⚠Please don't copy this story⚠
Bismillahirrahmanirrahim.
Selamat membaca...
🌼🌼🌼
SUASANA di taman kampus sangat ramai. Kebanyakan dari mereka memutuskan untuk mengerjakan tugas kelompok di taman sambil menunggu jam mata kuliah berikutnya. Sedangkan aku? Hhh, aku terlambat lagi! Kebiasaan buruk yang tak pernah bisa aku perbaiki. Kalaupun bisa, itu karena takdir saja yang tengah berpihak kepadaku.
Sambil mengusap peluh di dahi, aku terus memacu kakiku berlari ke lantai dua, gedung ketiga dari fakultas ekonomi bisnis. Aku mahasiswi jurusan manajemen semester lima. Suatu kebanggaan tersendiri bisa menjadi mahasiswi di universitas beken di kota pendidikan di Jawa Timur, apalagi kalau bukan kota Malang. Di kota ini banyak sekali universitas, mungkin itu yang membuat kota ini juga dijuluki kota pendidikan.
Sepuluh menit berlalu setelah berlari dari pintu gerbang utama fakultas, akhirnya aku sampai di depan kelas. Mataku menatap ke dalam melalui jendela di hadapanku yang tertutup gorden separuh.
"Semester 5, saya akan memperketat kedisiplinan kehadiran dan tugas! Saya tidak akan mentolelir lagi di semester ini jika masih ada mahasiswa yang sering telat dan terlambat mengumpulkan tugas di mata kuliah saya. Kalian bukan anak SMA lagi, bakti kalian kepada negara jauh lebih besar! Apalagi sekarang kalian telah memasuki semester 5, di mana kalian akan bertemu dengan mata kuliah konsentrasi! Jadi, saya harap kalian bisa mengikuti mata kuliah saya dengan baik."
Itu suara Pak Suseno, dosen terkiller di fakultasku. Bapak berkumis tebal, kepala botak dengan gaya fashion paling mentereng se universitas. Setelan jas dengan warna yang terang menjadi ciri khasnya. Cara mengajarnya pun tidak menarik, tidak pernah ada canda tawa. Bahkan setiap kali beliau mengajar, suasana saat itu pasti sepi dan juga horor. Seperti yang aku lihat sekarang, teman-temanku sedang menundukkan kepala mendengar ocehan beliau. Aku yakin, tak ada yang menggubris nasihat beliau. Mereka akan memainkan ponsel di bawah laci meja.
Aku menggigit bibir bawah, bagaimana caranya aku bisa masuk? Pak Suseno sedang mengabsen sekarang. Pelan-pelan aku memutar kenop pintu dan membukanya. Berhasil! Imel, sahabatku tercinta, dia membantuku dengan meraih tas yang kuberikan kepadanya. Lalu aku berjalan mengendap-endap sambil jongkok, semoga saja beliau tak menyadarinya.
"Hei! Kamu yang di sana, ngapain?"
Suara menggelegar itu membuat kedua bola mataku membulat. Seketika langkahku terhenti. Mampus deh gue! Kataku dalam hati. Bibirku terasa kelu, bingung ingin menjawab apa. Detik berikutnya kedua sorot mataku tanpa sengaja menatap sebuah bolpoin yang tergeletak manis di bawah mejaku. Seketika aku meraihnya dan mengacungkannya ke atas.
"I-ini, Pak. Ngambil bolpoin saya yang jatuh." Kataku seraya tersenyum kikuk, peluh di dahiku bermunculan.
Wajah pak Suseno terlihat biasa saja, sepertinya aku aman.
"Ya sudah, kembali ke tempatmu!" Tutur beliau membuat aku mengembuskan napas lega.
Segera aku duduk di sebelah Imel. Dia menggelengkan kepala sambil berdecak. Dia itu sama seperti Ummi, cerewet!
"Gila Lo, Yum! Hampir aja ketahuan. Gak bosen apa senam jantung tiap hari? Apa susahnya sih datang tepat waktu? Rumah Lo itu lebih dekat dengan universitas lho, daripada gue." Cibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOMASY - Love Marriage Sauqy & Yumna--Finish
Spiritual⚠[RBO] karya k-2 Follow ya, biar kamu dapat notif dari setiap part baru cerita ini! Arzaqina Yumna Shaqila, biasa dipanggil Yumna. Mahasiswi semester 5 fakultas Ekonomi, menaruh hati kepada Raushan Syauqi Bariq yang populer dengan sapaan Sauqy. Maha...