PANGGILAN dari pihak sekolah membuat Rendi terkejut.
Di dalam ruang kepala sekolah, Rendi sangat terkejut mendengar penjelasan sang kepala sekolah.
"Sebentar Pak. Saya nggak bisa begitu saja percaya jika tidak ada bukti. Bisa saja anak-anak yang menuduh Natasya lah yang merencanakan ini semua." bantah Rendi.
Kepala sekolah itu menggeleng pelan. Tidak habis pikir, jika selama ini Rendi ternyata tidak tau kelakuan Natasya di sekolah.
Kepala sekolah menyodorkan laptop ke depan Rendi. Sebuah rekaman CCTV terputar, memperlihatkan kejadian saat Natasya menjambak rambut Flora kemarin.
Mata Rendi melotot kaget. Ia tidak menyangka putrinya akan se kasar itu. Selama ini Natasya terlihat baik-baik saja, tidak sakit lagi.
"Hm, maaf sebelumnya Pak. Apakah selama ini Natasya menderita penyakit psikologis atau semacamnya. Sudah banyak siswi lain yang ia bully selama ini. Pihak sekolah tidak pernah menghubungi karena Natasya hanya di berikan hukuman." jelas sang kepala sekolah.
"Apa ada hukuman lain yang pernah di berikan untuk Natasya?." tanya Rendi.
Kepala sekolah mengangguk lalu menjawab. "Iya Pak. Natasya pernah kami beri hukuman berupa skorsing selama 3 hari, bersama dengan dua temannya yang ikut menyerang Flora." jawabnya.
Rendi kembali melotot. "Kalau boleh tau apa yang Natasya lakukan sampai harus di skorsing selama 3 hari?." tanya Rendi.
Kepala sekolah menyerjit heran. "Apakah Natasya tidak memberitahu Bapak mengenai hukuman skorsing nya?." tanya kepala sekolah heran. Rendi mengangguk pelan menjawab pertanyaan sang kepala sekolah. Memang benar adanya.
Natasya sama sekali tidak memberitahunya jika ia mendapat hukuman skorsing selama 3 hari.
"Natasya dan kedua temannya sudah merencanakan penyerangan pada salah siswi kami yang bernama Flora. Mereka bertiga sengaja untuk mendorong Flora ke kolam renang. Membuat Flora tenggelam dan pingsan. Kebetulan hari itu kelas 10 IPA 2, kelas Flora sedang ada jam mata pelajaran olahraga." kepala sekolah menunjukkan rekaman CCTV saat Natasya bersama Luna dan April berencana mencelakai Flora.
Rendi benar-benar tidak menyangka. Bahkan setelah mendengar penjelasan sang kepala sekolah.
***
Rendi keluar dari ruang kepala sekolah sambil memijat keningnya pelan. Kepalanya terasa ingin pecah saat mengetahui putrinya masih belum sembuh.
Ada rasa sakit yang amat dalam di hati Rendi. Selama ini Natasya membohongi dirinya. Ayahnya sendiri.
Rendi berjalan cepat menuju parkiran. Ia tidak ingin jika Natasya melihatnya berada di pekarangan sekolah. Sudah ia putuskan agar Natasya kembali di masukkan ke dalam rumah sakit jiwa.
KAMU SEDANG MEMBACA
F L O R A [COMPLETE]
Roman pour AdolescentsDingin. Sifat dari sosok yang telah berhasil mengisi hati Flora sejak usianya menginjak usia 8 tahun. Sebut saja cinta monyet. Cinta yang pada akhirnya terus berkembang. Tanpa disadari, Flora sudah jatuh terlalu dalam. Pesona seorang Anggara tidak b...