🍁17. Berdua?🍁

126 8 27
                                    

Please don't copy this story

Bismillahirrahmanirrahim.

Selamat membaca...

🌼🌼🌼

SETELAH sholat subuh aku membantu Ummi menyiapkan sarapan pagi. Hal baru yang aku lakukan setelah menikah. Aku tidak pandai memasak, ini baru pertama kalinya aku memasak makanan berat. Aku hanya bisa memasak sayur bening, sayur asem, ayam goreng dengan bumbu instan, telur dadar, telur mata sapi, dan mie instan. Hanya menu itu yang aku kuasai selama ini.

"Mi, lengkuas yang ini bukan?" Tanyaku pada Ummi yang sedang sibuk mengulek bumbu.

Ummi meraih bumbu dapur yang aku pegang. "Bukan sayang, ini jahe. Coba cari lagi, seingat Ummi kemarin baru beli." Jawab beliau.

Aku mengembuskan napas lesu. "Hhhh, kenapa susah sekali bedainnya sih, Ummi. Tadi kencur, terus kunyit putih, terus kunci, sekarang jahe. Jadi lengkuas yang mana, Ummi?" Tuturku. Ummi terkekeh melihat aku putus asa.

"Lengkuas itu kulitnya sedikit kemerahan sayang, coba cari lagi. Sabar, lambat laun Yumna pasti bisa mengingat ciri-ciri masing-masing bumbu dapur." Aku membalasnya dengan senyuman.

Setelah satu jam lebih kami berkutat di dapur, akhirnya sarapan pagi telah selesai dihidangkan. Ummi menyuruhku untuk memanggil Abi dan Sauqy untuk sarapan pagi bersama. Dan saat ini kami semua telah berkumpul di satu meja.

Hal baru kedua yang aku lakukan setelah menikah adalah melayani makannya si beruang kutub. Rasanya senang dan tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Aku bisa melihat Abi dan Ummi saling tukar pandang seraya tersenyum.

"Beneran ini kamu yang masak?" Tanya Sauqy padaku.

Aku mengangguk mengiyakan. Dia meraih sepotong telur dadar dan satu potong ayam krispi di hadapannya, kemudian aku menuangkan beberapa sendok sambal goreng tempe. Setelah mengucap Bismillah dan membaca do'a sebelum makan, Sauqy melahap sesuap demi sesuap makanan ke dalam mulutnya. Dia makan dengan lahap, entah karena makanannya memang lezat atau sekadar menghargai masakan buatanku.

"Yum, kok malah lihatin suamimu toh? Nasi kamu nanti keburu dingin itu lho." Ujar ummi sambil menggoyangkan lenganku.

Aku tersenyum kikuk. "I-iya, Mi." Sahutku. Sauqy menatapku sambil tersenyum, membuatku jadi salah tingkah.

"Masyaallah, abi tidak menyangka masakan putri abi seenak ini." Kata Abi. Beliau menghabiskan makanannya tanpa ada sisa.

"Ummi, cuma bantu numbuk bumbunya doang lho." Sahut ummi.

Abi mengangkat sebelah alisnya. "Masa?"

"Beneran, Abi.. Ummi, nggak bohong."

"Yumna baru belajar, Bi. Lagian baru ini saja yang Yumna bisa." Sahutku.

"Setelah menikah kamu banyak kemajuan, Sayang. Padahal dulu kamu itu bocah urakan. Kuliah telat terus, nilainya pas-pasan, belum lagi hobinya taek wondo. Siapa sangka, baru beberapa hari menikah perubahan kamu begitu pesat. Abi jadi tidak khawatir kalau mau ninggalin kamu sendirian nanti." Kata Abi membuatku meletakkan sendok dan garpu yang aku pegang ke atas piring.

"Memangnya Abi mau ke mana?"

"Abi sama Ummi mau ke Thailand, Sayang. Bisnis kelapa sawit Abi di sana lagi ada masalah finansial juga ada pegawai yang korup, Abi harus ke sana hari ini setelah dhuhur nanti." Jawab Abi kemudian beliau menyeruput secangkir teh di tangan kanannya.

LOMASY - Love Marriage Sauqy & Yumna--FinishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang