23. Rasa

431 48 15
                                    

🖤HAPPY READING🖤

JANGAN LUPA SETELAH MEMBACA TINGGALIN JEJAK KALIAN DENGAN MEMBERIKAN VOTE DAN KOMEN KALIAN TERIMA KASIH:)

HARGAIN AUTHOR YANG UDAH NULIS DENGAN VOTE DAN COMEN CERITANYA YA GAES:)

VOTE VOTE VOTE!!! JANGAN JADI SIDER YA KALIAN:(


"Aku belum paham kenapa kamu tiba tiba semanis ini" ~Alfiana Nova.


Saat bel pulang sekolah berbunyi. Alvaro sudah menunggu di depan kelas Fia tanpa ada janji terlebih dahulu dengan Fia.

"Loh Alvaro? Ngapain di sini? Nyari Fia?" Tanya Kirana.

Alvaro bergumam. "Fia mana?"

"Dia ga masuk hari ini," jawab Kirana.

"Kenapa?"

"Sakit kayanya tapi ga ada suratnya jadi di absen tanpa keterangan," jelas Kirana.

Ryan yang hendak lewat dengan sahabat sahabatnya mulai berjalan mendekati Kirana. Tidak mau bertemu dengan Ryan, Kirana langsung pamit pergi duluan kepada Alvaro.

"Duluan ya Al," pamit Kirana.

Ryan memasang wajah kecewanya. "Kok lo ga tahan si Al."

"Ga penting juga, gw cabut duluan," pamit Al pada yang lain.

"Sip," ucap Gio.

"Ayo ke markas lah," ajak Bram sambil merangkul Ryan dan Danu.

============

Alvaro membelah jalan raya dengan sepeda motornya. Ada rasa khawatir pada dirinya. Ia berniat untuk pergi ke rumah Fia untuk melihat keadaannya.

Menurut Alvaro ini hanyalah formalitas saja sebagai teman yang baik. Tapi berbeda dengan rasa yang di alaminya saat ini.

Alvaro berhenti tepat di pintu gerbang Fia. Lalu ia membencet bel agar ada orang yang keluar.

Seorang perempuan paruh baya membukaan pintu gerbang. "Iya. Siapa ya?" Tanya bi Marni pembantu di rumah Fia.

"Saya Alvaro, mau nyari Fia. Fia'nya ada?" Tanya Alvaro sambil membuka helmnya.

"Oh non Fia ada den, masuk masuk," suruh bi Marni lalu menutup pintu gerbangnya kembali.

"Sebentar bibi panggilkan dulu ya," Alvaro mengangguk sopan.

Bi Marni menaiki anak tangga dan mengetuk pintu kamar Fia. "Non."

Fia membuka pintu dengan wajah yang kusut; mata yang bengkak dan pipi yang memar akibat tamparan Doni semalam.

"Non kenapa?" Tanya bibi khawatir.

"Gapapa bi, bibi ada apa ke kamar Fia?" Tanya balik Fia.

"Itu di bawah ada yang nyariin non,"

"Siapa bi?" Tanya Fia penasaran.

"Namanya Algaro," jawab bi Marni.

"Algaro?" Tanya Fia. Fia berfikir sebentar dan membulatkan matanya. "Alvaro kali ya bi."

"Ah iya Alvaro non."

"Bilang tunggu sebentar ya bi Fia siap siap dulu."

Fia masuk ke dalam kamar untuk merapikan tampilannya yang kusut. Untungnya rumah dalam keadaan sepi hanya ada Fia dan bi Marni. Yang lainnya pergi ke sekolah dan sibuk bekerja.

"Maaf ya lama," ucap Fia dan ikut duduk di ruang tamu bersama Alvaro.

Alvaro tertegun melihat penampilan Fia. Gadis ini sedang tidak baik baik saja.

"Lo sakit?" Tanya Alvaro

"Engga."

"Lo nangis semalaman?"

Bagaimana dia bisa tau pikir Fia.

"Engga juga."

"Lo di tampar siapa?"

Kenapa dirinya seperti di introgasi. Semua pertanyaan Alvaro seperti ia seakan akan tau semua yang Fia alami.

"Ga sama siapa siapa."

"Papah tiri lo?"

"Minum dulu minumannya," ucap Fia mengahlikan topik pembicaraan.

Alvaro menatap tajam Fia semua jawaban Fia bohong ia tau itu. "Gw bakal bicara sama papah lo,"

Fia kaget dengan ucapan Alvaro, ini akan membuat Alvaro dalam masalah nantinya. "Ga usah jangan."

"Di kelewatan, dia udah main tangan sama anak perempuannya."

"Gapapa aku ga peduli."

"Tapi gw peduli," sergah Alvaro.

Fia menatap lekat Alvaro. "Kamu peduli sama aku?" Tanya Fia.

Alvaro hanya diam tidak menjawab pertanyaan Fia. Ia juga bingung kenapa ia bisa seperti ini pada Fia. Ada rasa yang aneh pada dirinya saat mendengar ucapan Kirana tadi kalau Fia mungkin sakit dan ternyata benar yang ia khawatirkan pun terjadi Fia sedang tidak baik baik saja malah lebih dari kata sakit.

[Bersambung]

Part kali ini sedikit banget gaes, tapi tenang di part selanjutnya akan kembali seperti semula:)

Next? Vote dulu

INTI RAGAZAVE:

Alvaro Sanjaya Henandra
Bram Defandra
Giorgio Edward
Ryan Alveno Grady
Danu Maheswara

JANGAN LUPA VOTENYA:)
JANGAN JADI SIDER YA KALIAN.

ALFIANA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang