🖤HAPPY READING🖤
JANGAN LUPA SETELAH MEMBACA TINGGALIN JEJAK KALIAN DENGAN MEMBERIKAN VOTE DAN KOMEN KALIAN TERIMA KASIH:)
HARGAIN AUTHOR YANG UDAH NULIS DENGAN VOTE DAN COMEN CERITANYA YA GAES:)
VOTE VOTE VOTE!!! JANGAN JADI SIDER YA KALIAN:(
"Terkadang kita tidak bisa memilih untuk jatuh cinta kepada siapa , namun kita bisa memilih untuk menaruh hati untuk siapa." ~Alfiana Nova.
Semenjak kejadian kemarin Fia merasa malu sudah terlalu kepedeaan, ternyata dengan Fanya pun Alvaro bersikap sama seperti kepada dirinya.
Fia mengaku salah karena telah merasa telah menjadi orang yang penting dan special di hidup Alvaro, namun kenyataannya tidak sama sekali. Ia tidak penting apa lagi special.
Fia sedang duduk di bangku kantin bersama Citra dan Kirana. Dengan menyantap makanan yang mereka pesan masing masing.
"Fia! Ada Alvaro tuh," ucap Kirana sambil menunjuk Alvaro dengan dagunya yang sedang berjalan bersama para sahabat sahabatnya.
Fia tidak berminat untuk menengok ataupun melirik Alvaro yang sedang berjalan melewatinya.
"Biarin," ucap Fia acuh padahal dalam dirinya ia sangat ingin sekali melihat Alvaro.
Citra dan Kirana memandang Fia aneh, tumben sekali Fia bersikap acuh seperti ini mengenai Alvaro.
===========
Setelah pulang sekolah, kini Fia kembali bekerja di caffe Morena seperti hari hari biasanya.
"Kamu anter ini ke meja nomor tujuh ya," ucap pegawai yang sedang mengarahkan Fia.
"Siap kak," jawab Fia sambil mengambil nampan yang berisi pesanan pelanggan dan siap untuk ia antarkan.
Fia berjalan menuju meja nomor tujuh namun Fia memelankan langkahnya saat tau siapa pemilik dari pesanan yang ia bawa.
Dengan terpaksa Fia terus berjalan ke arah meja itu, dan menaruh pesanannya dengan hati hati.
"Selamat menikmati," ucap Fia dan memutar badannya untuk segera pergi.
"Jangan terlalu berharap lebih sama gue, dan maaf untuk kemarin gue ga bermaksud buat menyamakan lo sama Fanya."
Dahi Fia mengerut. Ia tau arah pembicaraan cowok yang sedang duduk santai itu.
"Iya," jawab Fia pasrah.
Matanya menatap sepatunya yang lusuh.
"Jangan suka gue."
Fia menatap Alvaro intens. "Kalau aku bisa milih aku jatuh cinta sama siapa, aku ga akan pilih kamu Al. Karena, aku sadar aku ga pantes buat kamu. Terkadang kita tidak bisa memilih untuk jatuh cinta kepada siapa , namun kita bisa memilih untuk menaruh hati untuk siapa," jawab Fia.
"Dan kesalahan terbesar aku adalah aku malah jatuh cinta sama orang yang salah," lanjut Fia dan berlalu pergi.
Alvaro terdiam.
Deg.
Mengapa jantungnya lagi lagi berdetak sangat cepat saat Fia mengatakan itu padanya. Alvaro jadi mengingat ucapan Bram kemarin padanya.
"Ga, ga. Gue ga mungkin suka sama dia," gumam Alvaro.
===========
Fia melepas celemek yang melingkar di pinggangnya. Ia mengambil tasnya dan bersiap siap untuk pulang.
Sekarang sudah jam tujuh malam dan jam bekerja Fia sudah selesai. Fia berpamitan kepada teman temannya, dan berjalan keluar caffe dengan wajah lesuhnya.
"Kok masih di sini bukannya tadi udah pulang?" Tanya Fia bingung. Karena, melihat Alvaro yang duduk di atas motornya di depan pintu caffe.
Alvaro terdiam.
"Oh ada urusan ya," jawab Fia karena, tidak kunjung ada jawaban dari Alvaro.
Fia masih menunggu Alvaro berbicara. Namun, yang di lakukan cowok itu hanya menatap Fia lekat dari balik helmnya.
"Yaudah aku duluan ya, udah malam cepat pulang," ucap Fia dan melangkah pergi.
"Pulang sama gue."
Fia memberhentikan langkahnya dan berbalik mengadap Alvaro kembali. "Tadi diam aja, giliran udah jalan baru ngomong," batin Fia.
Fia melihat angkot dan memberhentikan di depannya. "Masih ada angkot, aku naik angkot aja. Makasih tawarannya," jawab Fia.
Alvaro mengendarakan motornya ke samping jendela supir angkot itu. "Jalan aja bang, dia pulang sama saya," ucap Alvaro sambil memberi supir angkot itu uang lima puluh ribu.
Supir angkot itu mengangguk dan berterimakasih pada Alvaro, dan kembali menjalankan angkotnya meninggalkan Fia yang belum naik.
"Loh kok pergi? Aku belum naik loh bang," dengus Fia sambil melambai lambaikan tangannya pada angkot yang sudah pergi jauh itu.
"Udah ga ada angkotnya'kan?" Tanya Alvaro melihat wajah Fia yang cemberut kesal. "Naik!"
Fia masih berdiri sambil menatap Alvaro tajam.
"Mau gue gendong?"
Fia menggeleng cepat, dan menerima helm yang Alvaro berikan padanya.
Alvaro mengarahkan tangan Fia yang duduk di belakangnya untuk memeluk pinggangnya. Namun, Fia reflek melepaskan pelukan itu.
"Apa Fanya juga kaya gini?" Batin Fia.
Alvaro mengegas motornya kencang. Hingga dengan cepat Fia memeluk tubuh Alvaro erat.
"Pelan pelan, aku belum mau mati sekarang!" Teriak Fia yang di terpa kencangnya angin jalanan malam hari.
Mendengar itu Alvaro tersenyum lebar di balik helmnya.
Ia merasa senang saat Fia memeluknya erat seperti ini. Ada rasa yang tidak bisa di ungkapkan saat Fia ada di dekatnya.
[Bersambung]
Next? Vote dulu
INTI RAGAZAVE:
Alvaro Sanjaya Henandra
Bram Defandra
Giorgio Edward
Ryan Alveno Grady
Danu MaheswaraJANGAN LUPA VOTENYA:)
JANGAN JADI SIDER YA KALIAN.
![](https://img.wattpad.com/cover/235982531-288-k997973.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFIANA [ON GOING]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM BACA SUPAYA GA KETINGGALAN PART PART SELANJUTNYA] BUDAYAKAN: [VOTE DAN COMEN SETELAH MEMBACA ATAU SEBELUM MEMBACA JUGA BOLEH SUAPAYA GA LUPA KARNA KEASIKKAN BACA HEHE] Alfiana Nova biasa di panggil Fia. Gadis cantik polos dan b...