⚠Don't copy this story⚠
Bismillahirrahmanirrahim.
Selamat membaca...
🌼
🌼
🌼
Setelah kelas terakhir selesai, aku menunggu Wafda dan Imel di taman kampus. Langit di ufuk barat mulai menguning, waktu ashar telah berlalu satu setengah jam yang lalu. Entah ke mana perginya mereka, pamitnya ke ke lab namun sampai detik ini setelah satu jam aku selesai sholat ashar mereka tak kunjung datang.Kubuka kotak makan yang tersisa satu potong kue brownies buatan Mama Saf. Lumayan untuk mengganjal perut yang mulai lapar. Rasa legit dan manis dari coklat lumer di dalam mulutku, membuatku merasa lebih baik. Saat akan melahap potongan terakhir, seseorang tiba-tiba saja menyenggol lenganku. Akhirnya kue brownies yang kupegang jatuh dan mendarat dengan sempurna di tanah.
Kesal, aku menoleh seraya berdecak. Namun saat aku mengetahui siapa orang yang baru saja menyenggol tanganku itu, seketika kedua mataku membulat. Perempuan berambut panjang sepinggang itu mengenakan pakaian serba hitam. Andai dia tak membuka masker di wajahnya, mungkin aku tidak akan bisa mengenalinya.
"Kak Zoya?" Sapaku dengan raut wajah terkejut.
Dia menatap ke arah sekeliling, suasana di taman FEB memang sedang sepi. Mungkin hanya aku pengunjung satu-satunya, Imel dan Wafda juga tak kunjung muncul batang hidungnya.
"Sorry, gue sengaja. Lo, masih laper?" Dia menjulurkan kakinya ke hadapanku. "Nih, ambil sendiri!" Lanjutnya seraya menyodorkan kue brownies yang telah terjatuh di tanah itu menggunakan kakinya.
Entah aku yang loading lama, atau aku yang memang bodoh? Aku malah menggaruk kepala dan balik bertanya.
"Kak Zoya, kenapa sih?" Kataku, dia tersenyum menyeringai.
"Lo, yang kenapa!" Tukasnya sambil mendorong sebelah bahuku.
Aku yang baru menyadari kalau perempuan itu sepertinya sedang marah terhadapku, aku menatap ke sekeliling berharap Imel dan Wafda muncul.
"Gak usah sok polos deh! Lo, buang-buang waktu, Gue!" Ketusnya.
Aku semakin tidak mengerti dengan Kak Zoya, saat ini dia tengah mencengkeram belakang hijabku dengan kuat. Membuatku meringis menahan sakit karena ada sebagian rambut yang juga ikut tertarik.
"Kakak, Kesambet ya?" Sahutku. Aku berusaha melepaskan cengkraman tangannya dari kepalaku, tapi susah!
"Kurang ajar! Lo, ngatain Gue kesambet? Nih rasain!" Balasnya, berganti mendorong tubuhku hingga terjerembab ke tanah.
"Aaaa...!!" Teriakku memekik telinga, tubuhku menabrak ujung kursi sebelum terjerembab ke tanah.
Dari kejauhan, dari tempatku terjatuh, aku melihat seseorang tengah menyaksikan perlakuan Kak Zoya terhadapku. Sepertinya aku mengenal sosok gadis berambut sebahu yang bersembunyi di balik pohon itu. Dia juga membawa sebuah kamera, mungkinkah, dia sedang merekam aksi ini? Ah, entahlah. Tubuhku benar-benar sakit hingga membuatku tak sanggup untuk berdiri.
"Kakak, apaan sih? Aku salah apa coba?" Gerutuku sambil meniup luka lecet di pergelangan tanganku.
"Mau tahu salah Lo itu apa? Lo, itu penghalang Gue buat ngedeketin Sauqy! Lo itu benalu! Benalu yang nggak punya malu! Cewek bodoh kayak Lo berharap bisa jadi pendamping Sauqy? Mimpi, Lo! Kalau Lo, tetep ngedeketin Sauqy, Gue gak akan segan buat nyakitin, Lo!" Tuturnya dengan sadis. Dia kembali menjambak hijabku, kali ini cengkeramannya sangatlah kuat. Tak membiarkan aku berkutik sedikitpun.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOMASY - Love Marriage Sauqy & Yumna--Finish
Spiritualité⚠[RBO] karya k-2 Follow ya, biar kamu dapat notif dari setiap part baru cerita ini! Arzaqina Yumna Shaqila, biasa dipanggil Yumna. Mahasiswi semester 5 fakultas Ekonomi, menaruh hati kepada Raushan Syauqi Bariq yang populer dengan sapaan Sauqy. Maha...