You Never Know - BLACKPINK
Lagunya patah hati banget nih, dengerin yah.
Di jamin baca chapter ini makin seru.SEDARI tadi Flora hanya berdiam diri di dalam kamarnya. Otaknya terus berputar mencari cara agar bisa membatalkan pertunangan ini.
Tekadnya sudah benar-benar bulat. Jika Anggara memang ingin terbebas darinya, maka Flora akan mewujudkan keinginan Anggara tersebut.
"Gue harus apa? Apa gue ngomong malam ini aja? Kebetulankan hari ini jadwal makan malam bareng," lirih Flora kembali duduk di atas kasurnya.
Kepalanya menoleh ke arah meja belajar miliknya. Terdapat bingkai foto berisi foto dirinya dan Anggara kecil.
Flora tersenyum kecut memandang foto tersebut. Waktu berputar begitu cepat. Baru kemarin rasanya jantungnya berdetak dua kali lebih cepat saat melihat Anggara untuk pertama kalinya. Kini, mereka malah menjalin hubungan lewat pertunangan ini.
Takdir begitu konyol dan menyakitkan di saat yang bersamaan.
Tak terasa, air mata kembali menetes membasahi pipinya. Rasa sesak mulai menjalar di lerung hatinya.
Hatinya benar-benar hancur membayangkan takdir yang di tulis untuknya. Jika ingin memilih, Flora tidak akan pernah mau jatuh cinta pada Anggara.
Namun, hatinya menolak. Jantung terus berdetak dua kali lebih cepat saat ia sedang bersama Anggara. Memandang wajah tampan Anggara dari jauh saja sudah berhasil membuat jantungnya berdisko di dalam sana.
Flora berjalan ke arah meja belajar miliknya. Gadis itu membungkuk, membuka laci paling bawah. Tangannya mengambil sebuah album foto.
Ia kemudian kembali duduk di kasur miliknya. Tangannya mulai membuka satu persatu lembaran foto album tersebut.
Senyum kesedihan tidak pernah luntur dari wajah cantiknya. Ingin rasanya Flora kembali ke masa lalu. Atau setidaknya mengirimkan surat pada dirinya di masa lalu agar tidak pernah jatuh cinta pada sosok Anggara.
Andai saja bisa. Flora akan melakukan hal tersebut. Namun, nasib sudah menjadi bubur.
***
Anggara berjalan masuk ke dalam kamar Flora. Saat membuka pintu kamar gadis itu, hal pertama yang Anggara lihat adalah Flora yang sedang tertidur pulas di kasurnya.
Anggara berjalan ke arah kasur Flora. Ia duduk di tepi kasur. Netra tajamnya memperhatikan dengan seksama wajah cantik Flora.
Tangannya mengusap lembut pipi Flora. Bukannya terusik, Flora justru mencari posisi nyaman merasakan sentuhan lembut Anggara pada pipinya.
Laki-laki itu tersenyum manis, sesekali terkekeh geli melihat tingkah Flora yang sedang tertidur pulas.
Anggara mendekatkan wajahnya pada telinga Flora. Ia berbisik.
KAMU SEDANG MEMBACA
F L O R A [COMPLETE]
Ficção AdolescenteDingin. Sifat dari sosok yang telah berhasil mengisi hati Flora sejak usianya menginjak usia 8 tahun. Sebut saja cinta monyet. Cinta yang pada akhirnya terus berkembang. Tanpa disadari, Flora sudah jatuh terlalu dalam. Pesona seorang Anggara tidak b...