20. Tersesat

453 52 1
                                    

🖤HAPPY READING🖤

JANGAN LUPA SETELAH MEMBACA TINGGALIN JEJAK KALIAN DENGAN MEMBERIKAN VOTE DAN KOMEN KALIAN TERIMA KASIH:)

HARGAIN AUTHOR YANG UDAH NULIS DENGAN VOTE DAN COMEN CERITANYA YA GAES:)

VOTE VOTE VOTE!!! JANGAN JADI SIDER YA KALIAN:(

"Dunia tidak sedang jahat, kita saja yang di latih untuk kuat" ~Alfiana Nova.


Fia sedang membangun tenda berwarna birunya bersama Citra dan Kirana. Satu tenda berisikan tiga orang, Fia memilih bersama sahabat sahabatnya.

"Aku ga bisa pasang tenda," ucap Fia melihat tenda yang ia buat bersama Citra dan Kirana yang tidak jadi jadi.

"Gw bisa tapi, lupa." Ucap Citra.

"Sini deh, kalian pasang paku di sebelah sana terus sana sama di sini," suruh Kirana yang sepertinya mengerti.

Fia dan Citra mengikuti perintah Kirana. Setelah mereka melakukannya Fia dan Citra menantap tajam Kirana. Sedangkan yang di tatap hanya memperlihatkan giginya.

"Kok pintunya jadi di atas Kir?" Tanya Fia bingung.

"Gw juga ga tau," ucap Kirana. "Kita minta tolong ke ka Ervan aja."

"Huh, itu si maunya lo," cibir Citra.

"Sambil menyelam minum air, sambil buat tenda sekalian PDKT," ucap Kirana sambil tersenyum malu malu.

==============

Kirana balik ke tenda dengan wajah yang lesuh. Dan ia berjalan sendiri. Tenda tenda milik yang lain sudah hampir berdiri semua sedangkan punya mereka masih rata dengan tanah.

"Mana ka Ervannya?" Tanya Fia.

"Ga ada, lagi sibuk buat acara nanti malem," tutur Kirana.

"Minta tolong ke Ryan aja sana," suruh Citra.

Kirana bergidik ngeri duduk satu bus saja sudah membuatnya jengah apa lagi ia meminta bantuan kepada Ryan bisa kepedean tingkat dewa nantinya.

"Ga mau," tolak Kirana.

Citra dan Kirana menatap Fia dengan senyum penuh arti.

"Kenapa?" Tanya Fia.

"Lo ke tenda Alvaro deh minta tolong buat bantuin kita," ucap Kirana.

"Aku? Ga ah pasti dia ga mau. Diakan dingin terus pelit lagi," dengus Fia rasa sedikit kesal.

"Siapa yang pelit?" Tanya seseorang dengan suara khasnya.

Sejak Kirana menyuruh Fia tadi, Alvaro tidak sengaja mendengar namanya di sebut, makanya ia berhenti dan mendengarkan mereka.

Fia membulatkan matanya menatap Citra dan Kirana bergantian, sebagai isyarat meminta tolong pada mereka.

Alvaro berjalan menuju ke arah Fia dan menjuknya dengan dagunya dengan arti meminta jawaban.

Jika berbohong lagi makin banyak dosanya lebih baik ia jujur sudah kepalang tanggung dia juga sudah mendengarnya fikir Fia.

"Kamu pelit," ucap Fia

Alvaro menaikan satu alisnya. "Kapan hm?"

Fia berfikir kapan Alvaro pernah pelit, dengan polosnya Fia bertanya pada Citra dan Kirana. "Kapan dia pernah pelit?"

Kirana dan Citra menggeleng tanda tak tau, dasar teman tidak peka bukannya membantu jawab.

Fia malu setengah mati saat ini sudah menuduhnya pelit, tendanya tidak jadi. Jurus terakhirnya ia memasang muka temboknya.

ALFIANA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang