KAKI jenjang Flora menuruni mobil Anggara. Di susul oleh laki-laki itu. Semua atensi siswa-siswi yang masih berada di area parkiran terpusat pada mereka.
Anggara mendekat pada Flora. Hal itu tak lepas dari perhatian siswa-siswi. Banyak siswa-siswi yang menduga mereka hubungan lebih dari seorang ketua OSIS dan salah satu ketua kelas.
"Inget jangan sampai ada yang tau tentang pertunangan kita," peringat Anggara. Flora menautkan alisnya tidak suka.
"Gue juga tau!. Lagian ini semua juga ide gue kan?. Flora memandang remeh Anggara.
"Terserah." Lalu laki-laki itu berlalu begitu saja. Netra coklat Flora melihat Natasya yang datang menghampiri Anggara dan bergelayut manja di lengan kokoh tunangannya ini.
"Gue janji bakal pergi sejauh-jauhnya kalau memang hati lo itu memang terbukti berlabuh di hati Natasya." Lirih Flora.
Gadis itu lalu memutar haluan, mengambil jalan bagian kiri untuk ke kelasnya.
Elsa dan Safira yang sedari tadi melihat itu hanya bisa diam sekarang. Baru tadi malam rasanya mereka menghadiri acara pertunangan Anggara dan Flora.
Kini, mereka yakin hati sahabat mereka itu sudah menggores luka baru lagi. Safira segera menarik tangan Elsa menyusul Flora ke dalam kelas.
•Flora•
Jam istirahat sudah berbunyi lima menit yang lalu. Kini Flora, Elsa, dan Safira tengah berada di kantin.
Makanan yang mereka pesan sudah tersaji di depan mereka masing-masing.
Flora mengaduk-aduk makanannya. Tidak nafsu. Bayangan kejadian tadi pagi masih terputar di benaknya.
"Ra, makan!. Lo sendiri yang milih bertahan, gue tau, ada dorongan kuat yang gue dan Elsa kasih buat lo tetap bertahan. Tapi, lo bertahan untuk membuktikan perasaan Anggara, bukan untuk menambah luka di hati lo!." Tutur Safira yang melihat Flora tidak bersela makan.
"Gue nggak bisa, Fir," lirih Flora. Safira memutar bola matanya malas.
"Dengan lo kayak gini udah bisa buat Natasya seneng liat lo menderita. Itu semua karena Anggara saat ini memilih jatuh ke pelukan Natasya. Nggak ada yang tau takdir yang bakal ngukir kisah hidup seseorang, Ra. Gue pengen liat lo bertahan dengan senyum dan tawa yang tetap menghiasi perjuangan lo itu, walau itu adalah senyuman dan tawa palsu sekalipun." Safira menggenggam erat tangan Flora, seolah menyalurkan semangat.
Elsa ikut memegang tangan Flora. Menyalurkan energi positif.
"Gue tau, Ra. Orang-orang mungkin akan berpikiran gue itu terlalu kekanak-kanakan, tapi di balik sikap gue itu, gue pengen nyalurin kebahagiaan. Termasuk buat kedua sahabat gue. Gue beruntung Ra, takdir mempertemukan kita, yang akhirnya berkembang menjadi hubungan persahabatan. Jaman sekarang susah buat dapet sahabat sejati kayak kalian." Tanpa sadar gadis bergigi kelinci itu menitikkan air mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
F L O R A [COMPLETE]
Teen FictionDingin. Sifat dari sosok yang telah berhasil mengisi hati Flora sejak usianya menginjak usia 8 tahun. Sebut saja cinta monyet. Cinta yang pada akhirnya terus berkembang. Tanpa disadari, Flora sudah jatuh terlalu dalam. Pesona seorang Anggara tidak b...