🍁18. cemburu 2🍁

115 7 11
                                    

⚠Please don't copy this story⚠

Bismillahirrahmanirrahim.

Selamat membaca...

🌼🌼🌼🌼

Jalan raya dipadati dengan berbagai kendaraan. Suara bising klakson dari berbagai kendaraan saling sahut-menyahut. Kegaduhan di pagi hari karena insiden kecelakaan truck pengangkut sampah dengan mobil kijang membuat kemacetan yang panjang.

Aku menoleh ke arah Sauqy yang masih tetap fokus melihat ke depan dari bangku kemudi. Peluhnya bercucuran diiringi dengan deru napas yang tersengal. Tanpa pikir panjang aku memeluknya, mengusap punggungnya agar dia merasa tenang. Trauma yang ia derita masih belum sembuh seutuhnya. Hanya aku dan Al saja yang mengetahui hal ini.

"Qy, jangan takut, okay? Ada aku." Kataku, semoga bisa menenangkannya.

"Yum, aku takut." Lirihnya. Aku tidak bisa membendung tangisku. Semakin kupeluk dia dengan erat.

Kejadian ini mengingatkanku Pada kecelakaan tiga tahun silam yang membuat keadaan Sauqy menjadi seperti saat ini. Kecelakaan yang membuat seorang pria meninggal di usia muda. Dulu sesuai cerita dari Sauqy yang kuketahui, waktu itu dia hendak berangkat ke kampus namun tidak ada seorang pun yang bisa mengantarnya. Harusnya dia bisa menaiki motor, sepeda kayuh atau naik transportasi umum. Namun itu akan membuatnya terlambat, jadilah ia memaksakan diri mengendarai mobil dari Abi Haikal.

Saat itu Sauqy masih belum begitu pandai menyetir, bahkan SIM A juga belum ia kantongi. Hanya SIM C yang ia punya. Kondisi jalanan tidak dalam keadaan ramai, dia menyetir di angka 50km/jam. Setengah jam perjalanan dia sampai di perempatan lampu merah di sisi kanan kampus utama.  Lampu lalu lintas menunjukkan warna hijau, dia menginjak pedal gasnya kemudian beberapa detik melaju, seorang pria dengan seenaknya menyeberang jalan.

Akhirnya tabrakan tak terhindari karena Sauqy terlambat menginjak pedal rem. Suasana menjadi gaduh, banyak mahasiswa yang baru saja menyebrang menjerit histeris. Badan mobil Abi Haikal bagian depan rusak parah karena menghantam trotoar dengan keras. Kepala Sauqy lebam dan berdarah. Sedangkan pria yang ia tabrak terpelanting sejauh 10 meter. Katanya badan pria itu banyak berlumuran darah dan dalam posisi tengkurap.

"Yum, Sauqy!"

"Ada apa, Waf? Kenapa kamu sampai ketakutan begitu?"

"Di-dia... Dia kecelakaan!"

Aku ingat betul bagaimana wafda menarik tanganku kemudian memacu kaki berlari menuju lokasi kejadian. Sungguh, jika aku mengingat kejadian itu aku tidak sanggup menatap wajah Sauqy yang berlumuran dengan darah. Saat itu layanan darurat masih berada dalam perjalanan. Aku dan Wafda membelah kerumunan dan mendapati pintu mobil di sisi kemudi terbuka. Memperlihatkan tubuh Sauqy yang lemas dengan kepala bersandar pada roda kemudi.

Saat itu aku benar-benar melupakan batasan antara pria dan wanita dalam pandangan Islam. Aku memeluk Sauqy sambil menyeka darah yang terus mengalir di pelipisnya menggunakan ujung hijabku. Seketika warna merah itu menodai baju almamater dan juga hijabku yang berwarna putih. Wafda yang berdiri di sampingku, dia mencoba menghubungi mama Saf.

"Aa...!!!!! Kak Radit!!!!! Ya Allah, bangun kak! Kak Radit! Hiks..., hiks.., hiks."

Teriak seorang gadis memekikkan telinga. Mendengarnya aku semakin terisak, karena saat itu bersamaan dengan Sauqy hilang kesadaran. Aku mengecek detak nadi di lehernya, pelan sekali.

LOMASY - Love Marriage Sauqy & Yumna--FinishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang