⚠️Please don't copy this story⚠️
Bismillahirrahmanirrahim.
(Dari parti 29 ini sampai part terakhir akan menggunakan dua point of view dari sauqy dan Yumna ya teman-teman, bacanya pelan-pelan biar gak bingung 🤭)
Selamat membaca...
Syauqy POV:
Pagi yang cerah di bawah langit Shinjuku, kota Tokyo, memberikan sensasi udara yang berbeda dengan Indonesia. Jika kota Malang di Indonesia yang terkenal hawa dinginnya masih terasa dingin bagi sebagian warga lokal, sama halnya di negara yang memang memiliki 4 musim di setiap tahunnya ini. Pertengahan bulan April, suhu terendah di kota ini antara 10° sampai 11°C. Suhu di mana transisi dari musim dingin ke musim semi pada umumnya. Saat ini jarum jam arloji di tangan kiriku menunjukkan pukul 08.30 waktu Shinjuku, Tokyo.
Aku mengancingkan mantel jaketku, hawa dingin sungguh tak tertahankan. Kulangkahkan kaki menuju gedung di mana seven eleven berada. For your information, seven eleven itu minimarket yang menawarkan makanan dan minuman siap saji serta berbagai barang kios pada umumnya. Minimarket tersebut juga tersedia di kampus tempatku menimba ilmu. Setelah melewati pintu utama, aku langsung tertuju ke arah sudut ruangan yang menyediakan minuman instan berupa kopi. Terlebih dahulu aku membayar kopi instan tersebut sebelum menyeduhnya di sudut ruangan yang telah disediakan termos listrik.
Sejenak aku duduk di taman kampus, menikmati kopi instan yang tadi aku beli sambil memandangi bunga sakura yang mulai bermekaran di setiap sisi jalan, taman dan di berbagai sudut gedung universitas. Bunga yang berwarna merah muda pucat itu akan mekar dengan serentak ketika memasuki musim semi. Dimulai dari bagian selatan Jepang kemudian ke bagian Utara Jepang. Di Tokyo sendiri, periode bunga sakura bermekaran rata-rata di akhir bulan Maret hingga pertengahan April, sesuai dengan suhu udara masing-masing kota.
Hari ini jadwal kuliahku tidak terlalu padat. Hanya ada dua kelas di jam 09.00 dan 13.05 sampai selesai. Dari tempatku duduk, aku menatap hal aneh yang tak akan pernah aku duga sebelumnya. Seorang wanita berpakaian serba hitam ditambah cadar berwarna mocca yang menyelimuti sebagian wajah putihnya. Wanita itu tengah membaca sebuah buku yang aku tebak, itu buku cetak matematika terapan. Seperti program studi yang tengah aku tempuh. Yang lebih aneh lagi, gadis itu bersama seorang anak kecil perempuan yang berusia sekitar 2,5 tahun.
Apa iya, itu anaknya? Bisa ya, ke kampus bawa anak? Batinku.
Kini, anak kecil yang masih sangat belia dan berwajah lucu itu berjalan tertatih ke arahku. Sang ibu, sepertinya tengah lalai mengawasi putrinya. Sebuah batu kerikil kecil menghadang langkah anak kecil itu. Diraihnya batu itu dan hendak ia masukkan ke dalam mulut. Sontak saja aku berlari ke arahnya kemudian merogoh batu yang hampir tertelan ke dalam tenggorokannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOMASY - Love Marriage Sauqy & Yumna--Finish
Spiritüel⚠[RBO] karya k-2 Follow ya, biar kamu dapat notif dari setiap part baru cerita ini! Arzaqina Yumna Shaqila, biasa dipanggil Yumna. Mahasiswi semester 5 fakultas Ekonomi, menaruh hati kepada Raushan Syauqi Bariq yang populer dengan sapaan Sauqy. Maha...