NATASYA meraih sebuah pisau yang terletak di atas meja belajarnya. Gadis itu menatap intens pisau tersebut.
Tanpa aba-aba, Natasya melempar pisau tersebut ke arah foto Flora yang ia tempelkan di atas gabus. Lalu menempelkannya di dinding.
"Flora, mungkin gue terlalu santai ngadepin lo selama ini. Tapi, liat aja, mulai sekarang gue bakal kasi liat ke lo Natasya yang sesungguhnya. Tunggu aja," gumam Natasya menatap tajam foto Flora yang tepat di tengahnya sudah menancap pisau yang Natasya lemparkan tadi.
Tok
Tok
Tok
Ketukan pintu membuat Natasya terperanjat kaget. Dengan gerakan cepat Natasya menyembunyikan foto Flora yang masih tertancap pisau di tengahnya.
Gadis itu membuka lemari pakaian miliknya tanpa suara. Lalu dengan cepat memasukkan foto Flora ke dalam lemari.
Ceklek...
"Papa? Papa ngapain ke kamar Natasya?." Tanya Natasya tenang. Gadis itu mengumbar senyum kepada sang Papa.
"Nggak apa-apa, Papa cuman pengen manggil kamu buat makan malam," jawab Rendi--Papa Natasya.
Natasya tersenyum sambil mengangguk. Gadis itu mengapit lengan sang Papa lalu turun ke meja makan bersama.
Rendi tersenyum senang menatap wajah putri semata wayangnya. Putrinya sudah benar-benar sembuh sekarang.
***
"Kira-kira Flora bagusnya gue apain ya?." Tanya Natasya pada dirinya sendiri.
Gadis itu tengah duduk di bangku yang tersedia di balkon kamar miliknya.
"Kalau dia bisa buat gue di jelek-jelekin satu sekolah, kenapa gue nggak?," Senyum licik terpatri di wajah Natasya.
"Besok bakalan jadi hari yang menyenangkan buat gue, dan bakalan jadi hari yang buruk buat lo Flora." Gumam Natasya.
Gadis itu kembali melanjutkan aktivitasnya. Ia mencoret-coret foto Flora menggunakan spidol berwarna merah.
"Lo bakal tau sejahat apa gue!," Natasya merobek foto Flora hingga hancur berkeping-keping.
"Lo bakal hancur berkeping-keping kayak foto lo ini Flora!. Tunggu aja pembalasan gue," Natasya lalu masuk ke dalam kamarnya. Kembali belajar agar sang Papa tidak curiga padanya.
Ia harus terus meyakinkan Rendi bahwa dirinya sudah benar-benar sembuh dan tidak gila lagi. Walau kenyataannya kegilaannya makin parah di banding dulu.
***
Flora tersentak kaget saat tangannya di tarik paksa oleh Natasya. Gadis itu terus memberontak ingin melepaskan diri. Bahkan teriakan Flora sia-sia.
KAMU SEDANG MEMBACA
F L O R A [COMPLETE]
Teen FictionDingin. Sifat dari sosok yang telah berhasil mengisi hati Flora sejak usianya menginjak usia 8 tahun. Sebut saja cinta monyet. Cinta yang pada akhirnya terus berkembang. Tanpa disadari, Flora sudah jatuh terlalu dalam. Pesona seorang Anggara tidak b...