🍁39. Hold my hand🍁

41 4 17
                                    

⚠️Please don't copy this story⚠️

Bismillahirrahmanirrahim.


Selamat membaca...


Terkadang orang dengan masa lalu yang paling kelam, akan menciptakan masa depan paling cerah.

(Umar bin Khattab )
_________________________________________

(Sauqy point of view)

...

SUASANA di taman Yoyogi, Shibuya-Tokyo tampak begitu ramai dengan pengunjung. Mayoritas yang hadir adalah warga negara Indonesia yang tinggal maupun belajar di sini. Banyak juga pengunjung warga negara Jepang setempat ikut memeriahkan acara festival yang setiap tahun digelar.

Aku sibuk membantu karyawan Abi menata kue-kue tradisional Indonesia. Di antaranya ada kue putu ayu, kue pukis dengan berbagai varian rasa, kue bikang, kue putri mandi, naga sari, kue dadar gulung, klepon, dan masih banyak lagi kue yang lainnya. Abi Haris- Abiku, beliau sibuk mengarahkan managernya untuk menghandle semua pekerjaan untuk malam hari. Pasalnya beliau ada keperluan mengurus surat perizinan untuk buka usaha makanan di sini. Aku bersyukur hari ini tidak ada kegiatan apa-apa di kampus sampai akhir pekan nanti. Jadi aku bisa membantu Abi dengan leluasa.

Hiro, Yusuke dan Rahman, tiga sahabatku itu turut andil membantuku.
Mereka tidak memiliki kegiatan apapun hari ini dan berakhir di tempat festival ini. Meski begitu mereka tidak lepas dari tugas yang lumayan banyak. Dan ketika aku bertanya, mengapa tidak mengerjakan tugas saja, mereka bilang bercengkerama dengan tugas setiap hari itu tidak sehat.

Ada yang setuju?

Dari kejauhan aku melihat seorang pria paruh baya berjalan tertatih sambil memegangi lengan putranya. Wajahnya sumringah ketika melihat pameran budaya Indonesia dan Jepang tersaji di samping kanan dan kiri sepanjang jalan menuju panggung utama. Banyak musisi gabungan dari Jepang dan Indonesia yang mengisi acara hari ini. Sepertinya aku mengenal pria tua itu.

"Ayah, ngapain kita ke sini? Kakak sedang kesusahan sekarang, tapi Ayah malah ingin bersenang-senang di sini?" Rutuk anak laki-laki bertubuh jakung di sisi kanan pria tua tersebut.

Aku masih sibuk melayani pembeli, jadi aku hanya menyimak percakapan mereka.

"Ayah tidak bersenang-senang di sini. Ada anak muda yang mengaku sebagai temanmu, dia mengundang Ayah ke kedainya. Barangkali kamu bisa ditarik sebagai karyawan, kamu bisa membantu meringankan masalah kakakmu." Sahut pria tua itu.

"Tapi, Yah?" Sangkal pria di sebelah pria tua itu.

"Sudahlah, turuti saja perkataan ayah sekali ini saja, ya?"

Setelah melayani pembeli aku reflek menoleh ke arah kiri. Pria tua yang tadi berbincang dengan anaknya itu menatapku dengan mata yang berbinar.

"Pak Rafli?" Sapaku, tentu saja dengan mata berbinar. Dia memeluk tubuhku yang lebih tinggi darinya.

"Nak Sauqy. Akhirnya saya menemukan kedai kamu." Beliau melepaskan pelukannya di tubuhku.

"Perkenalkan, dia Zafran, anak saya. Benarkah dia teman yang kamu maksud, Nak Sauqy?" Lanjut beliau.

LOMASY - Love Marriage Sauqy & Yumna--FinishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang