SAFIRA menceritakan segala kejadian yang dia alami Flora kemarin. Mulai dari, Luna yang mendorongnya, sampai Anggara yang ikut masuk ke dalam kolam untuk menyelamatkannya.
Ya, setelah mengecek CCTV tersembunyi. Natasya, Luna, dan April terbukti bersalah. Mereka bertiga merencanakan semua hal itu.
Ketiga gadis itu tentu mendapatkan hukuman dari pihak sekolah.
Flora menghembuskan nafas panjang setelah mendengar cerita dari Safira.
"Kenapa, Ra?." Tanya Elsa yang tidak peka.
"Nggak, El. Gue cuman mikir aja, kenapa Anggara selalu datang buat nolong dan ngelindungin gue. Padahal dia sendiri sukanya Natasya. Gue jadi susah buat move on nya. Gue udah berusaha kerasa buat nggak jadi bagian dari hidupnya. Terus sekarang dia malah narik gue. Tarik-ulur aja terus!." Kesal Flora.
"Udahlah, Ra. Lupain dia. Kita bakal bantu lo buat bangkit. Nggak seharusnya lo berlarut-larut dalam kesedihan cuman karena cowok kayak Anggara," Safira tersenyum manis ke arah Flora.
"Makasih kalian berdua, gue sayang banget. Banget malah sama kalian." Flora memeluk kedua sahabatnya.
"Ututu Ora cengeng ihh," ejek Elsa bercanda. Ketiganya lantas tertawa.
***
Anggara masih berdiri di depan kamar Flora. Riana memang tidak melarang Anggara dan Flora untuk tetap berhubungan.
Laki-laki itu masih ragu untuk mengetuk pintu bercat putih di depannya itu.
Ia menghela nafas sebentar. Tangannya sudah terangkat untuk mengetuk pintu kamar Flora.
Ceklek...
Tangan Anggara berhenti di udara. Sosok Flora, Elsa, dan Safira yang berdiri di depan pintu membuatnya diam tak berkutik.
Tatapannya jatuh pada Flora. Matanya menatap dalam manik coklat milik Flora. Ada rasa bersalah yang amat besar yang ia rasakan.
"Mau ngapain lo kesini? Masih berani juga ya lo, nyali lo kegedean!," Ketus Safira melempar tatapan tajam pada Anggara.
"Gue nggak ada urusan sama lo." Balas Anggara dengan nada dingin andalannya.
"Urusan Flora urusan kita juga," balas Elsa tak mau kalah.
"Kalian berdua mau pulang kan? Udah mending sana pulang. Bikin repot aja." Ujar Anggara sinis.
"Berani ya lo--" ucapan Safira terpotong oleh ucapan Flora.
"Udah, Fir. Biarin Anggara ngomong sama gue ya?," Pinta Flora lembut.
"Ngapain harus izin sama Safira sih?!." Tanya Anggara jengkel.
Safira melotot tajam ke arah Anggara. Flora memberi kode pada Anggara agar ia tetap diam. Anggara hanya mengangguk. Menurut pada Flora.
"Udah ya? Gue mau ngomong dulu sama Anggara," pinta Flora lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
F L O R A [COMPLETE]
Teen FictionDingin. Sifat dari sosok yang telah berhasil mengisi hati Flora sejak usianya menginjak usia 8 tahun. Sebut saja cinta monyet. Cinta yang pada akhirnya terus berkembang. Tanpa disadari, Flora sudah jatuh terlalu dalam. Pesona seorang Anggara tidak b...