Pairing : Luca x reader
Note :
- Soulmate! AU
- SEBAGAI PERMINTAAN MAAF KARENA FIC REQUEST YG SATU NYA GA JADI" 😭😭😭😭😭
- Mostly fluff 😳👌HAPPY READING DESU
Sebenarnya yang ingin kamu lakukan hari ini adalah bermalas-malasan di rumah. Tapi karena kamu juga sejujurnya bosan, akhirnya kamu memutuskan untuk mengikuti kata hatimu untuk pergi, sekedar mencari udara segar. Sudah setengah jam kamu berjalan-jalan di taman kota, tanpa arah, dan hanya sekedar melihat-lihat pemandangan atau bahkan orang-orang yang sudah menemukan pasangan mereka masing-masing. Ya, kamu masih menunggunya. Kamu membuka lengan bajumu, menampakkan sebuah tato berbentuk kilat sebagai suatu simbol. Entah kenapa, kalau memang kamu akan menemukan pasangan hidupmu, seharusnya lambangnya hati, tapi entah mengapa sejak lahir kamu malah mendapatkan tanda kilat itu. Kamu menutup kembali lengan bajumu, menyembunyikan tato itu. Kamu kembali melihat-lihat pemandangan di taman itu. Tiba-tiba pandangan matamu tertuju pada kafe di seberang taman. Kamu menunggu lampu berubah menjadi merah, lalu kamu menyeberang.
Ketika kamu membuka pintu kafe, tercium aroma kopi serta manisnya pencuci mulut disana, "Selamat datang," kata seorang lelaki muda berambut pirang dan bermata kuning keemasan yang sedang membersihkan meja. Kafe kala itu benar-benar sepi. Lelaki itu berjalan menuju meja pesan dan menyodorkan menu padamu, "Hari ini top menu kami adalah Cafe au lait dan maple pancake," katanya sambil tersenyum. Kamu melihat-lihat menu itu, lalu akhirnya kamu memesan sesuatu. Lelaki itu mencatatnya di komputer itu, lalu dia membacakan total pesananmu. Kamu membayarnya, lalu lelaki itu memberikan nomor meja padamu, "Nanti pesanannya saya antar, ya," katanya dengan ramah dan ceria. Kamu mengangguk sambil tersenyum padanya.
Kamu memilih untuk duduk dekat jendela di pojok kafe. Sembari kamu menunggu pesananmu, kamu bermain handphone sambil sesekali melihat apa yang terjadi di luar jendela bening itu.
Disaat itulah, kamu tidak mendengar ada seseorang lagi yang masuk lewat pintu, menjadikan lonceng pintu itu berbunyi, "Telat kamu," kata lelaki berambut kuning, "Yaa maaf, kelas hari ini membosankan dan dosenku juga sepertinya hobi meracau," kata lelaki lain yang masuk ke kafe itu. Matanya tertutup satu dengan perban, rambutnya coklat tua dikucir kuda, posturnya lumayan tinggi dan dari senyuman terdapat gigi gingsul yang mirip taring. Lelaki berambut coklat itu masuk kedalam ruang staff.
Dia memakai celemek, lalu berjalan menuju cermin untuk membenahi rambutnya. Disaat itulah dia tersadar sesuatu. Matanya terbuka lebar melihat tato di tangannya menyala. Belum pernah seumur hidupnya dia melihat itu. Lelaki itu berjalan di arah bar, "Eh eh, Vik ! Sini bentar !" Lelaki yang di panggil 'Vik' itu menoleh kearah lelaki berambut cokelat itu, "Apa ? Aku baru sibuk," "Bentar aja,lah !" Katanya. Lelaki bernama 'Vik' itu mengangkat alisnya lalu berjalan ke dalam ruang staff bersama dengannya, "Apaan ?" "Nih, liat," tunjuk lelaki dengan penutup mata. Lelaki bernama 'Vik' itu juga seketika terkejut. Dia menutup mulutnya dengan kedua tangannya, "K-KOK BISA ?!" "YA MANA AKU TAU !" mereka saling melihat tato kilat yang menyala itu. Nyalanya memang tidak terlalu berpendar, tapi setidaknya terlihat kalau tato itu menjadi berkilau, "...Mungkin... Kamu habis ketemu sama soulmate-mu ?" Lelaki bersurai coklat itu menggeleng, "nggak tau juga, mungkin..." Lelaki berambut kuning itu menggeleng kepalanya, "Kamu,mah nggak pekaan," katanya lalu berjalan keluar. Mereka berdua pun keluar dari ruang staff dan melanjutkan pekerjaannya. Di bar, sembari membantu temannya membuat pesanan, iris lelaki bersurai coklat itu selalu melihat ke arah tatonya yang masih menyala.Kamu, disisi lain, sedang asik melihat anak-anak bermain di taman, tidak sadar ada seseorang yang datang mendekat, "Permisi, ini pesanannya," kata lelaki berambut cokelat dengan penutup mata itu. Kamu menoleh padanya, "Oh ! Terima kasih," dan disaat itulah. Disaat dia menaruh nampan itu, kamu dan lelaki itu bisa melihat dengan jelas sekali kalau tatonya sekarang benar-benar menyala dengan terang. Tidak hanya itu. Kamu tersadar kalau tato miliknya juga berbentuk kilat, sama sepertimu. Kamu pun buru-buru membuka lengan bajumu, dan benar saja, tatomu juga menyala. Kalian saling berpandangan. Kamu lalu melihat ke arah lain untuk menyembunyikan wajahmu yang sedikit memerah. Lelaki itu tersenyum, dia menyodorkan tangannya, "Namaku Luca," katanya sambil tersenyum, memperlihatkan gigi taringnya yang sebenarnya cukup imut. Kamu membalas uluran tangannya, "Aku (Y/N)," dia lalu menyodorkanmu handphone, "Boleh minta nomormu ?" Kamu mengangguk, "Nanti kita ngobrol,ya" kata Luca, membuat hatimu berbunga-bunga.
KAMU SEDANG MEMBACA
IDV Oneshot
FanfictionJudul sudah mengatakan jadi tidak perlu saia jelaskan lagi