🍁 11. Titik Terang 🍁

86 13 94
                                    

⚠Please don't copy this story!⚠

Bismillahirrahmanirrahim.

Selamat membaca ...
_____________________________________

"Hah? Jadi, selama ini Lo sekongkol sama dia?" Sahut seseorang yang bersama Tari. "Kok, Lo, gak ngasih tau gue sih? Gue kan sahabat lo Tar?" Lanjutnya.

"Ya ampun, Ta.. Lo pikir, Lo nyokap gue apa? Yang apa-apa mesti bilang Lo dulu gitu? Gak ada waktu, Ta." Jelas Tari.

"Ya seenggaknya cerita dikit-dikit kek,"

"Lo, bawel banget deh. Yok ah, ke kelas."

Derap langkah mereka semakin menjauh, sepertinya mereka sudah pergi. Saat aku hendak beranjak, lagi-lagi seseorang membuatku mengurungkan niat untuk keluar dari kamar mandi.

"Zo? Kamu benar, dia pelakunya. Aku sudah menyimpan buktinya." Ujar seseorang dari bilik sebelah.

Siapa dia? Kenapa melapor ke Zoya? Batinku.

"Nggak melanggar hukum kalau aku mendengarnya sendiri. Kamu bisa menjadikan aku sebagai saksi juga. Lagian, tuan Frederick Mau menyelesaikannya secara internal bukan? Pelaku akan dihukum sesuai aturan universitas." Lanjutnya.

Mungkinkah, dia orang yang bersama Kak Zoya tadi siang?

Orang itu telah pergi, akhirnya aku bisa bernapas lega. Segera aku menemui Al, pasti dia akan mengomeli aku karena lama di dalam kamar mandi. Pesan dari mbak Leha juga baru masuk, dia sudah ada di halaman parkir cafe tempat Imel bekerja.

•••

Dua hari setelah pertemuanku dengan kak Zoya, tidak ada tanda-tanda dia melakukan sesuatu pada Dudung. Aku benar-benar pusing dengan situasi saat ini. Meski titik terang tentang penyebar video itu telah terungkap, tapi tetap saja masih membuatku risau. Aku tidak mau Dudung terkena masalah karena aku.

Kelas terakhir telah selesai, seperti biasa  aku dan keempat sahabatku bercengkrama di perpustakaan yang sudah menjadi base kami sehari-hari. Sampai-sampai petugas perpustakaan hapal dengan wajah-wajah kami. Aku duduk diapit oleh Imel dan Wafda, sedangkan Dudung dan Dian duduk di hadapan kami.

Mereka semua sibuk membaca dan mencari referensi untuk tugas mata kuliah konsentrasi masing-masing. Hanya aku yang terdiam, Memandang Dudung dengan tatapan sedih. Kenapa dia harus jatuh hati padaku? Tidak, apa aku yang selama ini tidak peka pada perubahan sikapnya seperti apa yang dikatakan kak Zoya?

"Yum?" Panggil Imel, membuatku terhenyak.

"Y-ya?"

"Lo kenapa sih? Dari tadi dipanggil nggak langsung nyahut. Ada masalah lagi?" Sahut Wafda. Dudung dan Dian jadi ikut menatap ke arahku.


"Na? Are you ok?" Lanjut Dian.

"Wajah kamu pucat, Yumna." Sahut Dudung, wajahnya terlihat khawatir.

Melihatnya menatapku seperti itu, membuat kelopak mataku tak bisa membendung bebasahan yang ada di dalamnya. Tetes demi tetes berjatuhan di pipiku, sahabat-sahabatku semakin panik melihatku menangis. Wafda memelukku dengan erat, aku membenamkan wajahku kedalam pelukannya.

Sejak mendengar pembicaraan Tari dengan seorang wanita yang aku yakin itu adalah Rere, di toilet. Mengenai persekongkolannya dengan Dudung, membuat hatiku semakin sensitif. Semua kekacauan ini terjadi karena aku. Sauqy bermasalah dengan kak Zoya karena aku, Dudung terlibat masalah dengan cucu rektor juga karena aku.

LOMASY - Love Marriage Sauqy & Yumna--FinishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang