31. Pulang

406 41 0
                                    

🖤HAPPY READING🖤

JANGAN LUPA SETELAH MEMBACA TINGGALIN JEJAK KALIAN DENGAN MEMBERIKAN VOTE DAN KOMEN KALIAN TERIMA KASIH:)

HARGAIN AUTHOR YANG UDAH NULIS DENGAN VOTE DAN COMEN CERITANYA YA GAES:)

VOTE VOTE VOTE!!! JANGAN JADI SIDER YA KALIAN:(

"Aku di pertahankan, tapi tidak ada hubungan." Alfiana Nova.

Fia dan Alvaro mulai memasuki halaman rumah Fia, di sana ada bibi yang sedang berjalan menuju pintu gerbang.

"Non Fia ke mana aja?" Tanya bibi khawatir.

Fia tersenyum canggung. "Maaf ya bi, karena Fia udah buat bibi khawatir. Papah sama mama ada di dalam'kan bi?" Tanya Fia.

"Ada non, mama non Fia khawatir banget sama non karena ga pulang kemarin. Sampai berdebat sama papah non," jelas bibi.

Fia menatap pintu rumah dengan takut, lalu ia berbalik dan melihat pintu gerbang yang sedikit terbuka.

Alvaro menggenggam tangan Fia erat seolah olah berkata jangan takut.

Fia melihat Alvaro namun yang di lihat tidak melihatnya balik, ia malah menatap lurus ke depan dengan tangan yang setia menggenggam tangan Fia.

Alvaro menarik tangan Fia agar cepat masuk ke dalam rumah, untuk bertemu dengan mama dan papahnya.

Saat Fia memasuki rumah ia disambut dengan pelukan hangat dari mamanya Ratna.

"Fia kamu kemana aja nak?" Tanya Ratna khawatir.

Fia membalas pelukan mamanya itu. "Maafin Fia ya ma, udah buat mama khawatir."

"Maafin sikap mama juga ya yang kemarin, jika itu menurut kamu mama terlalu membanding bandingkan kamu dengan Gisya. Mama ga bermaksud," ucap Ratna.

Gisya melihat Alvaro lekat. "Dia'kan..." batin Gisya.

"Masih waras kamu?" Tidak pertanyaan ini bukan dari Ratna tetapi dari seorang lelaki yang baru saja datang dari arah dapur.

Fia terdiam, maksudnya apa? Ya jelas dirinya masih waras, mengapa dia menanyakan hal itu padanya?

"Seharian tidak pulang, setelah pulang bersama lelaki!"

Fia menggeleng. "Papah jangan berpikir negatif sama Fia."

"Anda kalau tidak tau lebih baik diam," ucap Alvaro yang berdiri di samping Fia dengan raut wajah yang tidak bersahabat dengan kedua tangan yang di masukan ke dalam saku celananya.

"Kamu lagi!" Tunjuk Doni saat mengenali wajah Alvaro dan mengingat hari di mana Alvaro mengancam dirinya.

"Biang onar dia pah!" Ucap Gisya angkat bicara setelah lama terdiam.

Alvaro menatap sengit gadis yang berdiri di depannya. "Mahkota jatuh ga usah bacot," final Alvaro.

Seketika Gisya diam membisu. Menundukan kepalanya dalam dalam. Bagaimana dia bisa tau repotasinya di sekolah jatuh?

"Jaga sopan santun mu!" Ucap Doni membela Gisya.

"Saya akan sopan dengan orang yang juga sopan."

Wajah Doni sudah geram. Aliran listrik yang tidak bersahabat sudah terpancar dari kedua wajah Doni dan Alvaro.

Fia memegang lengan Alvaro, hingga Alvaro menatap Fia. Fia menggeleng pelan.

Fia tidak mau Alvaro ribut dengan papahnya. Walaupun ia tau papahnya yang salah. Dan ulahnya dari Gisya.

Alvaro memejamkan matanya mengatur emosi. Dan detik berikutnya ia berpamitan untuk pulang. Bisa habis Doni jika Alvaro berlama lama berada di tempat ini.

"Saya pamit pulang om, tante."

"Terimakasih ya sudah mengantarkan Fia pulang," ucap Ratna.

Alvaro hanya tersenyum sebagai jawaban dan berlalu pergi menuju pintu.

Fia berlari mengejar Alvaro yang sudah ingin masuk ke dalam mobil. "Al!"

"Ngapain keluar?" Tanyanya.

"Makasih," ucap Fia tersenyum lucu sambil memiringkan kepalanya.

Alvaro gemas melihat tingkah Fia, rasa ingin mencubit kedua pipi Fia menjulang tinggi. Namun, sebisa mungkin ia tahan dan berlalu masuk ke dalam mobil.

"Hati hati! Assalamualaikum," salam Fia tubuhnya ia tundukan agar bisa melihat Alvaro di dalam mobil.

"Ga jawab jadi pacar, di jawab jadi calon imam," ucap Fia cengengesan mendengar ucapannya sendiri.

"Waalaikumsalam," jawab Alvaro yang terdengar samar samar di telinga Fia karena mesin mobil yang sudah di nyalakan dan juga Alvaro yang sudah menancap gas.

Fia tersenyum senang dan berjalan masuk ke dalam rumahnya kembali dengan jalan yang ia loncat loncatkan.

[Bersambung]

Next? Vote dulu

INTI RAGAZAVE:

Alvaro Sanjaya Henandra
Bram Defandra
Giorgio Edward
Ryan Alveno Grady
Danu Maheswara

JANGAN LUPA VOTENYA:)
JANGAN JADI SIDER YA KALIAN.

ALFIANA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang