🍁 28. Rooftop 🍁

52 5 22
                                    

⚠️Please don't copy this story⚠️

Bismillahirrahmanirrahim.

Selamat membaca...

🌼🌼🌼🌼

Jarum jam menunjukkan pukul enam pagi. Hari ini aku membantu Mama Safiyah memasak di dapur. Sudah dua hari semenjak satu pekan keberangkatan Sauqy ke Jepang, aku membantu beliau memasak. Ummi dan Abi mendadak ada perjalanan bisnis lagi ke negara Thailand, karena itu aku menginap di rumah Mama Saf. Ini pertama kalinya setelah menikah aku menempati kamar Sauqy. Kesempatan emas bagiku untuk mencari alasan mengapa Sauqy mau menikahiku.

Setelah mendengar percakapan antara Abi Haikal dan abiku beberapa hari kemarin, aku selalu berpikiran negatif terhadap Sauqy. Pikiran dan hatiku seperti tidak sejalan. Ditambah perihal skripsiku yang rasanya ingin kuakhiri saja! Seharusnya aku sudah seperti Imel, Wafda, Dudung dan Dian. Mereka telah lulus sidang proposal dan lanjut pada proses skripsi yang sebenarnya. Pernah aku ingin menyerah, namun setelah aku pikir ulang mungkin aku hanya kurang giat belajar, mungkin kerja kerasku selama ini juga kurang. Semangat buat aku...

Menu pagi ini adalah tumis kangkung, tempe goreng dan ayam bumbu merah. Semua masakan itu adalah menu favorit keluarga Mama Safiyah. Aku meniriskan  tempe yang telah matang digoreng sedangkan mama Saf tengah menyiapkan peralatan makan dan air untuk minum di meja makan. Ketika aku hendak memindahkan tempe ke piring saji, seseorang mencomot dua potong tempe goreng itu, sontak saja aku reflek menoleh.

"Ih! Al..!! Main comot aja! Udah cuci tangan gak tuh?" Sarkasku, anak itu malah cengar- cengir.

Al mengarahkan kamera handphonenya ke wajahku. "Nih, Qy, istri Lo lagi marah - marah gara-gara tempenya gue ambil!" Tukasnya.

Kedua mataku terbelalak seketika. Al, lagi video call sama Sauqy? Batinku. Segera aku menutupi wajahku dengan kedua tangan setelah meletakkan semua apa yang aku pegang. Malu, wajahku belum aku poles dengan riasan jadi terlihat buluk terkena asap memasak. Setiap istri pastinya ingin selalu terlihat cantik di hadapan suaminya bukan?

Karena tidak memerhatikan arah berjalan, aku tidak sengaja menginjak kaki Al, membuatnya mengaduh kesakitan.

"Ma-maaf." Kataku.

"Qy, istri Lo aniaya gue!" Teriaknya sambil mendekatkan bibirnya ke arah speaker ponselnya.

Aku mendengar Sauqy tengah tertawa, membuat bibirku mengerucut seketika. "Kan gue udah minta maaf, Al." Kataku. Dia malah nyengir.

"Sauqy mau ngomong, nih!" Al mengulurkan ponselnya kepadaku.

"Nanti kalau sudah selesai taruh aja ponselnya di atas nakas di ruang tengah," lanjutnya.

Aku meraih ponsel tersebut. "Maaf, Al. Gak sengaja, Lo gak papa kan?" Tanyaku memastikan, dia menganggukkan kepala kemudian melenggang pergi seraya membuat tanda ok dengan melipat jari telunjuk dan ibu jarinya.

Aku beralih menatap ke layar ponsel, kulihat Sauqy tengah bersama teman barunya. Sepertinya mereka tengah mengerjakan tugas bersama. Sauqy tersenyum ke arahku, kali ini aku merasa senyuman itu tak lagi mengandung candu. Seakan menguap begitu saja bersama udara pagi. Jika di sini pukul 06.15 maka di sana pukul 08.15.

LOMASY - Love Marriage Sauqy & Yumna--FinishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang