15. Sedih

553 86 53
                                    

🖤HAPPY READING🖤

JANGAN LUPA SETELAH MEMBACA TINGGALIN JEJAK KALIAN DENGAN MEMBERIKAN VOTE DAN KOMEN KALIAN TERIMA KASIH:)

HARGAIN AUTHOR YANG UDAH NULIS DENGAN VOTE DAN COMEN CERITANYA YA GAES:)

VOTE VOTE VOTE!!! JANGAN JADI SIDER YA KALIAN:(

"Tersenyum itu selalu lebih mudah daripada menjelaskan kenapa kita bersedih" ~Alfiana Nova

"Tuh gula udah larut Fi. Masih aja di aduk aduk," ucap Citra.

"Kalau punya masalah cerita Fi. Lo ga biasanya diam kaya gini," saran Kirana.

Fia meminum esnya "aku gapapa kok. Ya kali perempuan seimut aku punya masalah," jawab Fia sambil memperlihatkan gigi putihnya.

"Kirana," panggil Ryan dengan nada fakeboynya.

Kali ini Fia, Kirana dan Citra duduk di bangku kantin samping meja anak anak Regazave karena, kantin sudah terlanjur penuh mau tidak mau mereka duduk di sana. Sebelum sebelumnya bangku itu selalu kosong karena para siswa siswi Jaya Sakti tidak mau berurusan dengan anak anak Regazave.

Dan biasanya juga kursi kursi di meja ini selalu hilang karena, di ambil oleh anak anak Regazave yang lainnya ke meja geng mereka. Dan kursinya tidak di pulangkan lagi ketempat asalnya setelah istirahat selesai. Meresahkan bukan.

"Apa," jawab kirana malas.

"Lo tau ga kir, Cinta gw ke lo itu seperti utang," Ryan memulai aksi gombalnya.

"Gw? Kaya utang?" Tanya Kirana kesal.

"Iya awalnya kecil, didiemin, tau-tau gede sendiri." Gombal Ryan.

"Bego, tu utang jadi gede karena lo ga bayar bayar," maki Danu sambil memukul pundak Ryan kencang. Membuat sang empu meringis kesakitan.

"Oh ya Kir, gw rela jadi belalang." Ucap Ryan masih dengan aksinya.

Kirana melihat Ryan dengan ekspresi bingung. Tidak paham dengan ucapan Ryan.

"Asal lo kupu-kupunya. Lalu kita siang makan nasi kalau malam minum susu." Lanjut Ryan garing. Ada yang mau di gombalin sama abang Ryan?

"Anjir otak gw treveling," ucap Danu sambil cengengesan.

"Otak kotor," maki Gio

Kirana hanya memutar bola matanya malas. Sedangkan Citra asik memandangi setiap gerakan Bram.

"Fia diem aja, mau gw gombalin juga." Tawar Danu.

Fia hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.

"Woy! Kemana aja udah lama ga ketemu," ucap Vraka yang baru datang ikut berkumpul.

"Tadi malam ketemu bang di markas," ucap Bram heran.

Vraka menyugar rambutnya kebalakang dan ikut duduk di samping Gio dan Alvaro. "Basa basi itu penting."

"Diem aja lo berdua, cepirit?" Tanya Vraka sambil memukul pelan pundak Alvaro dan Gio.

"Njir gini ni kalo cantong nasi di kasih nyawa," ucap Ryan sambil tertawa.

"Napa tu?" Tanya Vraka dengan wajah tengilnya.

"Ga ada akhlak mulutnya," cibir Ryan.

Sedangan Gio dan Alvaro sudah menatap tajam ke arah Vraka.

"Santai santai" Vraka menenangkan suasana. "Siapa tu?" Tunjuk Vraka dengan dagunya pada Fia, Kirana dan Citra.

"Cewe gw" celetuk Danu. "Akurkan tuh semua." Dasar kadal.

ALFIANA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang