🖤HAPPY READING🖤
JANGAN LUPA SETELAH MEMBACA TINGGALIN JEJAK KALIAN DENGAN MEMBERIKAN VOTE DAN KOMEN KALIAN TERIMA KASIH:)
HARGAIN AUTHOR YANG UDAH NULIS DENGAN VOTE DAN COMEN CERITANYA YA GAES:)
VOTE VOTE VOTE!!! JANGAN JADI SIDER YA KALIAN:(
"Aku adalah aku, aku tidak sama seperti dia. Jadi ku mohon jangan samakan aku dengannyan karena, kita tak akan pernah sama." ~Alfiana Nova.
"Mama kenapa si ga pernah ngertiin Fia?" Tanya Fia saat mamanya selalu saja membela Gisya dan membanding bandingkan dirinya dengan Gisya.
"Mama ga banding bandingin kamu sayang, mamanya cuma bilang kalau kamu itu harus kaya Gisya bisa dapet peringkat satu dan juara satu dalam olimpiade sekolah itu aja," jelas Ratna mama Fia.
"Tapi, Fia kemarin juara dua mama ga bangga sama Fia. Ngucapin selamat aja ga," ucap Fia iri.
"Gue juara satu, makanya mama ngucapinnya ke gw," jawab Gisya.
Fia melihat Gisya iri. Ia tau dirinya tidak sepintar Gisya, tapi apa salah jika Fia hanya meminta mamanya bangga juga terhadap dirinya.
"Sudah sudah. Lebih baik kamu masuk ke kamar, belajar. Supaya pintar seperti Gisya," ucap Doni papah Fia.
Fia menyambar tas kecilnya dan ia selempangkan di tubuhnya. Lalu ia berjalan pergi keluar rumah.
"Mau kemana Fi?" Tanya Ratna.
"Mau belajar biar pinter."
"Fi dengerin mama dulu," ucap Ratna berdiri untuk mengejar Fia.
"Udah ga usah nanti juga pulang," ucap Doni menahan Ratna.
Fia belum pergi. Ia masih berdiri di belakang pintu mendengarkan semua pembicaraan mereka.
"Ngambekan sekali anak itu, sudah dewasa namun sikapnya masih kekanak kanakan," ucap Doni.
"Iya pah, kalau Fia sudah dewasa seharusnya dia tidak bersikap seperti ini," jawab Gisya.
"Fia memang beda sama kamu sayang, kamu itu lebih pengertian," ucap Ratna.
Fia meremas bajunya erat hingga baju bawahnya menjadi kusut.
Fia berlari ke arah gerbang dan kuluar dari sana meninggalkan rumah.
=============
Sudah beberapa jam Fia berjalan entah ke mana tujuan ia ingin pergi. Ia ingin ke rumah Kirana atau Citra tapi ia tidak enak jika berkunjung ke sana dan berbicara untuk menginap.
Apa lagi Fia tadi menelfon mereka, dan mereka sedang pada sibuk dengan keluarga mereka masing masing. Tidak pantas rasanya jika Fia mengganggunya. Ingin pulang ke rumah pun rasanya sangat sungkan dan kesal rasanya jika melihat Gisya.
Sekarang sudah pukul setengah sepuluh malam Fia melanjutkan jalannya lagi. Lalu ia berbelok saat melihat kerumunan para lelaki sedang menongkrong di jalan depan.
"Hei!" Panggil seseorang.
Fia menpercepat jalannya. Ia merasa takut saat ini, ia mulai berlari kecil sekarang. Hingga tepukan di bahunya mengejutkannya.
Fia berjongkok sambil memejamkan mata dan menutup telinga dengan tangannya. "Pergi! Pergi!" Pekik Fia takut.
Di jalan sepi seperti ini apa akan ada orang yang menolongnya?
"Liat dulu," ucap orang itu di depan wajah Fia.
Fia membuka matanya perlahan dan melihat wajah Alvaro di depannya. Fia menghela napas lega dan menuturkan tangannya kembali.
"Kamu ngapain di sini?" Tanya Fia penuh selidik dan melihat motor Alvaro yang terpakir di sampingnya.
Alvaro melepas helmnya dan menaruhnya di atas motor. "Harusnya gue yang nanya, lo ngapain malam malam kaya gini keluar rumah?" Tanya Balik Alvaro.
"Aku-- aku lagi jalan jalan aja nyari angin," jawab Fia.
Alvaro menatap Fia tajam. "Angin di rumah lo kurang?"
"Di rumah panas," jawab Fia sambil menendang krikil kecil.
Alvaro paham, pasti yang Fia maksud panas itu bukan angin namun suasana di rumahnya.
Alvaro menarik tangan Fia untuk ikut dengannya. "Eh kamu mau ngapain?" Tanya Fia kaget.
"Anter lo pulang."
"Aku ga mau pulang," jawab Fia.
ia sudah kabur dari tadi sore, masa cepat sekali pulangnya. Fia tidak mau pulang, Fia tidak mau di banding bandingkan lagi. Fia muak.
"Kenapa?" Tanya Alvaro lembut
Fia menggeleng cepat. "Gapapa."
"Tapi ini udah malem bahaya."
Berdebat sama cowok yang satu memang sulit rasanya. Lebih baik ia mengalah saja.
Fia melihat Alvaro lalu kembali menunduk. "Iya pulang."
"Dari tadi kek!"
Fia naik ke atas motor Alvaro dengan susah payah dan juga ia naik dengan bantuan dari Alvaro.
"Gue ga bawa helm dua, lo pegangan yang kenceng!" Suruh Alvaro.
Tanpa menjawab Fia memeluk tubuh Alvaro erat. Dan bersamaan dengan itu senyum Alvaro teeukir indah di wajahnya.
============
"Di sini aja," ucap Fia menyuruh Alvaro berhenti tepat di depan gerbang rumah Fia.
Fia turun dari motor, dan masih berdiri di depan gerbang. Fia tidak ingin masuk, ia belum mau pulang ke rumah.
"Masuk," ucap Alvaro.
"Kamu jalan duluan aja, nanti aku masuk," ucap Fia.
"Gue mau liat lo sampe masuk. Nanti lo kabur lagi pasti."
Kalau sudah seperti ini apa boleh buat.
Fia membuka gerbangnya dan masih berdiri depan gerbang.
"Masuk."
"Iya."
Fia masuk ke dalam sambil menutup gerbangnya kembali.
Fia berdiri sambil bersandar pada pintu gerbang dan menungguk Alvaro untuk pergi dari sana.
Setelah terdengar derum motor yang semakin menjauh. Fia kembali membuka pintu gerbang dan keluar dari sana.
Fia kembali pergi, ia kembali bohong kepada Alvaro. Semoga Alvaro tidak tau.
[Bersambung]
Next? Vote dulu
INTI RAGAZAVE:
Alvaro Sanjaya Henandra
Bram Defandra
Giorgio Edward
Ryan Alveno Grady
Danu MaheswaraJANGAN LUPA VOTENYA:)
JANGAN JADI SIDER YA KALIAN.
![](https://img.wattpad.com/cover/235982531-288-k997973.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFIANA [ON GOING]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM BACA SUPAYA GA KETINGGALAN PART PART SELANJUTNYA] BUDAYAKAN: [VOTE DAN COMEN SETELAH MEMBACA ATAU SEBELUM MEMBACA JUGA BOLEH SUAPAYA GA LUPA KARNA KEASIKKAN BACA HEHE] Alfiana Nova biasa di panggil Fia. Gadis cantik polos dan b...