"Jauh dari orang yang kita sayangi adalah mimpi buruk setiap orang. Begitu juga aku"
{Flora Callista Wijaya}
SAAT ini, Flora masih berada di ruang operasi. Bahkan, kedua orang tuanya sudah tiba sejak tadi.
Sedari tadi pula, Arlon menenangkan istrinya Riana. Menguatkannya agar berhenti menangis.
Riana bahkan sempat menyalahkan Arlon karena tidak memperhatikan gerak-gerik musuhnya yang sedang berkeliaran di luar sana.
Saling bekerjasama untuk menghancurkan perusahaan yang dibangun Arlon dari nol.
Sedangkan, Livia sudah berhasil ditangkap setelah tim tambahan yang dipanggil oleh seorang polisi mengepung wanita itu.
"Hiks...kamu harusnya perhatiin musuh kamu Dad, Flora juga kenapa nggak cerita hal ini ke Mommy sih?...hiks," wanita itu hanya terus menangis.
Menyalahkan dirinya masih kurang perhatian pada putri sulungnya.
Lain halnya dengan kedua orang tua Flora. Anggara masih terus berdiri di depan jendela penghubung antara ruang operasi dan ruang tunggu.
"Maafin gue Ora. Harusnya gue bisa nahan ego gue. Lo nggak bakalan kayak gini kalau bukan karena ego gue yang terlalu tinggi," Anggara mendongak.
Berusaha untuk tidak menjatuhkan air matanya. Faisal berdiri, berjalan ke arah Anggara.
"Sabar, lo taukan?, Flora nggak suka liat Anggara yang nangis kayak gini. Apalagi kalau sampai dia tau, alasan lo nangis itu karena dia." Faisal menepuk dua kali bahu Anggara.
Laki-laki itu kembali duduk. Memeluk tubuh mungil milik sahabat Flora. Elsa.
Gadis yang selalu menunjukkan ekspresi senangnya, kini hanya diam. Menatap lurus ke depan, dengan pandangan kosong.
Sedangkan, Safira sendiri kini hanya bisa menangis dalam diam.
"Harusnya gue bisa lebih tegas buat bujuk Flora pulang. Gue yang salah, harusnya gue selalu ada disamping Flora tadi...hiks," isakan Safira tentu tak lepas dari penglihatan Candra.
Candra hanya bisa memberi kehangatan lewat pelukan, agar Safira bisa lebih tenang. Ia mengerti, gadis itu membutuhkan waktu untuk mengeluarkan semua unek-uneknya.
3 Jam berlalu...
Sudah lebih dari 3 jam mereka menunggu. Belum ada kepastian tentang kondisi Flora sekarang. Apa gadis itu akan selamat atau tidak?!.
KAMU SEDANG MEMBACA
F L O R A [COMPLETE]
أدب المراهقينDingin. Sifat dari sosok yang telah berhasil mengisi hati Flora sejak usianya menginjak usia 8 tahun. Sebut saja cinta monyet. Cinta yang pada akhirnya terus berkembang. Tanpa disadari, Flora sudah jatuh terlalu dalam. Pesona seorang Anggara tidak b...