🍁16. First day🍁

128 12 37
                                    

⚠Please don't copy this story⚠

Bismillahirrahmanirrahim.

Selamat membaca...

🌼🌼🌼


MATAHARI sepenuhnya telah menampakkan diri. Bagan baru dalam hidupku benar-benar dimulai hari ini. Aku tidak menyangka, sifat Sauqy bisa berubah dengan begitu cepat. Jika sebelum menikah dia dingin seperti beruang kutub berhati vampir, lain halnya dengan saat ini. Dia benar-benar bertransformasi menjadi beruang madu yang begitu hangat.

Entah perasaanku saja atau bagaimana. Jujur aku takut, takut aku terlalu percaya diri menanggapi perubahan sikapnya kepadaku. Bahkan dia menikahiku saja masih menjadi sebuah misteri. Ya, aku tahu berburuk sangka itu tidak dibenarkan. Saat ini yang bisa kulakukan adalah memahaminya. Mungkin dengan begitu lambat laun aku akan menemukan jawabannya sendiri.

"Sauqy, kamu langsung ke tempat magang atau pulang dulu? Biar tante siapin mobil buat kamu pulang nanti." Ujar Tante Syifa.

"Sepertinya pulang dulu, Tante. Hari ini Sauqy  hanya ada dua mata pelajaran saja di jam akhir." Jawab Sauqy.

Saat ini kami sedang makan bersama di restoran yang ada di resort Tante Syifa. Ummi dan Abiku, juga keluarga Sauqy telah meninggalkan resort pagi-pagi tadi.

"Oke, nanti biar sopir Tante yang antar kalian pulang." Tante Syifa menatap ke arahku. "Yumna, are you ok, Dear?" Lanjutnya.

Syalum ikut melihat ke arahku kemudian dia tersenyum. Sungguh, aku bukan pecinta anak kecil, ditatap seperti itu aku merasa risih. Bagaimana nanti jika aku telah diberikan Allah amanah untuk menjadi seorang ibu?

"Sepertinya Tante Yumna lagi sedih, wajahnya seperti kertas kusut." Sahut Syalum.

Aku tersenyum simpul. "Yumna, baik-baik aja kok, Tante. Cuma kecapean saja." Alibiku.

"Ya sudah, nanti sampai di rumah langsung istirahat ya, Sayang." Aku mengangguk.

"Nanti tolong sampaikan salam saya buat orang tua kamu dan Yumna ya, Qy. Maaf saya gak bisa mampir, hari ini ada meeting sama client." Timpal om Haris, suami dari Tante Asyifa.

"Ya, Tante." Jawab Sauqy.

🌼🌼🌼

Sesampainya di rumah, aku bergegas ke kamar setelah menyalimi ummi dan Abi. Sauqy sibuk memindahkan koper ke kamarku di lantai atas. Untuk sementara Ummi menyuruh kami tinggal bersama beliau. Sauqy menautkan alisnya. Sepertinya dia merasakan perubahan sikapku. Memang, Sedari pagi tadi aku bersikap dingin dan tidak banyak bicara kepadanya. Aku tidak peduli, jemariku sibuk meng-scroll layar ponsel.

"Yum, kamu sakit?" Tanyanya. Aku geleng kepala.

"Kecapean?" Lanjutnya. Aku menggeleng lagi.

"Kamu kenapa sih?" Mimik wajahnya berubah menjadi kesal.

Pertahananku menahan senyum kandas. Aku paling tidak bisa melihat wajahnya bete seperti itu. Lagi-lagi dia menautkan kedua alisnya ketika melihatku tersenyum. Dia mendekat, mendudukkan tubuhnya di hadapanku yang sedang bersandar pada sandaran tempat tidur.

LOMASY - Love Marriage Sauqy & Yumna--FinishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang