Pairing : Aesop x Reader
Request by putriaudia3
Note :
- Terinspirasi dari kelakuan Saia sendiri *dihajar massa*
- btw Oshi artinya Bias
- Emma is your weeb bff 😳
- Btw lagi disini Asep rambutnya cepak, ga panjangHAPPY READING DESU ~
"Hmm~ Hmm~ Blowing white spark !" Lelaki di kasur yang sedang asyik membaca buku itu menoleh kearah gadis yang sedang berkaca sambil bersenandung, "Na na na~ Hibiki watare ~ !" Gadis itu menunjuk dirinya sendiri di kaca, "Starring ! Breaking through the lonesome~ Starring ! Climbing over wild side~" gadis itu berputar lalu berpose seperti meniup sesuatu di telapak tangannya, "Darlin~" tidak lupa dengan kedipan mata. Lelaki tadi hanya terdiam melihat kelakuannya, "... Lagu siapa lagi itu ?" Aesop namanya. Gadis tadi adalah kekasihnya, (Y/n). Sekarang Aesop sedang main ke rumahnya. Ceritanya housedate. Aesop tahu (Y/n) pecinta idol dua dimensi, dan dia tidak masalah dengan itu, sekalipun terkadang kelewat bucin. Bahkan bisa dibilang Aesop sedikit demi sedikit mulai hapal dengan unit-unit idol yang dia puja, "Ini lagunya barunya Procellarum !" Jawab (Y/n) sambil masih bergoyang-goyang didepan kaca, "Di unit itu, aku suka sama yang namanya Fuduki Kai. Soalnya ternyata stage actor Kai sama kaya karakter game yang aku suka di Identity V. Oiya ! Si Embalmer ini namanya sama loh kaya kamu, Sep !" Aesop menaikkan alisnya, "Mungkin kebetulan. Toh, namaku emang pasaran," (Y/n) menggeleng, "Jarang, loh ada orang yang ngasih nama 'Aesop'," lelaki berambut silver itu masih terdiam. Lama-lama dia mengangguk, mengiyakan saja, lalu lanjut membaca kembali. (Y/n) kembali asik bersenandung ria dengan berbagai macam nada yang mengalir dari bibirnya yang tersungging senyuman. Aesop dalam hati ingin sekali mencubit pipi kekasihnya karena begitu menggemaskan.
Tapi sayang harga diri masih lebih tinggi dari cita-cita. Niat terurung tentu saja.
Tidak berselang lama, handphone (Y/n) berbunyi. (Y/n) buru-buru mengangkatnya. Melihat nama panggilan di layar, wajah sumringah terlukis indah, "Ada kabar apa Emma-chan ?" Tanyamu dengan nada riang, "Aku barusan nemu ada CD baru TRIGGER ! AYO (Y/N)-CHAN KITA PATUNGAN BELI !" "BOLEH ! AYO AYO !" Dan panggilan tertutup. (Y/n) lekas mengambil tas ranselnya dan mencari dompetnya. Aesop, dari belakangnya, melirik setiap gerak-gerik yang dia lakukan. Ketika (Y/n) menemukan dompetnya, segera ia buka dan angin yang keluar, "Yah... Tinggal 50an..." (Y/n) seperti tersadar sesuatu, menengok ke arah Aesop yang masih memandanginya, "..... Ayang ~" panggil (Y/n) mesra yang suaranya bagaikan madu murni. Aesop terdiam, sepertinya dia tahu apa yang kekasihnya mau, "Pinjem uang mesti," gadis itu menggaruk tengkuknya canggung. Aesop menghela nafas, lalu mengambil dompetnya, "100an aja. Jangan lebih. Buat makan," "Kan kamu bisa makan di rumahku aja," Aesop menggeleng, "Aku juga perlu uang. Aku juga mau jajan," katanya, "Iya, deh," (Y/n) mengambil uang seratusan di dompet Aesop lalu mengembalikannya lagi, "Tadi yang telpon siapa ?" "Emma," Aesop mengangkat alis, "Pinjem uang ?" "Buat patungan beli albu-" "SINI BALIKKIN !" Aesop langsung merebut uang yang (Y/n) ambil, membuatnya kaget, "EH KENAPA ?!" "Ku kira buat apaan. Ternyata buat sifat hedonmu. Nggak. Pake uangmu sendiri," (Y/n) cemberut, lalu dia bergelayut di lengan Aesop bagaikan kucing meminta makan, "Ayaaaangggg.... ! Pinjem dah besok aku balikkin !" "Nggak. Kalo buat keperluan lain boleh," "IHH AYANG KOK JADI PELIT SIH," Aesop menghela nafas, "...Bukan pelit. Aku nggak suka aja sama kamu buang-buang uang buat hal-hal kaya gitu. Kalo buat keperluan sehari-hari, aku nggak masalah. Mau kamu ambil semuanya juga boleh. Tapi kalo buat idolamu... Nggak," jawab Aesop kalem namun terkesan dingin. (Y/n) makin cemberut, "Hmph ya udah," (Y/n) melipat tangannya lalu berpaling dari Aesop. Aesop yang melihat itu rasanya pening sekali, 'Jadi seperti ini rasanya bucin... Ya aku juga, sih' Aesop mengambil dompetnya lagi lalu menyodorkan sesuatu, "Nih segini aja," (Y/n) melihat selembar biru di tangan Aesop, "Eh beneran ? MAKASIH AYANG~" segera ia mengambil lembaran biru itu dan memeluk kekasihnya. Jadi ternyata mereka sama-sama bucin. (Y/n) bucin idol, Aesop bucin (Y/n).
Dasar bucin.(Y/n) dengan senang memasukkan uang yang diberikan Aesop padanya ke dompet, "Eh, yang. Mau makan siang apa ? Aku beliin di warung Mbak Demi mau ?" Aesop hanya mengangguk. Gadis itu langsung saja nelongsor pergi tanpa ba-bi-bu. Aesop, melihat pintu tertutup, sepertinya bisa 'bernapas lega'. Aesop berbaring telentang, kacamata ia taruh sembarang, "...Ck, dia lebih sayang aku apa idolanya itu,sih" geram Aesop pada entah siapa, "...Aku juga mau jadi idolnya. Aku,kan pacarnya," Aesop memasang wajah cemberut. Bibir bawah ia dorong kedepan, mata menatap lurus ke langit atap, pikiran kemana-mana.
KAMU SEDANG MEMBACA
IDV Oneshot
FanfictionJudul sudah mengatakan jadi tidak perlu saia jelaskan lagi