Hai guys 👋🏻...
Aku update nih, pengennya sih tadi pagi up, cuman ada halangan.Happy Reading ☺️
🌺🌺🌺
Hari sudah sore, Flora masih setia menunggu sopir pribadinya. Elsa dan Safira harus pulang untuk bersiap-siap menghadiri acara malam ini.
Sementara menunggu, Flora asik mengotak-atik benda pipih canggih berlogo apel tergigit. Flora yang sedang asik mengotak-atik handphone nya, tidak menyadari sepasang mata yang terus memperhatikannya.
"Ekhemm" deheman seseorang menarik atensi Flora. Flora terkejut melihat sosok tersebut.
"Anggara?" Flora menyerjit setelah beberapa detik memperhatikan Anggara.
"Ngapain masih disini?" tanya Anggara dingin. Flora berdecak kesal mendengar nada bicara Anggara.
"Nggak usah dingin-dingin susah banget" cibir Flora kepada Anggara. Anggara yang mendengar cibiran tersebut menghela nafas pasrah.
"Yaudah ayo pulang" ajak Anggara lembut lalu menggenggam tangan Flora menuju mobilnya. Flora tersenyum manis menerima perlakuan hangat dari Anggara.
"Kamu ngapain disini?" tanya Flora setelah memasuki mobil Anggara.
"Rapat OSIS" jawab Anggara mengusap lembut surai hitam lembut Flora.
"Kamu ikutkan ke acara malam ini?" tanya Flora sekali lagi. Hari ini ada acara perusahaan yang diselenggarakan sebagai bentuk hadiah atas kemenangan tender perusahaan ayah FLES yang bekerjasama dengan perusahaan ayah Anggara untuk para karyawan di perusahaan mereka.
Anggara tersenyum manis memperlihatkan lesung pipinya. Jarang-jarang Anggara memperlihatkan senyuman menawannya seperti sekarang.
Hanya kepada orang terdekatnya Anggara menunjukkan sisi hangat dan friendly - nya.
"Iya, pasti datang" jawab Anggara lembut. Setelah itu, Anggara menjalankan mobilnya menunju rumah Flora.
Flora memalingkan wajahnya menghadap jendela mobil. Tidak mungkin Flora menampilkan semburat merah yang ada pada pipi chubby-nya kepada Anggara.
Anggara fokus menyetir, menatap lurus ke arah jalanan. Mata elangnya melirik ke arah samping, tepatnya ke arah Flora.
Anggara tersenyum melihat Flora sudah tertidur. Anggara mengusap lembut surai hitam Flora dengan lembut.
Entah mengapa Anggara sangat suka mengelus surai hitam Flora. Anggara mendapat kenyamanan tersendiri saat mengelus surai hitam Flora.
Anggara menghentikan mobilnya tepat di depan gerbang rumah Flora. Anggara menoleh ke arah Flora. Flora masih tertidur dengan lelapnya.
Anggara bisa mendengar dengkuran halus dari mulut Flora. Hal itu menandakan Flora tertidur dengan lelap karena kelelahan.
Jika bertanya mengapa Anggara sudah di izinkan untuk membawa mobil, meski belum mempunyai izin mengemudi?. Jawabannya adalah ibunya, Diana- ibu Anggara, sangat posesif terhadap anak-anaknya. Termasuk Anggara.
Anggara adalah anak kedua dari empat bersaudara. Ia memiliki satu kakak laki-laki, dan dua adik perempuan.
Flora sudah sangat dekat dengan keluarga Anggara. Kakak laki-laki Anggara, Aditya Putra Williams, sudah duduk di bangku kelas XI SMA ANGKASA. Memiliki kekasih bernama Bella. Dua adik perempuannya bernama Syerin, duduk di bangku kelas VI sekolah dasar, sedangkan Airin duduk di bangku kelas IV sekolah dasar.
Selain karena faktor usia yang tidak terlalu jauh, Flora, Syerin, dan Airin juga memiliki kesukaan yang sama di berbagai bidang. Misalnya makanan, lagu favorit, dan hobi.
Tidak sekali dua kali Syerin dan Airin menyuruh Anggara untuk menjadikan Flora sebagai kekasih Anggara.
Orang tua mereka pun menyetujui hal itu. Anggara sering kali menolak, dengan alasan ingin fokus belajar terlebih dahulu.
Walaupun begitu, Anggara sebenarnya juga menyimpan rasa yang lebih untuk Flora. Satu hal lagi, bukan hanya Flora yang dekat dengan Syerin dan Airin. Prilly, Elsa, dan Safira juga dekat dengan mereka. Prilly memang sudah dekat dari kecil dengan Syerin.
Usia mereka yang sama menjadi alasan kuat dari persahabatan mereka.
🌺🌺🌺
Semoga suka yah.
Jangan lupa follow dan votenya yah 🙏🏻.
31 Desember
KAMU SEDANG MEMBACA
F L O R A [COMPLETE]
Teen FictionDingin. Sifat dari sosok yang telah berhasil mengisi hati Flora sejak usianya menginjak usia 8 tahun. Sebut saja cinta monyet. Cinta yang pada akhirnya terus berkembang. Tanpa disadari, Flora sudah jatuh terlalu dalam. Pesona seorang Anggara tidak b...