Kurang berapa ?" "2 lagi," Demi mengangguk, dan mempercepat mengetik kode. Dan dari jauh, terdengar suara mesin menyala. Andrew menyelesaikan mesinnya. 1 mesin lagi dan mereka bertempat bisa keluar.

Mereka berdua masih mendecode ketika tiba-tiba mereka mendengar erangan Eli. Dari kejauhan terdengar suara Andrew berteriak, "ELI ! BERTAHANLAH !" dan Andrew segera berlari menuju ke arah Eli dan Jack berada. Aesop yang mendengar itu segera berlari, melakukan pekerjaannya, '...Semoga masih ada waktu ! Eli, bertahanlah !' katanya dalam hati. Aesop berlari menuju lantai 2 rumah sakit, dan segera merias boneka itu. Seketika boneka itu berubah menjadi Eli, "CHIPER MACHINE PRIMED !!!" gema suara Demi. Dan bertepatan dengan itu, Eli terjatuh. Demi menyalakan mesin itu. Dan seketika Eli kembali berlari lagi. Demi membuka gerbang belakang, sementara Aesop berada gerbang depan dengan Andrew. Demi sudah berlari keluar, sementara Aesop menunggu di gerbang depan, "Dungeon ada di sayap kiri !" Teriak Aesop sebelum dia berlari pergi meninggalkan Andrew yang masih ada di gerbang depan. Menunggu jikalau Eli perlu bantuan.

-skip-
Aesop membuka pintu, disambut dengan Emily dan Ann, "Kurasa sehabis ini Jack perlu istirahat," kata Emily. Ann hanya mengangguk sembari mengelus-elus kucingnya. Emily mendekati Aesop yang sedang menutup pintu, "Tidak perlu, aku tidak apa. Yang lebih perlu bantuan adalah Eli," kata Aesop sebelum pergi, "O-oh... baiklah," Emily sudah biasa dengan sikap dingin Aesop. Terkadang dia juga kagum bagaimana Aesop bisa begitu akrab dengan Eli, Norton, Naib dan Mike yang 3 diantara mereka berempat adalah pengacau. Lebih dari mereka berempat, dia juga kagum bagaimana dia bisa dekat dengan Joseph, yang memang sebenarnya memang ramah -di luar match- tapi juga sulit didekati. Mungkin karena jiwa seninya ? Entah juga. Tapi setidaknya Joseph tidak akan tantrum jika karyanya dikritik seperti Edgar.

Aesop keluar dari lorong ruang match, seperti biasa, dia akan langsung kembali ke kamarnya. Sudah lelah dia berlarian, tidak dengan bersosialisasi juga. Aesop menaiki tangga menuju lantai 2, tempat dimana dorm Survivor berada. Begitu, sampai Aesop langsung menutup pintu, "... ?" Sepertinya ada yang mengganjal pintunya. Aesop membuka lagi pintunya, yang entah bagaimana, Joseph, Sang Count Desaulnier itu, ada disana. Aesop menghadap kearah pangeran Prancis itu, ".....Ya ?" "Ikutlah denganku," Aesop memutar bola matanya, tidak seperti Aesop yang biasanya, "Apalagi sekarang yang kau mau dariku, Joseph ? Kemarin aku sudah menemanimu ke perpustakaan, lalu kemarinnya lagi ke kebun dengan Nona Mary dan Nona Gilman, Sekarang apa lagi ?" Joseph hanya tertawa menanggapi Aesop dengan kelakuannya yang tidak biasa, "Hahahaha, Astaga. Kenapa kau begitu padaku ?" "Aku sibuk, Joseph," Lelaki berambut putih itu menggeleng, "Kau tidak terlihat sibuk dimataku," "Karena kesibukanku ada di kamarku, ruang kerjaku ada di kamarku, dan semua tanggung jawabku ada di ruangan in-" "kamarmu ?" Aesop terdiam. Joseph menyunggingkan senyumnya yang gemerlapan. Aesop berjalan mundur lalu menutu pintu, dan lagi-lagi ditahan, "Apa ?" "Ayolah," lagi katanya, "Hanya sehari saja," katanya dengan mata birunya yang berbinar. Aesop ragu dengan iming-iming dari nada perkataan Joseph. Kalau dia hanya ingin Aesop 'belajar' bersosialisasi, dia sendiri sebenarnya bisa melakukannya, tapi memang dia sendiri tidak mau. Mungkin kalau dengan gengnya, dia bisa sedikit menoleransi. Aesop memutar bola matanya lagi, "Kemarin kau juga bilang seperti itu," "Oh, ayolah ! Hanya sehari ini saja," katanya menarik-narik lengan baju Aesop. Aesop melihat kearah iris biru langit yang gemerlap layaknya kaca. Aesop menghela nafas, ".... Baiklah, terserah kau saja," Joseph semakin tersenyum melihat Aesop keluar dari kamarnya, "Ayo ikut denganku !" Joseph menarik Aesop, "Joseph ! Stop ! Pintunya belum aku tutup !"

IDV Oneshot Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang