🖤HAPPY READING🖤
JANGAN LUPA SETELAH MEMBACA TINGGALIN JEJAK KALIAN DENGAN MEMBERIKAN VOTE DAN KOMEN KALIAN TERIMA KASIH:)
HARGAIN AUTHOR YANG UDAH NULIS DENGAN VOTE DAN COMEN CERITANYA YA GAES:)
VOTE VOTE VOTE!!! JANGAN JADI SIDER YA KALIAN:(
"Karena sesuatu akan sangat berharga jika sudah di genggaman orang lain." ~Alfiana Nova."
Al! Berhenti!" Ucap Fia sambil menepuk nepuk pundak Alvaro. Alvaro pun memberhentikan motornya di tempat yang Fia minta.
"Ck! Lo pikir gue tukang ojek?!" Decak Alvaro.
Fia turun dari motor Alvaro dan menarik tangan Alvaro agar juga ikut turun dari motornya. "Ayo turun!"
"Mau ngapain?!"
"Aku laper. Mau makan bakso mang Dadang," ucap Fia sambil menunjuk tukang bakso di pinggir jalan.
Alvaro melihat tukang bakso yang sangat ramai pengunjung itu.
"Rame."
"Gapapa budayakan mengantri."
Alvaro menuruti permintaan Fia. Ia turun dari motornya. Lalu membuka helmnya.
"Mang bakso dua sama es tehnya dua ya," ucap Fia kepada mang Dadang penjual bakso.
"Di makan di sini Fia?"
Alvaro menatap Fia heran, karena Fia begitu terlihat sangat akrab dengan penjual bakso pinggir jalan ini.
"Iya mang."
Mang Dadang pun bersiap untuk menyiapkan pesanan yang di pesan oleh Fia.
"Pak! Es tehnya di ganti jadi teh anget dua," ucap Alvaro.
"Oke siap, jadinya bakso dua teh anget dua ya mas?"
"Iya pak."
Fia membelalakan matanya menatap Alvaro sengit. "Loh kok di ganti?" Tanya Fia.
"Udah malem, dingin!"
Fia pun mendengus pasrah.
Saat ini Alvaro tengah duduk di bangku plastik sembari memandang Fia yang sedang menunggu pesanan bakso yang ia pesan.
Tidak lama kemudian mang Dadang datang kembali sembari membawa pesanan dan siap di sajikan di atas meja.
"Jangan pake sambel!" Ucap Alvaro yang melihat Fia ingin menuanglan sambel pada mangkuknya.
"Udah biasa kalo pesen di sini pedes."
"Jangan di biasain! Ga bagus buat kesehatan!"
"Dikit doang kok," ucap Fia sambil mengambil satu sendok penuh sambel.
Alvaro yang melihat Fia jadi gemas sendiri. "Sini gue yang pakein," ucap Alvaro mengambil ahli sambel yang ada di tangan Fia.
"Nih, lima sendok aja," ucap Fia sambil menyodorkan mangkuknya.
"Aja?" Batin Alvaro. "Pantes cewe langganan sakit lambung sama mag, makan sambel ga kira kira," lanjut batin Alvaro sambil menatap perempuan di depannya ini.
Alvaro mengambil seujung sendok sambel dan ia tuangkan ke mangkuk Fia.
"Dikit banget!" Protes Fia tidak terima.
"Mau makan atau pulang?"
"Iya makan," jawab Fia terpaksa sambil mengaduk ngaduk baksonya tanpa minat.
Alvaro selalu ingin tersenyum saat melihat wajah Fia yang cemberut seperti saat ini. Di mata Alvaro Fia saat menggemaskan saat cemberut apa lagi jika Fia cemberu karena dirinya bukan orang lain.
============
Saat ini Fia sedang tersenyum saat membayangkan makan malamnya kemarin bersama Alvaro. Memang malam itu menyebalkan tapi ntah mengapa jika di ingin kembali lucu rasanya.
"Panas kayanya," ucap Kirana sambil melihat Fia.
"Pertolongan pertama!" Ucap Citra menirukan iklan di tv.
"Beda sakitnya beda obatnya," nyanyi Kirana menirukan gaya di iklan tv.
"Beda produk itu!" Cibir Citra kesal.
"Yang penting sama sama obat demam," jawab Kirana.
Fia yang merasa terganggu, melihat Citra dan Kirana bergantian. "Berisik! Lagi seru nih."
"Apanya yang seru?" Tanya Kirana memancing Fia.
"Halunya!"
"Haluin siapa sih?" Tanya Citra ikut menggoda.
"Masa depan," jawab Fia tersenyum malu.
Kirana dan Citra tertawa melihat ekspresi Fia yang tersipu malu.
"Lo ngeleburin kutub es pake api apa Fi?" Tanya Citra.
"Api cinta dan kesabaran," jawab Fia dramatis.
"Kalo luluhin fakeboy gimana si?" Tanya Citra lemes.
Kirana geleng geleng kepala melihat Citra yang masih juga mengharapkan Bram.
"Bram lo harapin! Mending sama Gio," saran Kirana.
Citra menggeleng cepat. "Gila gue sama Gio, engga engga. Berasa ngomong sama patung gue yang ada dia irit ngomong gitu orangnya."
"Iya juga sih, malah ga pernah ngomong ya dia kaya gagu," ucap Kirana sambil tertawa terbahak bahak.
"Hus! Mulutnya," ucap Fia.
"Khilaf," ucap Kirana sambil menutup mulutnya dengan tangannya.
"Lanjutkan!" Ucap Fia sambil menyengir seperti kuda.
Kirana dan Citra menatap Fia dongkol. Ia pikir Fia akan marah ternyata tidak sesuai ekspetasi mereka.
"Mending kamu sama kak Vraka Cit," saran Fia.
Citra pun bergidik ngeri. "Boro boro suka! Ngeliat aja takut."
"Kak Vraka baik tau walaupun wajahnya sangar, tapi kalo di markas dia tuh baik banget," ucap Fia.
Citra pun mendengus kesal. Orang dia sukanya sama Bram mengapa teman temannya ini malah menyarankan cowok cowok yang membuatnya geleng geleng kepala.
[Bersambung]
Next? Vote dulu
INTI RAGAZAVE:
Alvaro Sanjaya Henandra
Bram Defandra
Giorgio Edward
Ryan Alveno Grady
Danu MaheswaraJANGAN LUPA VOTENYA:)
JANGAN JADI SIDER YA KALIAN.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFIANA [ON GOING]
Ficção Adolescente[FOLLOW DULU SEBELUM BACA SUPAYA GA KETINGGALAN PART PART SELANJUTNYA] BUDAYAKAN: [VOTE DAN COMEN SETELAH MEMBACA ATAU SEBELUM MEMBACA JUGA BOLEH SUAPAYA GA LUPA KARNA KEASIKKAN BACA HEHE] Alfiana Nova biasa di panggil Fia. Gadis cantik polos dan b...